Celoteh Sekjen PRIMA Dominggus, Kisahkan “Bung Ketum” Agus Jabo

Celoteh Sekjen PRIMA Dominggus, Kisahkan "Bung Ketum" Agus Jabo
Ki-ka: Sekjen DPP PRIMA Dominggus Oktavianus dan Ketum DPP PRIMA Agus Jabo Priyono, saat pendaftaran parpol calon peserta Pemilu 2024 di kantor KPU RI, Jl Imam Bonjol 29, Menteng Jakarta Pusat, pada 1 Agustus 2022 lalu. | dok PRIMA/Rizky Arifianto/Muzzamil
PROFIL & SOSOK

BANDARLAMPUNG, (LV)-
Saat seorang elit, pimpinan, pengurus, kader, anggota, dan simpatisan, memperkenalkan partai politik (parpol), pertanyaan yang sering muncul pertama adalah “siapa Ketua Umum-nya?”

Wah, benar juga ya gengs. Begitu pun yang disoroti pria asal timur Indonesia satu ini.

Mantan aktivis mahasiswa, organiser buruh, semasa dia kuliah jurnalistik di Universitas Dr Soetomo Surabaya, 1996 sampai 1999, yang ulah kecintaannya pada perjuangan rakyat tertindas melawan penindasan politik dan penghisapan ekonomi rezim kapitalis-militeristik Orde Baru Soeharto di senjakala kejatuhannya kala itu, akhirnya tak kelar jua.

Aktivis politik dan pejuang demokrasi kerakyatan, kemanusiaan, antikorupsi, dan antikapitalisme imperialis, yang per 1 Juni 2020 hari deklarasi pendirian parpol dia bernaung, dan terakhir pada hari pertama masa pendaftaran parpol nasional dan parpol lokal Nangroe Aceh Darussalam calon peserta Pemilu 2024 pada 1 Agustus 2022 ikut hadir di kantor KPU mendaftarkan parpolnya kemudian oleh KPU dinyatakan lengkap dokumen persyaratan pendaftaran, dan berhak ikut tahapan verifikasi parpol nasional calon peserta Pemilu 2004, dalam kapasitas Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) dari parpol tersebut, mendampingi ketua umumnya.

Bung Ketum, demikian Sekjen DPP Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Dominggus Oktavianus, menyapa sosok dituju, Ketua Umum DPP PRIMA Agus “Jabo” Priyono, satu di antara sekian nama panggilan karib dia, sejawat separtai maupun kolega politik, untuk sang ketua umumnya itu.

Kelahiran Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT), 30 Oktober 1977 pemilik nama lahir Dominggus Oktavianus Tobu Kiik ini bilang, PRIMA, “punya Ketua Umum (selanjutnya: Ketum) bernama Agus Jabo Priyono, biasa dipanggil “Jabo” oleh kawan-kawannya.”

“Ketum Jabo sudah berkiprah sebagai aktivis pergerakan selama lebih dari 30 tahun. Awalnya sebagai anggota Pelajar Islam Indonesia (PII), menjadi aktivis mahasiswa di Surakarta, kemudian turut mendirikan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pertengahan dekade 1990-an,” kisahnya.

Jadi ikutan penasaran ya gengs, demi mendengar judul novelnya, “seorang kawan, Wenri Wanhar, menuliskan kiprahnya (Jabo, red) dalam bentuk novel berjudul “Lelaki Di Tengah Hujan” (2019),” tulis Dominggus, saat menuliskannya tengah di satu sudut Tangerang Banten, pada Minggu (21/8/2022) kemarin, seperti disitat dan diakses dari Bandarlampung, pada Senin (22/8/2022).

Baca Juga:  “De Jayagiri” Mengangkat Kearifan Lokal Budaya Sunda Padjadjaran Tempo Doeloe

Baru di tahun 2000-an awal, sambung dia, “sekitar dua puluh tahun yang lalu, saya berkesempatan bertemu dan mengenalnya lebih dekat. Jabo memiliki beberapa kemampuan yang tidak dimiliki semua orang. Ia cermat membaca keadaan, melihat potensi ancaman dan merancang antisipasinya, mengorganisasikan dan mengarahkan kerja sembari menjaga moril kawan-kawan dalam satu tim yang solid,” ujar Dominggus bertestimoni.

Jabo, kata Dominggus, selalu mengajak kawan-kawannya untuk “berpikir besar” dan menempatkan urusan yang “remeh-temeh” pada tempat dan waktunya sendiri.

“Dia terlatih untuk berpikir sampai pada substansi atau esensi dari suatu gejala. Kadang dia menunjukkan sebagian sisi kemanusiaannya seperti marah, lelah, salah, kesenangan atau ketidaksenangannya pada suatu hal. Tapi dia tidak pernah mau membagi penderitaan pribadinya dengan siapapun, sekalipun penderitaan itu muncul karena dedikasinya terhadap kemanusiaan.”

Pun, Dominggus mengimbukan, dalam berpolitik, “Ketum Jabo mampu masuk untuk bertemu dengan orang-orang yang dianggap “musuh” oleh sebagian kawan karena masih curiga terhadap gerakan politik kami (PRIMA, red).”

