Buka Cabang, Hobi Baru Penuh Cuan, Bos RM Minang Indah & Embun Pagi Raya (2)

Buka Cabang, Hobi Baru Penuh Cuan, Bos RM Minang Indah & Embun Pagi Raya (2)
Ki-ka: Bos RM Minang Indah Grup dan RM Embun Pagi Raya Bandarlampung yang juga Kabid Pengembangan Usaha Perkumpulan PBL Lampung dan Wakil Bendahara DPP Apindo Lampung, Junaedi, beserta istri, Asih Liawati, dan founder/CEO Toko Keripik Shinta Bandarlampung, saat pembukaan cabang ke-15 RM Minang Indah, Jl Urip Sumoharjo Way Halim Bandarlampung, 29 Agustus 2022. | dok. RM MI/Muzzamil
PROFIL & SOSOK

BANDARLAMPUNG-
Pembaca budiman, kita sambung di sini. Sebelum lanjut, redaksi ingat pepatah bijak para tetua lampau, soal dua hal yang tak perlu diperdebatkan, satu soal keyakinan agama, satu soal selera.

Bicara selera, dalam hal ini selera makanan, artikel ini sama sekali bukan pesan sponsor, pun karenanya tak bermaksud menggiring imaji pembaca untuk sekadar jelajahi ragam menu RM Minang Indah Grup, dan juga RM Embun Pagi Raya Bandarlampung ini, yang tentunya bisa dicoba sendiri.

Sekali lagi, ini soal selera. Ujar leluhur kita, habis waktu memperdebatkannya. Kini, era pesan antar kuliner daring, mempermudah membunuh rasa penasaran Anda.

Lanjut, bagaimana dengan mitra karyawan, manajerialisasi bisnis, tata kelola cabang? Sekadar ilustrasi, saat sesempatnya tanpa sadar dikulik pengakuannya tiap kali redaksi mampir memesan barang sebungkus nasi, sejumlah mitra karyawan dia beda cabang, rerata salut, tak sedikit pula tulus doakan. Menukil di antaranya, “orangnya pekerja keras,” sebut tersipu, satu karyawan.

Saat ini, dia membawahi sedikitnya 230-an mitra karyawan. Dari para manajer cabang, kasir, pramusaji, kepala koki, juru masak, sopir transporter hingga kurir antar, plus karyawan sentra pemotongan ayam, enam kru gudang bumbu dapur. Serta, penata kelola khusus logistik dan bahan baku.

Dasar pintar dan mau belajar, urusan stok barang pendukung produksi mulai dari aneka plastik sampai karet gelang, telah pula dia kelola sendiri. “Secara kebutuhan, kertas minyak, plastik, dan lain-lain sudah 100 persen kami kelola sendiri,” terang dia, pada 6 Juli 2021. Ngirit banyak, aku dia.

Saat landa pandemi hingga saat pandemi landai, sadar pandemi, setiap kesempatan kunjungan kontrol keliling, dia juga selalu menyelipkan pesan agar seluruh sumber daya, senantiasa ketat pedomani protokol kesehatan cegah kendali COVID-19.

Rutin memonitor langsung, melalui manajer cabang, dia meniscayakan kepercayaan jadi basis utama kinerja membangun chemistry kebersamaan, berujung spirit kekeluargaan. Ditambah, upayanya merawat kekompakan seluruh lini menjalankan proses manajemen, yang jadi modal sosial sukses bersama.

Bekerja baik, kombinasi khusyuk pinta doa malam dan kombinasi otak kiri otak kanan, dia modifikasi sedemikian rupa sebagai pembimbing upaya seriusnya berekspansi bisnis, memperbanyak relasi bisnis, dan membiakkan keuntungan bisnis.

Sederhana gak pake ribet, terukur, dan “everybody happy”. Semua senang. Jadilah, beberapa cabang tengah hingga terakhir RM-nya, merupakan pemodelan akuisisi bisnis usai pemilik awal atau pemilik lama angkat ‘bendera putih’ tanda menyerah.

Meski secara mandatori, usai dipercaya beberapa koleganya untuk mengakuisisi usaha sejenis mereka yang terus merugi, nyaris kolaps, hingga nyaris gulung tikar, ditambah digelayuti hantu pandemi, dan ada pula jauh sebelum pandemi melanda telah bersepakat berkongsi dengannya meski kemudian urung –juga ulah pandemi.

