Di Pojok Dekranasda, Hadir Prasasti Baju Adat Lampung Kenaan Jokowi Saat HUT RI

Di Pojok Dekranasda, Hadir Prasasti Baju Adat Lampung Kenaan Jokowi Saat HUT RI
Presiden Jokowi berbusana adat Lampung, pada hari Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan di Istana Merdeka, 17 Agustus 2021 (kiri). Gubernur Lampung Arinal Djunaidi dan Ketua Dekranasda Lampung Riana Sari Arinal mengapit prasasti busana adat Lampung kenaan RI-1, di Pojok Dekranasda, Pahoman, Bandarlampung. | GridArt/Twitter/Diskominfotik Lampung/Muzzamil
PROFIL & SOSOK

BANDARLAMPUNG, (LV)
Kenangan indah dan apresiasi atas penghormatan epik kultural melalui keterpilihan busana adat tradisional Lampung oleh Kepala Negara, Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang dipilih untuk dikenakan sebagai busana resmi saat jadi Inspektur Upacara Penaikan Bendera Merah Putih Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) atau HUT ke-76 RI di Istana Merdeka, Jakarta, pada 17 Agustus 2021, demikian membekas.

Hal ini antara lain terbukti dari satu prasasti busana adat Lampung kenaan orang nomor satu di Indonesia itu, penanda apresiasi, terpajang di satu sudut Pojok Dekranasda, zona ruang nuansa baru pascarehabilitasi bangunan gedung berikut desain interior-eksteriornya di kompleks kantor Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lampung, Jl Juanda 6 Kelurahan Pahoman, Kecamatan Enggal, Bandarlampung.

Prasasti ini ikut menjadi aksen pemantik tersendiri bagi pengunjung lokasi yang secara resmi dibuka kembali oleh Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, didampingi oleh Ketua Dekranasda Lampung, Riana Sari Arinal Djunaidi, melalui perhelatan bertajuk Launching Pojok Dekranasda, Kartu Anggota Dekranasda, dan Buku Resep Kuliner Khas Lampung, di halaman kantor Dekranasda Lampung, pada HUT ke-58 Provinsi Lampung, Jum’at (18/03/2022).

Pojok Dekranasda? Nama terpilih, merujuk public space sekaligus showcase etalase produk-produk kerajinan tangan unggulan Provinsi Lampung mahakarya terbaik para perajin pelaku usaha ultramikro, minimikro, serta usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan industri kecil menengah (IKM), industri kreatif fesyen dan kriya, jejaring maupun mitra binaan Dekranasda Lampung.

Ketua Dekranasda Lampung, Riana Sari Arinal Djunaidi dalam pidatonyi berharap, reaktivasi gedung dan peluncuran Pojok Dekranasda tersebut akan mendukung kebangkitan ekonomi Provinsi Lampung pascalandai pandemi COVID-19.

“Di masa pandemi, perekonomian tidak berjalan dengan baik, perajin mengalami kesulitan pemasaran dikarenakan pembatasan perjalanan wisata dan pembatasan kegiatan masyarakat,” papar Riana, alumnus Fakultas Hukum Unila ini.

Ia menyebut, peluncuran Pojok Dekranasda bertujuan memberikan ruang bagi perajin dan UMKM Lampung untuk menampilkan aneka produk unggulannya, sebagai media pemasaran produk-produk kerajinan, serta menjadi ajang promosi produk tersebut.

Kartu Anggota Dekranasda? Inilah identitas perajin binaan Dekranasda Lampung yang memberi manfaat, kemudahan akses usaha dan pendampingan bagi perajin, dimana per awal Maret 2022 tercatat sedikitnya telah ada sejumlah 87 perajin anggota terdaftar.

Peluncuran ditandai dengan penyerahan Kartu Anggota Dekranasda oleh Gubernur Lampung kepada perwakilan perajin binaan.