Dominggus yang gabung PRD sejak 1998 hingga puncaknya dipercaya emban tugas jadi Sekjen Komite Pimpinan Pusat (KPP) PRD dampingi ketumnya, tak lain Agus Jabo Priyono, sebelum PRD melebur dan jadi bidan lahir Partai Rakyat Adil Makmur ini, menekankan upaya Jabo menembus arus.

“Dia akan mengkonfrontasi prasangka-prasangka itu, menjelaskan secara gamblang pikiran-pikirannya, khususnya, terhadap orang yang masih berprasangka itu, pemahamannya tentang Pancasila sebagai ideologi bangsa.”

“Tentu saja dia tidak sempurna, karena kesempurnaan itu hanyalah… dan saya sendiri tidak sedang berusaha membangun kultus pribadi terhadapnya. Saya percaya, ketika kultus dimulai maka kehancuran mendekat. Kritik dan koreksi selalu diperlukan,” tandas Dominggus mangkus.

Baca Juga:  Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Bupati Muda 32 Tahun Pimpin Apkasi 2021-2026

Berkedalaman kesan, sosok penulis aktif dengan kemampuan kognitif di atas rata-rata ini mengakui, “Dalam jalannya waktu, saya melihatnya sebagai pemimpin, kawan, sekaligus saudara. Saya kira, banyak di antara kawan-kawannya yang melihat atau merasakan seperti itu,” ungkapnya.

“Tetap sehat, Bung Mas Agus Jabo!” seru politisi yang pernah maju sebagai caleg DPR Pemilu 2014 dari Partai Bintang Reformasi (PBR) dapil NTT I meraih 5.147 suara kala itu.

Sebagaimana diketahui, PRIMA jadi salah satu dari total 43 parpol nasional pemilik, pengakses, pengampu katakunci akun Sistem Informasi Partai Politik (SIPOL) KPU yang mendaftarkan diri, dinyatakan telah lengkap dokumen persyaratannya dan diterima sebagai parpol calon peserta Pemilu 2024, hingga batas akhir tanggal 14 Agustus 2022 pukul 23.59 WIB, bareng 23 parpol lainnya.

Disitat dari materi konferensi pers KPU RI di Jakarta, 16 Agustus 2022 pukul 13.20 WIB, dari 43 parpol nasional pemilik, pengakses, pengampu katakunci akun SIPOL KPU, ada tiga parpol yang tidak mendaftar. Yaitu, Partai Damai Sejahtera Pembaharuan, Partai Mahasiswa, dan Partai Rakyat.

Lalu dari 40 parpol pendaftar, selain PRIMA, 23 parpol yang dinyatakan telah lengkap dokumen persyaratannya, dan diterima sebagai parpol calon peserta Pemilu 2024, yakni Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Partai Keadilan Persatuan (PKP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Partai Garda Perubahan (Garuda), Partai Demokrat, dan Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia.

Lalu, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Buruh, Partai Republik, Partai Ummat, Partai Republiku Indonesia, Partai Swara Rakyat Indonesia (Parsindo), dan Partai Republik Satu.

Baca Juga:  Murah Senyum Apresiasi Pria Gemuk Merajut Kebersamaan

Sedangkan 16 parpol pendaftar yang berkas pendaftarannya dikembalikan karena gagal melengkapi seluruh dokumen persyaratan hingga batas waktu pendaftaran berakhir dan dinyatakan tidak dapat dilanjutkan ke tahapan verifikasi administrasi dan faktual parpol calon peserta Pemilu 2024, kata lain secara otomatis gagal gugur ikut tempur Pemilu 14 Februari 2024 yang akan datang.

Yakni, Partai Reformasi, Partai Negeri Daulat Indonesia (Pandai), Partai Demokrasi Rakyat Indonesia (PDRI), Partai Kedaulatan Rakyat (PKR), Partai Beringin Karya (Berkarya), Partai Indonesia Bangkit Bersatu (IBU), Partai Pelita, Partai Kongres, Partai Pergerakan Kebangkitan Desa (Perkasa), Partai Pemersatu Bangsa, Partai Karya Republik (Pakar), Partai Pandu Bangsa, Partai Bhinneka Indonesia, Partai Masyumi, Partai Damai Kasih Bangsa (PDKB), dan Partai Kedaulatan.

Saat ini, 24 parpol nasional calon peserta Pemilu 2024 tengah disibukkan menghadapi verifikasi administrasi sejak 2 Agustus lalu hingga berakhir 11 September mendatang.

Nah, gengs. Jika tak ada perubahan, dari total alokasi kursi anggota legislatif periode 2024-2029 yang bakal diperebutkan oleh puluhan ribu caleg, diluar 136 kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, sebut saja ada 575 kursi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, dan 2.207 kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi di 34 provinsi, serta 17.610 kursi DPRD Kabupaten/Kota di 416 kabupaten dan 98 kota se-Indonesia, pada hari H pemungutan suara Pileg 2024 kelak, berapa kursikah bakal dapat PRIMA rebut?

Kita nantikan bersama. Kalian sudah unduh aplikasi Android, Lindungi Hakmu keluaran KPU, bukan? [red/Muzzamil]

 339 kali dilihat