Dia cuma ajukan satu syarat, yakni urusan manajemen RM pascaakuisisi seutuhnya berada dibawah kendalinya. Data kurun Desember 2019-Agustus 2022, buah tangan dingin dia, omzet total cabang RM eksisting termasuk cabang hasil akuisisi –selip satu cabang, terbilang sehat moncer.

Tak pelit ilmu, kala diminta bocoran “resep” suksesnya meracik akuisisi RM nyaris kolaps tadi, dia pun menyorong kata adil. Sebisa mungkin, dia berlaku adil, dalam terapan pola bisnis bagi hasil berbasis syariah ampuannya yang lebih condong merupakan pemodelan akuisisi bisnis kondisional.

Simpulan, dia jadi juru selamat lewat skema penyelamatan matang sehatpulihkan lagi sirkulasi usaha akuisisi, yang seakar rotan skema bisnis anutan di cabang terdahulu yang memang 100 persen aset miliknya.

Alhasil, dengan bagi hasil berbasis syariah, manajemen bisnis pascaakuisisi mutlak jadi hak utuh dia, no ribet, jenama Minang Indah paten jadi perekat. “Ya, diakuisisi ya, ambil alih sistem pola bagi hasil syariah. Bagi hasil A’,” dia membenarkan, Mei 2020.

Sederhananya ujar dia, hasil laba bersih per bulan, adil dibagi terdiri dari 50 persen hak karyawan atau mitra kerja, lalu sisanya –tidak ikut ditulis, menjaga etika bisnis– ada persentase royalti Minang Indah, pemilik Minang Indah, dan mitra usaha empunya tempat atau gedung.

“Manajemen mutlak dipegang Minang Indah,” lugas dia saat itu, melugaskan pula yang jadi hak karyawan, harga mati, tak ada ganggu gugat sama sekali.

“Kalo karyawan mah, yang usaha bermitra, ataupun yang mutlak punya aku, ya tetap, 50 persen hak karyawan,” ucap mantap dia.

Menemukenali satu hal prinsip dagangnya ini, apalagi from zero to hero, tepat kiranya jika kemudian dia menjadi human sample studi tiru praktik baik dan kisah sukses bagi para calon dan pebisnis pemula, demi sekadar melumasinya jadi sebuah inspirasi.

Sukses berakit ke hulu berenang ke tepian ala dia, miskin pretensi, alih-alih glorifikasi. Konsisten lakoni isi kepala yang diyakininya demi ‘naik kelas’ jadi potret kematangan perjuangan panjang menahun.

“Jadi dengan adanya Minang Indah di Bandarlampung, bukan karena saya sekolah lama di gedung yang tinggi. Ya, karena mateng di jalan, mateng kerja sama orang,” ungkap dia, tanpa sesal tak bisa sekolah tinggi, tanpa bermaksud banggakan diri.

Baca Juga:  Senior dan Yunior Dukung Jadi Ketua Peradi Bey Sujarwo Memohon Doa

Redaksi sengaja tak meminta pesan. Bagi mereka di luar sana, calon maupun pebisnis pemula, atau yang tengah galau berat, ragu mengeksekusi terobosan bisnis atau ide kreatif gegara dua tahun digamit pagebluk, deret pertimbangan menumpuk bla bla bla, pembaruan kisah ini –viral tahun pertama pandemi 2020 lalu, obyektif menuliskannya pun tetap saja bergetar, sudah jadi pesan itu sendiri.

Sejumlah pesohor, misal Ketua Umum DPP Pejuang Bravo Lima (PBL) –kini bernama Perkumpulan PBL, Jenderal Purn Fachrul Razi, saat masih menjabat Menteri Agama, ikut mengaku salut atas kiprah juangnya.

Apalagi, suksesnya terdulang alami meski dikuntit hantu pandemi, hingga bikin ikut angkat topi. Tak sedikit pula yang menaruh harapan, agar usai suksesnya tergapai, selain terus bermetamorfosis menjadi sosio-culinarypreneur, dia tetap menjadi dirinya yang teguh muasal, sederhana, dan bersahaja. Juga, supel dan humoris (ternyata), bakat motorik dia lainnya.