Buku Resep Kuliner Khas Lampung? Buku kumpulan aneka resep masakan kuliner Nusantara khas Bumi Ruwa Jurai Lampung ini diluncurkan dengan ditandai penyerahan buku ke perwakilan penerima. Selain, turut diserahkan hadiah pemenang lomba taja Dekranasda Lampung dalam rangka HUT ke-58 Lampung.

Pidato Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengapresiasi kinerja dari Dekranasda atas inisiasi ragam kegiatan yang mendukung pemda menggerakkan roda perekonomian. Inovasi Pojok Dekranasda, salah satunya.

Ujar Arinal, “Saya sangat mendukung dan mengapresiasi upaya Dekranasda untuk membangkitkan UMKM melalui kegiatan-kegiatan inovatif dan dikembangkan terus-menerus. Saya juga akan membangun destinasi wisata di Bakauheni, yang kelak diharapkan dapat jadi sarana pemasaran produk-produk perajin dan UMKM yang ada di Provinsi Lampung.”

Gubernur latar insinyur pertanian itu juga mengapresiasi para pengusaha dan UMKM yang telah berjuang, bekerja maksimal dan turut berperan serta aktif menggerakkan roda perekonomian di Lampung. Arinal pun menekankan agar kemampuan perajin dan UMKM terus ditingkatkan melalui aneka pelatihan-pendampingan dari Dekranasda.

“Ini untuk lebih mengembangkan hasil kerajinan yang mampu bersaing dengan produk-produk kerajinan daerah lainnya,” dia menandaskan, menyebut Dekranasda bersama pemda di Lampung akan terus meningkatkan daya saing produk perajin dan UMKM Lampung dengan berbagai pelatihan, peningkatan kapasitas dan kemampuan sumberdaya manusianya.

Bagian lain sebelum, kesempatan sama itu, Riana Sari yang juga Ketua PMI Lampung ini berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya aneka kegiatan program Dekranasda Lampung.

Baca Juga:  Hari Santri, Kang Aom Bocorkan Buku Baru, Abah Sujadi Ingatkan UU Pesantren

“Kami juga terus mendorong warga masyarakat Lampung ini untuk mencintai dan membeli produk-produk dalam negeri melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia yang telah di-launch Gubernur Lampung 17 Maret 2022,” ujar ia.

Sekadar informasi, terhitung mulai Sabtu (19/3/2022) sekira petang hari pukul 15.00 WIB hingga jelang malam pukul 21.00 WIB, dan untuk seterusnya setiap Sabtu-Minggu di halaman kantor Dekranasda Lampung turut dibuka pojok bazaar kuliner UMKM dan hiburan seni musik jalanan (folk song).

Sejatinya, upaya Riana Sari dan Dekranasda Lampung, berkata berkait dengan eksekusi program kerja lembaga independen nirlaba wadah berhimpunnya segenap pemangku kepentingan di bidang seni kerajinan di Indonesia ini, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai mitra pemerintah untuk menggali, melindungi, melestarikan, membina dan mengembangkan seni kerajinan berbasis warisan nilai budaya bangsa untuk kesejahteraan perajin.

Sebagaimana nampak kuat semangatnya, saat taja Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dekranasda Lampung 2021 tema Dengan Sinergitas, Inovasi dan Teknologi, UMKM Mampu Bangkit di Masa Pandemi COVID-19, pada 16 Juni 2021 lalu di tempat yang sama, digelar.

Sesuai tema rakerda ujar Riana kala itu, ia beserta jajaran optimistis dan percaya.

“Pemilihan tema ini selaras tema pusat, disesuaikan situasi kondisi saat ini. Tema, jadi penyemangat kita semua menyatukan langkah, menyusun program dan kegiatan bangkitkan UMKM, meningkatkan produk berkualitas, berdaya saing, berkelanjutan melalui inovasi dan pemanfaatan teknologi.”

Rakerda 2021 bertujuan mensinergikan program kegiatan Dekranasda Lampung dengan program kegiatan Dekranasda kabupaten/kota se-Lampung, mengevaluasi program kerja 2020 sekaligus penajaman program Dekranasda 2021 yang disesuaikan dengan Perubahan AD/ART hasil Rakernas.

