Gerakan Masker untuk Semua, Strategi Penguatan ‘Semesta’ Melawan Corona

(Ketua DPP Pejuang Bravo Lima (PBL) Bidang Ekonomi Dr Andi Desfiandi MA turut berkampanye Ayo Pakai Masker setiap kali keluar rumah memutus rantai penularan virus Corona sesuai ketentuan pemerintah. | PBL)
BANDAR LAMPUNGDAERAH

Bandar Lampung, lampung visual.com-
Usut punya usut, imbauan, seruan, dan terkini “perintah” disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi), 6 April 2020, setiap orang wajib mengenakan masker pelindung pernapasan saat berada di luar rumah, selain menindaklanjuti anjuran Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO), ternyata juga bagian strategi dasar penguatan penanganan pandemi Corona.

Juru Bicara Pemerintah untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, menyatakan bahwa gerakan masker untuk semua yang mengkampanyekan kewajiban bagi siapapun memakai masker saat berada di ruang publik atau di luar rumah, adalah salah satu dari empat strategi dasar penguatan kebijakan pembatasan sosial secara fisik (physical distancing) demi sukses mengatasi pandemi COVID-19.

Mengapa? “Karena kita tidak tahu apa orang di sekitar kita menderita COVID-19 tanpa gejala atau biasa disebut tanpa gangguan. Karenanya dengan pakai masker, kita yakini kita gak rentan pada penularan COVID-19 ini,” ujar pria yang kerap disapa Yuri ini, di Graha BNPB, Jl Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (8/4/2020), dikutip dari Antara, diakses Kamis (9/4/2020).

Strategi lainnya, penelusuran kontak (tracing) dari kasus positif yang dirawat dengan melakukan skrining (pemeriksaan penapisan) melalui rapid test (tes cepat) antara lain pada orang terdekat, tenaga kesehatan perawat pasien COVID-19, dan komunitas masyarakat di daerah yang banyak ditemukan kasus positif.

Lalu, strategi edukasi dan penyiapan isolasi mandiri pada sebagian hasil tracing yang menunjukkan hasil tes positif dari rapid test atau negatif dengan gejala untuk melakukan isolasi mandiri. Sendiri atau berkelompok, seperti inisiasi beberapa kelompok warga, guna meminimalkan risiko stigmatisasi dan atau alienasi sosial.

Dari kelompok inilah, lalu dilakukan tes ulang ditemukan positif atau keluhan klinis memburuk, baru akan dilakukan pengecekan antigen melalui metode PCR demi efektifitas pemeriksaan.

“Sampai sekarang kita sudah laksanakan pemeriksaan lebih dari 15 ribu. Ketersediaan reagen untuk PCR sudah ada sampai 200 ribu. Tes PCR, kita tes untuk menegaskan diagnosa dari mekanisme skrining yang terarah, hingga persentase positif dari PCR ini relatif tinggi. Karena kita melakukan tidak dengan metode acak, tapi terpilih terstruktur dimulai dari awal,” kata dia.

Berikutnya, strategi isolasi rumah sakit (RS) yang dilakukan manakala isolasi mandiri tak mungkin dilakukan, seperti karena ada tanda klinis yang butuh layanan definitif di RS, termasuk dilakukan isolasi di RS darurat, baik di Wisma Atlet, Kemayoran Jakarta, maupun di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, yang akan pula diikuti beberapa daerah untuk melakukan isolasi kasus positif dengan gejala klinis ringan hingga sedang yang tak mungkin laksanakan isolasi mandiri.

“Puncaknya adalah RS rujukan, untuk penanganan kasus dengan keluhan sedang hingga berat yang butuh peralatan bantu spesifik termasuk ventilator,” Yuri menuturkan, seraya mengimbukan keempat strategi inilah yang akan terus konsisten ditempuh demi mengefektifkan, mengefisienkan dan tepat sasaran saat menggunakan segenap sumber daya yang dimiliki.

Kendati, Dirjen P2P Kemenkes itu mengingatkan, keberadaan ujung tombak penanggulangan pandemi, ada di tengah masyarakat. Bagaimana pondasi mencegah penularan virus diperkuat, dan hal-hal yang harus dilakukan yakni menggunakan masker kain, sebab masker bedah dan masker N95 hanya untuk petugas medis.

Gayung terus bersambut. Di Lampung misalnya, ratusan elemen rakyat di 15 kabupaten/kota (sejak mula pandemi) terus berderap menggalang aksi nyata mendukung kinerja penanggulangan.

Juru kampanye demi juru bicara, vlogger dan narablog demi relawan jalan raya, tak saling kenal tapi kompak bersahaja, menghalau, melawan virus jahat musuh terbesar 7,8 miliar warga planet Bumi abad ini tersebut, tanpa megaphone tanpa komando, bergerak!

Baca Juga:  Kodim 0410/KBL Membentuk Tim Pencarian Korban Hanyut di Langkapura

Mereka menghunus jurus perlawanan, sekaligus menyusun baris pertahanan. Sadar COVID-19 menyerang siapa saja, raja hingga jelata, semua rentak satu aksi satu irama, berpadu bersolidaritas antarsesama, cegah virus menghujam lebih dalam, merangsek masuk ‘rumah kita’ tanpa mengucap salam.