Bahagia itu sederhana, ungkapan ini pun pernah diamininya. Menjalani hidup dan kehidupan, berjuang keras menggapai cita, penuh welas syukur penuh ikhlas. Tetap mengingat, sudah dari sononya, jodoh, maut, rezeki, ketentuan Allah semata.

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Penggalan kedua Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat 11 ini nyata terbukti antara lain dari kisah pahit getir dia.

Siapa kira, dua buah keputusan berani yang dia ambil, adu nasib di ibu kota saat remaja, 31 tahun lalu, dan nekad buka usaha sendiri kala dewasa, 13 tahun lalu, kelak berbuah manis naik kelas jadi pebisnis necis, hingga miliki belasan lebih cabang restoran Padang di Lampung?

Tak minder cuma tamatan SMP, dari modal niat dan keringat, hingga Asih Liawati sang istri, serta Lintang dan Fikri sang buah hati, juga lamat doa khusyuk ibunda –keluarga harta paling berharga, buah kisah hidup dan perjuangan hidupnya hingga bisa sesukses kini pun dia tak pelit guna sekadar berbagi. Jalan ceriteranya.

Meski kini, ayah tercinta, kakak sulung lelaki, kakak kedua perempuan, adik bungsunya lelaki, telah tiada. Tetapi, kesuksesan karir bisnis yang dia rintis mati-matian dari nol, atau dia jujur menyebutnya, “Iya merantau ke Lampung ya ga bawa apa-apa,” buat dia kian kuat dinamis merawat ketangguhan.

Apa pasal? Disadari, di pundak dia, terdiam beban periuk nasi banyak orang.

Penyuka ayam bakar rendang yang masih suka kangen Mendoan, kudapan khas asal kampung halaman yang juga kabupaten asal pencipta pelantun lagu viral “Dulu”, jebolan dari –juara ketiga musim ketiga X Factor Indonesia di RCTI kurun 2021–2022 kelahiran Sumampir Kecamatan Purwokerto Utara, ayahnya Iwan, montir, ibunya Tuti penjaja jajanan pasar, Danar Widianto; ini pun, terus ambil formasi hidup tertib. Ikut sauh.

Bukan lagi gelimang materi, dia kaya ikhtiar demi bahagiakan ibunya (70), yang tetap tinggal di Banyumas, bareng satu cucunyi. Ibunya tiga kakak beradik, setahun bisa tiga kali kunjungi anak cucunyi di Natar.

“Nyokap (ibu) di Wangon, tapi KTP sudah Lampung. Karena daftar haji kan di Lampung, ikut KK (kartu keluarga) saya. Jadi ibu mau, Inshaallah, haji bareng aku dari Lampung,” ujar dia, yang beberapa kali kesempatan ungkapkan niat berangkatkan ibunya berhaji, seperti dikonfirmasi terakhir Selasa 21 Juli 2020, kala petang.

Itu dia, sepinggan warta dia yang super ulet pula berjejaring sosial. Berusaha jadi warga yang sadar sosial, di desa dia tinggal, dia aktif bendahara Rukun Kematian ‘Sadar’ Desa Bumisari, Natar, Lampung Selatan.

Saat ini, selain diamanati jadi Ketua Bidang (Kabid) Pengembangan Usaha DPD Perkumpulan PBL Lampung 2020-2025, sebelumnya didapuk jadi Bendahara DPD Himpunan Pengusaha Mikro Kecil Indonesia (Hipmikimdo) Lampung 2019-2023 diketuai aktivis/pengusaha Maulana Rosyid Effendi.

Juga, dipercaya jadi Wakil Ketua Pajero Indonesia One (PiOne) Chapter ‘Krakatau’ Lampung, cabang organisasi komunitas pengguna, pecinta, dan pehobi otomotif kendaraan Mitsubishi Pajero berspirit sport-tourism, diketuai Sugirianto. Piwaners, sebutan khas anggota komunitasnya.

Selain itu, gabung bersama ratusan lainnya, oleh Ketua Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Lampung 2021-2026 Ary Meizari Alfian, dia lalu diberi amanat jadi wakil bendahara IV.