“Sebagai mitra pemerintah membina pelaku UMKM Lampung, Dekranasda berkomitmen membantu dan membina UMKM agar dapat menghasilkan produk berkualitas dengan menonjolkan nilai-nilai daerah hingga dapat dijadikan produk yang punyai nilai ekonomi tinggi sesuai potensi keunggulan, keunikan di masing-masing daerah,” papar Riana kala rakerda secara hibrida luring-daring itu.

Ketika itu, ia menginfokan ada lima UMKM duta Lampung yang berhasil lolos kurasi Dekranas pada helat Perajin Pasar Digital atau PaDi UMKM 2021. Kelimanya dinilai memenuhi standar nasional, layak masuk dalam platform pemasaran nasional PaDi.

“Saya berharap kedepan akan ada banyak perajin yang dapat meningkatkan kualitas produk kerajinannya dari semua kabupaten/kota yang dapat menembus pasar global. Untuk itulah, mari kita kawal kebangkitan UMKM Lampung!” Riana kaya semangat.

Rakerda diikuti Dekranasda 15 kabupaten/kota se-Lampung. Dihadiri Kadis Koperasi dan UKM, serta Kadiskominfotik Lampung.

Berbicara dari tempat tugas di Jakarta, Ketua Harian Dekranas, Tri Tito Karnavian, dalam pidato virtualnyi menyambut baik rakerda, mengharapkannya dapat menjadi sarana komunikasi, koordinasi, sinkronisasi seluruh pemangku kepentingan Dekranasda Lampung untuk menyelaraskan persepsi dalam pembinaan pengembangan industri kerajinan berdasarkan AD/ART Dekranas yang telah ditetapkan pada Agustus 2020.

Isteri dari Mendagri Prof Tito Karnavian ini mengingatkan kembali tupoksi Dekranas. Ia berharap agar Dekranasda Lampung dalam menyusun melaksanakan program-program kegiatan dapat bertumpu pada tiga hal.

Apa saja? Pertama, menyiapkan regenerasi SDM/perajin unggul dalam melestarikan dan mengembangkan warisan, tradisi budaya bangsa. Kedua, meningkatkan daya saing produk kerajinan berbasis kearifan lokal dengan selera global lewat pengembangan inovasi, desain, kreativitas dan efisiensi.

Ketiga, meningkatkan hubungan kemitraan dan kerjasama dengan berbagai lembaga bidang industri kerajinan, guna mendorong perluasan akses pasar bagi produk-produk kerajinan Indonesia dan membangun ekosistem industri kerajinan melalui penguatan potensi kerajinan Indonesia.

Diwartakan, peluncuran Pojok Dekranasda 18 Maret ini dihadiri pengurus Dekranasda Lampung, Kepala Perwakilan BI Lampung Budiyono, ketua Dekranasda kabupaten/kota se-Lampung, pimpinan OPD Pemprov Lampung, perajin, serta tetamu lainnya.

Baca Juga:  "Sekelik Selawase"

Agak istimewa, saat hadir agak beda sendiri dengan penampilannya yang eye catching, hadir pula mendampingi Arinal Djunaidi dan Riana Sari, perancang busana kondang tematik, sekaligus fashion-preneur sukses founder/CEO Ikat Indonesia, Didiet Maulana.

Untuk pengingat, desainer latar sarjana arsitektur inilah, sosok di belakang layar yang muaranya turut tampil menjelaskan ke publik usai berdiskusi mendalam dengan Riana Sari, usai viralnya pengenaan busana adat Lampung oleh Presiden Jokowi pada 17 Agustus 2021 lalu.

Didiet menjelaskan perinci nama, bentuk, warna, motif, hingga terpenting makna di balik busana adat Lampung yang Jokowi pakai, hasil jahitan khusus dari penjahit Checep, asal Lampung berdarah Sunda, pemilik Checep Tailor, Jl Ikan Hiu Nomor 5, Kelurahan Pesawahan, Kecamatan Telukbetung Selatan, Bandarlampung ini.