Sadar caci-maki, gurauan ala meme, hujat-menghujat, gerutu membatu, dan derai air mata bukanlah satu-satunya jawaban, mereka, seperti ilustrasi apik filantrop pendiri platform e-dagang raksasa dunia Alibaba, Jack Ma, yang menyemangati pertempuran bersama 207 negara melawan pandemi dengan seruan “One world, one fight!” melalui cuitan Twitter, Minggu 22 Maret 2020 pukul 11.58 siang waktu Tiongkok itu, bersegera mengorganisasikan diri, bahkan hingga nekad dan bulat tekad bersenjata tak ada rotan akar pun jadi.

Fokus masker pelindung pernapasan, terutama masker kain, ratusan orang berswadaya bahkan hanya bermodal bismillah ditambah tutorial digital sekenanya, juga para pelaku usaha ultra mikro dan UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah), koperasi, karang taruna, remaja masjid, badan usaha milik desa, dan komunitas, di tengah deru kabar duka para syuhada, korban meninggal pasien positif Corona, dapat membikin sendiri sekaligus mendonasi masker bikinannya. Tanpa disuruh.

Diyakini, “tangan” Tuhan pun bekerja. Menggerakkan jemari banyak nyawa, bersenyawa, berlomba-lomba dalam kebaikan. Berebutan membagikan masker kepada warga pengendara di perempatan jalan-jalan utama.

Jejak digital sulit berdusta. Betapa, kian hari kian menggejala, aksi galang donasi termasuk donasi masker yang sebentar hilang sebentar ada, sebentar ada sebentar langka, berpindah tangan dari relawan dan penderma, ke wajah semringah penerima. Menyelamatkan satu nyawa.
Demi menyebut nama, tak kurang dari Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Walikota Bandarlampung Herman HN, Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus, Bupati Lampung Timur Zaiful Bokhari, Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto, Bupati Lampung Tengah Lukman Djoyosoemarto, Bupati Pringsewu Sujadi Saddad, Bupati Pesawaran Dendi Ramadona, Walikota Metro Pairin, Plt Bupati Lampung Utara Budi Utomo, Bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal, Bupati Tulangbawang Winarti, Bupati Tulangbawang Barat Umar Ahmad, Bupati Waykanan Raden Adipati Surya, Bupati Mesuji Saply TH, selaku “panglima perang”, ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di antero Bumi Ruwa Jurai Lampung, semua beraksi memimpin percepatan penanganan, tak terkecuali gerakan masker untuk semua.

Pun halnya unsur gugus tugas lainnya. Dari Kapolda Lampung Brigjenpol Purwadi Arianto, Komandan Korem 043/Garuda Hitam (Danrem 043/Gatam) Kolonel TNI Inf Taufik Hanafi, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Lampung Letnan Kolonel Marinir Amrul Adriansyah, Komandan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Danlanud) Pangeran M Bun Yamin Letnan Kolonel Penerbang (Pnb) Pungkie Ronal, dan Komandan Brigif 4 Marinir/BS Kolonel Marinir Nawawi, hingga unsur legislatif.

Tercatat, Ketua DPRD Lampung Mingrum Gumay, dibantu Ketua Komisi V DPRD Lampung dari Fraksi PDI Perjuangan Yanuar Irawan dan seluruh anggota komisi, juga larut berjibaku.

Gelombang dahsyat dukungan rakyat tanpa diabsen, hadir. Penelusuran, tak kurang dari elemen organisasi sosial kemasyarakatan (ormas), organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP), santri, serikat buruh/serikat pekerja, asosiasi pengusaha, organisasi profesi, jurnalis, paguyuban petani, LSM, grup arisan, majelis taklim, ulama, da’i, jemaat gereja, komunitas hobi, organisasi ojek online (ojol), rotary club, ikatan alumni, pekerja seni budaya, atlit/olahragawan, aparatur sipil negara, paguyuban istri polisi dan tentara, pendonor darah, serta banyak lagi, semua berdonasi!

Baca Juga:  Berikut yang Dilakukan Menkop UKM RI di Lampung

Jika di rimba raya digital kita bersua platform kitabisa.com, di mayapada offline kita bisa menjumpai misalnya geliat lapak dan jumpalitan aksi donasi ormas Pejuang Bravo Lima (PBL) Lampung bersama organ jejaring, Nahdlatul Ulama beserta unsur badan otonom seperti Gugus Tugas GP Ansor, dan Persyarikatan Muhammadiyah.

Demikian pula, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Lampung, Gaspool, Koober, ADO, KNPI Kota Bandarlampung, HMI, PMII, GMNI, GMKI, PMKRI, KMHDI, Hikmabudi, IMM, KAMMI, Pospera, BaraJP, Lampung Sai, juga lainnya.

Belum lagi, lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Lampung dan jejaring mitranya: Food Combining (FC) Lampung, Majelis Taklim Babussalam, Nasi Gandul, Nuwo Resto, Sate Padang Sidi, Tumpeng Sedop, dan Yummy Pie.