Jejak digitalnya aktif membersamai agenda donasi kemanusiaan, bakti sosial peduli dan berbagi taja DPD PBL Lampung pimpinan Ary Meizari Alfian, Yayasan Alfian Husin pimpinan Dr Andi Desfiandi Alfian, IIB Darmajaya pimpinan rektor Dr Firmansyah Yunialfi Alfian, dan (sebelum berubah RSU Januari 2021 sejak berdiri 29 Februari 2016) RSIA Belleza Kedaton pimpinan dr Lyza MR Alfian, serta lain-lain lembaga dan individu jejaring kurun 2020.

Baca Juga:  Lampung Go Internasional, Ada Batik Siger by Una & Sulam Jelujur by Ariez Official di New York Indonesia Fashion Week 2022!

Serta berikut DPP Apindo Lampung dan lembaga jejaring kurun 2021, hasil kontribusi gotong-royong termasuk yang menuliskan identitas diri, “hamba Allah”, berseliweran.

Dari baksos Solidaritas Melawan COVID-19 di Maret 2020, Ramadan Peduli Ramadan Berbagi 1441 H/2020 berupa pembagian paket nasi kotak siap santap dan menu penyegera-batalkan (takjil) puasa racikan juru masak Minang Indah, paket sembako bingkisan Ramadan-Idul Fitri, juga masker pelindung pernapasan, kepada duafa, yatim piatu panti asuhan, lansia, pengendara ojol, petugas SPBU, tukang becak, nakes, dan kelompok rentan terdampak parah imbas pandemi lainnya.

Berikut, distribusi paket alkes dan APD bagi tenaga medis garda terdepan penanganan pasien COVID-19 di Puskesmas, RS negeri/swasta, dari baju hazmat, masker medis nonmedis, kacamata Google, faceshield, penyanitasi tangan (hand sanitizer), hand gel, antiseptik, sarung tangan (handscoon), tabung oksigen, multivitamin, dan lainnya.

Serta peralatan cuci tangan (wastafel), selain menyasar instalasi medis didonasikan pula untuk ditempatkan di sejumlah instalasi publik seperti pasar dan terminal.

Pun dalam agenda gerak badan gerak iman senada, program Ramadan Peduli Ramadan Berbagi 1442 H, kurun 17 April-31 Mei 2021. Serta, taja baksos senada jejaring senada, respon tanggap darurat bencana non alam COVID-19, saat gelombang kedua pandemi memuncak kurun Juli 2021.

Dia aktif, sejenak tinggalkan rutinitas bisnis demi turut membersamai kemanapun paket donasi kemanusiaan hendak disalur. Entah paket nasi siap santap, masker medis, sembako, obat-obatan, multivitamin.

Serta, yang juga cukup viral terbukti dari berduyunnya warga lintas kabupaten kota di Lampung menyambangi kantor bersama PBL Lampung dan Apindo Lampung di Gedung Darmapala, Jl Pagar Alam 61 (Gang PU) Kedaton, Bandarlampung, ambil sendiri paket gratis pencegah virus penguat imun: daun batang Sungkai.

Tak jarang, dia juga sekaligus informan, merangkap petugas surveilans dadakan. Terkait, para sosok yang membutuhkan atau patut bin layak diberi bala bantuan.

Pernah satu hari dia dapat info dari tayangan media sosial YouTube Lampung TV, adanya satu keluarga duafa lansia di Natar, Lampung Selatan, yang butuh disentuh tangan kemanusiaan. Dia juga yang gesit sambangi, salurkan donasi, jejaring tadi, juga donasi pribadi. Dia.

Di kesempatan terpisah lainnya, dia jualah salah satu dermawan yang kontan tergerak sukacita berdonasi, galangan salah seorang jurnalis warga yang ditujukan khusus bagi sejumlah pekerja pers yang terkonfirmasi positif atau diduga terpapar –orang tanpa gejala (OTG) COVID-19 dan harus menjalani karantina alias isolasi mandiri (isoman).

Info pengingat ini, sekadar mengilustrasikan sekian dari banyak kiprahnya usai sukses berjejaring bisnis, terus aktif berjejaring sosial, dan merawat gerak iman dengan giat berjejaring kemanusiaan.

Bersyukurnya, kesemua yang dilakukan itu tanpa dia sadari, terpantau kerap diganjar ramainya pesanan konsumen, pelanggan, perseorangan atau korporasi. Tak heran, sekali lagi, seiring landai pandemi saat ini, rona mekar jelajah bisnisnya bak merekah bagai bunga mewangi.