Seperti diketahui, pakaian adat yang Jokowi kenakan merupakan pakaian adat Lampung Pepadun, yang saat dikenakan terdiri atas baju lengan panjang berwarna putih dipadu dengan celana panjang berwarna putih, dan kain Sarung Tumpal, sejenis kain sarung khas Lampung yang menutup celana dari pinggang hingga lutut, berwarna merah.

Tampak gagah serasi nan wah dikenakan Jokowi saat itu, penampilan itu dilengkapi dengan kain selendang, ikat pinggang, dan penutup kepala yang semuanya berwarna senada merah.

Dilihat sepintas, sepertinya Jokowi hanya sekadar berbusana nuansa merah putih, khas nuansa hari kemerdekaan. Ternyata anggapan ini keliru.

Dari penjelasan Didiet, jebolan arsitektur ‘nyemplung’ dunia rancang busana hingga karyanya pun terpantau banyak dipengaruh ilmu kuliah mulai dari preferensi menekuni seluk beluk kain tenun dan kebaya sampai aneka motif tenunnya pun simetris, tegas nan indah inilah, publik fesyen Tanah Air antara lain beroleh informasi benderang. Bahwa terdapat makna nan kaya dibaliknya.

Didiet, antara lain melalui thread di akun Twitter pribadinya @didietmaulana, juga pada 17 Agustus 2021, menerangkan bahwa Presiden Jokowi tampil mengenakan pakaian Lampung Pepadun Penyimbang Tetua Adat/Pimpinan dalam Adat, yang disiapkan oleh tim khusus dari Lampung.

“Adat di Lampung terbagi dua, Pepadun (tinggal di daratan) dan Sai Batin (tinggal di daerah pesisir/pantai),” demikian cuit Didiet.

Baju dan celana putih dikenakan Jokowi, ujar dia, dipandang sebagai warna tertinggi dalam prosesi adat Lampung yang biasa dipakai Penyimbang Adat (pimpinan adat).

“Sama seperti warna putih dalam bendera Indonesia, warna putih pakaian itu juga melambangkan kesucian, menjunjung tinggi kejujuran dalam kehidupan,” beber Didiet.

“Kain yang disampirkan di atas baju Jokowi memiliki nama, Sarung Tumpal. Sarung dikenakan Jokowi memiliki motif pucuk rebung, menggambarkan keagungan. Panjang Sarung Tumpal beraneka ragam tergantung status. Panjang untuk pria menikah, posisi kain di bawah lutut, simbol kebijaksanaan dalam berpikir, mengambil keputusan dalam hidup bermasyarakat,” imbuh dia.

Lalu, sambung thread Didiet, ikat kepala yang dikenakan Jokowi pun memiliki nama, Kikat atau Puyuh Meghem. Kikat ini terlihat memiliki hiasan Batu Kecubung, batu ikonik yang ada di wilayah Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan.

Stop disini sejenak, batu ikonik yang disebut Didiet jua tak kalah menyedot perbincangan hangat publik Lampung.

Jika anda tergolong gemstone-mania, maka batu mulia alami asli Indonesia asal Tanjung Bintang, daerah asalnya ini, usut punya usut saat itu terkuak merupakan inovasi keren budayawan Lampung, Anshori Djausal.

Ini terungkap dari penjelasan Checep. Ada sinergi pengerjaan busana pesanan dengan Kikat Kepala atau topi Angkinan Lampung Pepadun dilengkapi aksen batu mulia Batu Bungur Tanjung Bintang kenaan Presiden, hasil rancangan Anshori Djausal.

Baca Juga:  Ada Winarti di MNC TV Siang Ini, Besut Tema Geliat BMW Ditengah Pandemi

“Nah kalau untuk topinya, itu Batu Bungur-nya saya yang masang. Itu kalau dilihat jarak dekat, warnanya merah putih. Nah kalau itu di-zoom itu merah putih,” jelas Checep kepada Antara.

