Bergelimang Dengan Cemoohan, Kini Sahmen Menjelma Sedikit dihargai

Bergelimang Dengan Cemoohan, Kini Sahmen Menjelma Sedikit dihargai
PROFIL & SOSOKTULANG BAWANG BARAT

Tulang Bawang Barat, (LV)
Bergelimang dengan cemoohan, kini menjelma sedikit dihargai, perjalan kehidupan tidak selalu sesuai dengan harapan, benturan sosial di tengah hamparan lingkungan sekitar, sering membuat seseorang cenderung putus asa, namun hal tersebut justru menjadi peluang pemacu semangat pria berpostur tubuh ramping, putra asli Tiyuh Panaragan, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Kabupaten Tulang Bawang Barat.

Pria berpostur tubuh ramping ini, tidak lain adalah putra asli daerah Kabupaten Tulang Bawang Barat, salah satu Kabupaten yang menjadi bagian dari Provinsi Lampung, berjuluk Bumi Ragem Sai Mangi Wawai. Beranjak dari pekerja serabutan, kini seakan menjelma bag desus angin menerpa ombak, walau lembut tanpa landasan, bisa mekikis hamparan batu di pantai, semangat belajar dan selalu berjuang menjadi motivasinya mengarungi keberhasilan yang dia cita-citakan.

Sosok pria berpenampilan sederhana serta murah senyum, yang akrab disapa kerabat maupun teman dekatnya “Uya Emen” merupakan Anak pertama dari tiga bersaudara, buahati pasangan Syamsudin dan Sukarmi, kelahiran 14 Agustus 1987, mengenyam pendidikan SD pada tahun 1997, SMP tahun 2000, Sahmen mengaku bangga kepada kedua orang tuanya, meski dia tidak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena keterbatasan ekonomi keluarga.

Baca Juga:  Jonson : Kesenian Tradisional Perlu Di Lestarikan

“Saya bersyukur kepada Tuhan yang maha Esa, atas segala perjuangan Kedua Orang tua, yang telah berjuang dengan segala ketulusan demi mencukupi kebutuhan Anak-anaknya, semoga segala amal Ibu yang telah Almarhum dapat diterima dan diampuni atas segala dosanya, semasa beliau masih hidup,” ungkap Sahmen pada tim lampung visual.com., Kamis (07/07/2022).

Kilas kisah pejalan Sahmen sejak ditinggal Ibu, selalu berpindah pindah tempat tinggal mengikuti sang ayah dari Kota Bumi, pindah ke Bumi Agung, Kabupaten Lampung Utara, hingga saat tinggal di Simpang Gunung Katun, Kecamatan Tulang Bawang Udik tepatnya Depan Kantor PU, Kabupaten Tulang Bawang Barat.

“Bertahun tahun saya harus bekerja serabutan, mengambil upahan merumput Kebun, menderes Karet, pemecah Batu, jual daun Singkong, tidak ada harga di mata keluarga dan tetangga, sekilas seperti sampah jalanan, hanya jadi cemoohan orang, bahkan mau berangkat kerja mencari rezeki, yang jarak tempuhnya puluhan kilo saya tempuh dengan jalan kaki,”tutur Sahmen.

Meski ribuan rintangan dan cobaan, Uya Emen tidak pernah putus asa dia mensyukuri nikmat Allah SWT, walaupun belum mapan tetapi sekarang sedikit dihargai keluarga, teman, dan tetangga. Perjuangan keras Sahmen tidak hanya sebatas pekerjaan serabutan saja, ia mencoba berbalik, sirkulasi dari peras tenaga sekarang uji karya intelektual.

Baca Juga:  Kak Sanur Nakhodai LPAI Tubaba

“Alhamdulillah sejak tahun 2021 bulan satu, saya mencoba berpindah profesi yang dulunya buruh serabutan sekarang saya, mengasah kecermatan di dunia informasi, dengan kata lain penyampai aspirasi, melalui karya tulis atau yang lazim disebut Jurnalis Atau Wartawan walau hanya sekedar Skup Kabupaten,” papar Uya Emen.

Awal perjalanan menggeluti dunia Pers Sahmen mengira tidak sesulit yang dibayangkan, tetapi setelah menjalankan profesinya ternyata tidak semudah kita membalikan telapak tangan, menyusun kalimantan artikel yang akan disajikan ke ruang publik harus ekstra Hati- hati.

“Awalnya saya kira jadi wartawan itu hanya cukup dengan karya tulis, ternyata banyak sekali yang harus kita pahami, selain menulis kita juga harus mengerti dengan batasan yang sudah menjadi ketentuan Undang-undang Pers dan acuan kode etik serta etika. Terus terang saya kaget dan nyaris sok ketika mengikuti Uji Kompetensi Wartawan, (UKW) yang diselenggarakan KWRI di Balai Wisma Asri Tirta Makmur, Kecamatan Tulang Bawang Tengah, Hari Senin 4 Juli 2022.” kata Sahmen.

Beragam pertanyaan dari sebelas materi yang disampai penguji UKW dari PT. Aksara Solopos Institute yang bekerja sama dengan KWRI, Kabupaten Tulang Bawang Barat, (Tubaba) Membuat Sahmen bercucuran keringat dingin bahkan sampai tujuh kali izin ke kamar kecil.

Baca Juga:  Bupati Tubaba Membuka Musrenbang RPJMD Tahun 2017-2022

“Cemas rasa badan panas dingin, kepala rasa mau pecah selama dua hari mengikuti UKW kalau bisa dikata hanya tuhan yang tahu, perasaan berkecamuk saat mengisi materi yang diberikan oleh penguji, ternyata tidak mudah untuk menyandang predikat wartawan kompeten,”terang Sahmen.

Sahmen mengucapkan terima kasih kepada segenap penguji UKW dari PT. Aksara Solopos Institute yang bekerja sama dengan KWRI, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dia juga mengucapkan permohonan maaf atas segala kekurangan, “Semoga segala bimbingan para penguji menjadi pelengkap kekurangan saya dan kawan-kawan peserta UKW ”. Ucap Sahmen.
Penulis: Wakyeng.

Youtube:Lampungvisual.com

 956 kali dilihat