Penyelia, ada yang bilang, bunga adalah anugerah bagi bumi. “Setiap bunga adalah jiwa yang mekar di alam,” bunyi kata mutiara Gerard De Nerval.

Dan, “Bunga adalah ekspresi cinta yang paling mudah sekaligus paling jelas ketika kata-kata tampak begitu canggung dan tidak lagi cukup,” demikian novelis dan jurnalis Kanada, Lynn Coady, benar berujar.

Bahasa bunga, memang bahasa universal yang indah, lembut, dan memesonakan. Ini pula yang oleh Shinta, founder/CEO industri kecil menengah (IKM) kuliner Toko Keripik Pisang Shinta, Jl Pagar Alam (Gang PU) Segalamider, Tanjungkarang Barat, juga pengampu riwayat merintis usaha dari nol sejak 2005 dengan jadi reseller keripik singkong kemasan seribu perak per bungkus saat ia masih kelas 3 SMA Negeri 7 Bandarlampung, motivasinyi bisa kuliah buktikan perempuan berhak sukses tak melulu identik dengan “sumur kasur dapur”, hingga usahanyi menjelma jadi ikon sentra kuliner khusus oleh-oleh Lampung saat ini.

Barangkali, bahasa bunga jua yang khusus Shinta tunjukkan saat momen peresmian pembukaan operasional cabang ke-16 RM Minang Indah, Jl Urip Sumoharjo, 300 meter sisi kiri arah Jl Soekarno-Hatta, Way Halim, Bandarlampung, Senin (29/8/2022) kemarin.

Shinta, juara 3 Kompetisi Nasional Wirausaha Muda 2008 taja Bank Mandiri, setahun sejak resmi jadi binaan aktif Dinas Perindustrian Bandarlampung 2007, peraih penghargaan One Village One Product (OVOP) Bintang 3 dan tahun ini diusulkan dinas untuk meraih OVOP Bintang 4 dari Kementerian Perindustrian –bukti kualitas, cirikhas produk Kota Tapis ini, datang bawa sebuket bunga.

Jebolan FEB Unila yang didaulat Walikota Bandarlampung Eva Dwiana menjadi Ketua Koperasi Produsen Keripik Pisang “Bangek” per 2021 lalu guna bantu pengembangan usaha keripik Kampung UKM Digital Sentra Keripik Bandarlampung, Gang PU itu melalui pelatihan, penyaluran bantuan peralatan, dan fasilitasi pengajuan kredit UMKM bunga 0% (salah satu program unggulan Pemkot Bandarlampung) bagi anggotanya tersebut, melukiskan sketsa bahagia ikut saksikan buah getir perjuangan hidup. Bos RM Minang Indah Grup dan Embun Pagi Raya.

Baca Juga:  #ingatpesanibu, Ketua BaraJP Lampung: Ibu, Pahlawan Bagi Gue

“Congratulation, grand opening RM Minang Indah,” ucapan selamat tertera di buket bunga bawaan Shinta yang juga Ketua Subbidang Database, Bidang UMKM-IKM DPP Apindo Lampung mewakili bahagia senada ratusan pelaku UMKM-IKM anggota yang tak sempat tak dapat turut hadir.

Buket bunga single stem itu, membersamai deret bunga papan ucapan lainnya. Berkirim antara lain Ketua DPP Apindo Lampung Ary Meizari Alfian yang absen sebab tengah ikuti Munassus AD/ART dan Rakerkonas Apindo 2022 di Jakarta 29-30 Agustus 2022, usai selaku Ketua DPD Perkumpulan PBL Lampung maraton pekan lalu, hadiri Peringatan HUT ke-3 dan Rapimnas I/2022 Perkumpulan PBL, 25-27 Agustus 2022.

Berkirim pula, sejawat pengurus Apindo. Sebut, Wakil Ketua I DPP Apindo Lampung Rahmat Mirzali Djausal yang juga Ketua Partai Gerindra Lampung dan anggota DPRD Lampung, Wakil Ketua V DPP Apindo Lampung Suyono Lee yang juga Dirut Infratekno Sarana Jaya.

Lalu, Sekretaris DPP Apindo Lampung yang juga Ketua Komisi V DPRD Lampung Yanuar Irawan, Bendahara DPP Apindo Lampung cum advokat Darussalam. Dan, anggota Dewan Pertimbangan DPP Apindo Lampung Susila Shane Bona Paska Sihombing, yang juga GM Telkom Witel Lampung.