Apa makna dari ikat kepala Kikat tersebut?

Didiet, yang melalui jenama industri fesyen Ikat Indonesia diriannya gigih jadikan tenun sebagai produk lokal kebanggaan Indonesia termasuk tak cuma melulu fokusi kebaya, baju pengantin, juga memproduksi aneka pakaian ready to wear pria wanita, sarung bantal, cinderamata, hingga tas jinjing ini, menjelaskan Kikat ini perlambang pemimpin yang melindungi rakyatnya.

Satu lagi selendang, kain yang disampirkan Jokowi bernama Selendang Bujur Sangkar/Khikat Akhir, yang bermakna kewibawaan sebagai pemimpin. Dilengkapi semacam ikat pinggang yang diberi nama Bulu Serti, yang lazim difungsikan untuk menyelipkan Terapang (keris), sebagai aksesoris.

Khusus setelan baju dan celana Jokowi, butuh waktu sekitar 10 hari bagi Checep untuk menyelesaikan pengerjaan dua setel busana adat pesanan khusus Istana itu usai menerima order jahitan awal Agustus 2021. Tak ada kendala berarti selama pengerjaan.

Mengutip Antara, busana adat Lampung yang dikenakan oleh Jokowi terkonfirmasi merupakan jahitan khusus dari Checep. Dia mengirimkannya ke Istana, 9 Agustus 2021.

Mengaku bangga bukan main lantaran usai ikut memonitor dari layar televisi dan dia lihat pakaian yang dijahitnya bisa pas dikenakan oleh Kepala Negara, Checep sejak awal juga telah mengetahui siapa calon pemakai busana tersebut, berdasar informasi dari pihak Pemprov Lampung.

“Iya, sudah dikasih tahu. Jadi saya ya agak bangga campur gimana gitu. Itu kan saya buat jasnya dua setel, satu warna merah satunya putih. Dan sampai dengan saya sendiri ikut lihat di televisi tadi, kaget juga saya. Bisa pas banget gitu. Patokan saya kan ngeliatnya Pak Jokowi itu tubuhnya kan kecil tapi tinggi. Itu kan saya buat panjang tangannya 63 centimeter. Pas,” ujar Checep tepat HUT ke-76 RI, pada Selasa itu.

Dan, make a sense, dia pun merasa lega sebab akhirnya pakaian yang dijahitnya benar-benar dipakai oleh orang nomor satu di Indonesia. Lega berikutnya, saat telah dikenakan pun pas dengan tubuh pemakai.

Ketika dipuji keren bisa matching begitu bahkan selaras sepadan dengan busana adat kenaan Ibu Negara Iriana Jokowi. Dia merendah dipancing demikian. Justru dia menyebut, “Hebat itu, (desainernya) yang ngepasin bajunya. Lengkap serasi,” ujar dia.

Saat ditanya kesan di Hari Kemerdekaan, Checep saat itu berharap sama dengan seluruh rakyat Indonesia. “Semoga pandemi ini segera usai, itu harapan kita semua pastinya. Apalagi macam kita, orang (dunia) usaha, biar cepat pulih lagi,” pungkasnya.

17 Agustus 2021 itu, dia mengaku sering melihat Presiden Jokowi di media kerap mengenakan dan mempromosikan busana adat Nusantara. Dari itu, karenanya Checep hanya dapat menyebut satu kata: bangga.

Layak kiranya, Dekranasda Lampung juga mengabadikan momen bersejarah tersebut dalam suatu monumentasi meski sederhana dalam ujud prasasti busana adat Lampung kenaan orang nomor satu di Indonesia itu, di Pojok Dekranasda.

Maju terus, para warga ekosistem kerajinan tradisional pelestari warisan budaya luhur bangsa Indonesia. Terus menenun, menjahit dan menyulam. Merajut indahnya sumber kekayaan budaya adiluhung: Nusantara. Dan Lampung, didalamnya. [red/Muzzamil]

 515 kali dilihat