Pun, dari Wakil Sekretaris II DPP Apindo Lampung, Doddy Anugerah Putra, yang juga pehobi moge Ketua HDCI Bandarlampung.
Serta, Kabid Infrastruktur dan Konstruksi DPP Apindo Lampung Iqbal Ardiansyah, yang juga Ketua KNPI Lampung.

Lalu dari Kabid Perdagangan DPP Apindo Lampung Andri Meirdyan Syarif, founder/CEO Pisang Lumer Rainbow 99 Jatimulyo, selain advokat juga Ketua DPD Asosiasi Profesi Satuan Pengamanan Indonesia (APSI) Lampung.

Ada dari Kabid Perbankan, Jasa Keuangan, dan Perpajakan DPP Apindo Lampung Putri Rosmala Dewi, yang juga Manajer Cabang Bank Mega Syariah Indonesia Lampung. Ada dari, Wakabid Media dan Publikasi DPP Apindo Lampung Samuel Rafik Tarigan, bos Tufive Jaya Bersama.

Lalu, dari Sekretaris Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Pemberdayaan Daerah DPP Apindo Lampung, I Gede Budi Artana, pengusaha rangka baja Ganesha. Dan, anggota bidang, Edya Sari Oktiyana, juga Piwaners, anggota bidang pengembangan usaha DPD Perkumpulan PBL Lampung.

Juga dari Sekretaris Bidang Kesehatan dan Sosial DPP Apindo Lampung Mery Destiaty, yang juga Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Lampung, dan anggota Bidang Litbang, Pendidikan dan Pengembangan SDM DPP Apindo Lampung Guno Laksono, yang juga Kabid Inspeksi Sucofindo Lampung.

Dan, dari anggota Bidang Properti, Pengembangan Kawasan dan Agraria DPP Apindo Lampung juga CEO Volta Coffee dan Wakil Sekretaris I DPD Perkumpulan PBL Lampung, notaris Endang Aprilia.

Lalu, Anggota Bidang Industri Manufaktur DPP Apindo Lampung Dr Yohanes Yohan, yang juga Manajer Operasional PT Keong Nusantara Abadi (Wong Coco). Adapula dari anggota Bidang Peternakan, Perikanan, dan Pemberdayaan Kelautan DPP Apindo Lampung Tampan Sujarwadi yang juga bos Zaky Beef Indonesia dan Bendahara Partai NasDem Lampung; lalu dari Yayasan Alfian Husin.

Serta dari Ketua Dewan Pimpinan Kota (DPK) Apindo Bandarlampung AR Suparno, anggota DPRD Lampung; Ketua Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Apindo Tulang Bawang, Tigor Silitonga; dan, Dandim 0410 Bandarlampung Kolonel TNI Faisol Izuddin Karimi.

Pamungkas, kecuali “tiga jaga” khusus RM Minang Indah, jaga kualitas masakan, jaga kebersihan RM, jaga kualitas pelayanan. Dan satu kejar, tak lain berasal dari petuah bijak bekas majikannya –guru pertama, saat pertama kerja di RM di Pluit Jakarta Utara.

“Petuah bos pertama kerja dulu di Jakarta. Kejar untuk sukses kita, sebelum usia memasuki angka 50 tahun,” dia diinterviu Mei 2020, kini masih sama, belum ada lagi kiat dan motivasi lain dulangan sukses dia.

Pas laper bikin ngiler dan kebetulan tersapa asisten digital aplikasi peta populer saat melintas di lokasi dekat ke-15 cabang RM Minang Indah, tiada salahnya selain cicipi sekian dari 20 varian menu nasi putih aneka lauk, berikut kerupuk (emping, kulit, udang), peyek udang, sambal balado, sambal jengkol, lalapan, jus dan minuman lain, menu gadang masakan Padang racikan juru masak terbaik dia, mana tahu pas bersua bisa berkesempatan menukil kata lain jurus suksesnya: berjibaku, bertahan dan turut jadi salah satu yang berjaya kala landa dan kini landai pandemi, ini.

Dari dia, bos RM Minang Indah Grup dan RM Embun Pagi Raya, si empunya hobi baru keren: buka cabang, penuh cuan, Junaedi. [red/Muzzamil]

 527 kali dilihat