Lanjut, Akademi Filantropi, Einstein Indonesia, Elbravium Care, Forum Komunikasi (Forkom) Siswa Anak Lampung, Forkom Bidik Misi Unila (Universitas Lampung), Forum Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Lampung, Forum Pelajar Lampung, serta Forum Silaturahim dan Studi Islam Fakultas Teknik (Fossi FT) Unila.

Lalu, jejaring edukasi ‘Ocean Rangers’ Gajahlah Kebersihan, Gebyar Pelajar Lampung (GPL), Genre Lampung, komunitas trainer pendidikan karakter Happy Camp Institute, dan Ikatan Keluarga Alumni Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Unggul Terpadu (IKASMKNUT) Lampung.

Juga, Ikatan Keluarga Mahasiswa Lampung Utara (IKAM Lampura), Ikatan Mahasiswa (IKAM) Lampung Timur, Ikatan Mahasiswa Muslim (IKAMM) Pesawaran, Pesisir Barat, dan Pringsewu.

Kemudian, Infokyai.com, komunitas edu-traveling Jalan-Jalan Edukasi (JJE) Lampung, Kombi (Komunitas Muda Berbagi) Lampung, Komunitas Tahajjud Berantai (KUTUB) Lampung, Madrasah Diniyah Islamiyah (MDI) Aisyah Humaira Bandarlampung, MKC Lampung, dan Mahasiswa Pecinta Islam (MPI) Lampung.

Berikutnya, Persatuan Mahasiswa Agroteknologi (Perma AGT) Fakultas Pertanian Unila, Permupesa MGM, Remaja Islam Masjid Al-Amin Labuhan Dalam Bandarlampung (rimin_id), Rohani Islam Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila, komunitas Ruang Sosial, dan Sahabat Dhuha (Dhuafa Hafizh).

Ada lagi, Taman Asuh Kanak-kanak Quran First (Taska QF) Bukit Kemiling Permai Bandarlampung, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bina Pembinaan Dakwah (Bapinda) UIN Raden Intan Lampung, dan UKM Bina Rohani Islam Mahasiswa (Birohmah) Unila.

Lainnya, UKM Fakultas (UKMF) Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila, UKM Fotografi Blitz UIN Raden Intan Lampung.

Selanjutnya, UKM Islam Al-Kindi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Tanjungkarang, UKM Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al-Banna Politeknik Negeri (Polinela) Lampung, UKM LDK Madani Institut Teknologi Sumatra (Itera), dan komunitas Youth Leap.

Belum pula, galang donasi mahasiswa Kimia FMIPA Unila, Itera, UIN Raden Intan, mahasiswa Farmasi UTB, IIB Darmajaya, Umitra, UBL, UTI, Unimal, Universitas Terbuka, UM Lampung, UM Metro, UM Kotabumi, dan seratusan sivitas akademika lain se-Lampung.

Ada lagi, organisasi profesi, mulai dari dokter –misal IDI Bandarlampung yang membuka layanan konsultasi gratis harian terkait COVID-19 mulai Selasa (7/4/2020) lalu, perawat, pengacara, jaksa, hakim, notaris, guru, barista, arsitek, kontraktor, dan banyak lagi.

Seturut, elite, legislator, pengurus, organ sayap, kader, hingga simpatisan partai politik seperti PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai Gerindra, PKB, Partai NasDem, PKS, PAN, PSI, PPP, Partai Hanura, dan Partai Perindo. Dengan caranya sendiri. Dari berbagi masker, sampai potong gaji.

Melarut, sejumlah korporasi mulai dari Chandra Superstore, Sungai Budi Grup, aplikator GoJek dan Grab, perusahaan percetakan, perusahaan asuransi, perusahaan ekspedisi, industri makanan dan minuman, hingga BUMN seperti Pelindo II IPC Panjang, PTPN VII, Bukit Asam, PT KAI, PT Posindo, Telkom termasuk Telkomsel, Perum Bulog hingga Perum Damri. Pun BUMD.

Baca Juga:  Dokumen Bukti PT HIM Melenceng dari Gugatan

Terpaut, avant garde warta pandemi, mulai dari PWI, AJI, SMSI, JMSI, IJTI, IWO, hingga KWRI, serta perkumpulan wartawan lokal.

Dan terakhir, seluruh aparatur negara, baik ASN, prajurit TNI-Polri termasuk Babinsa dan Bhabinkamtibmas, camat, aparat desa/pekon/kampung/tiyuh, ketua lingkungan, ketua RT/RW dan (salam hormat kepada) kaum ibu dan perempuan penjaga pilar ketahanan keluarga terus #tetapproduktifdirumah selama masa pandemi ini.

Membersamai seluruh tenaga medis, baik dokter (umum/spesialis), perawat, perawat gigi, bidan, apoteker, asisten apoteker, epidemiolog, entomolog, sanitarian, ahli gizi (nutrisionis dan dietisien), fisioterapis, okupasi terapis, terapis wicara, radigrafis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis farmasi, refraksionis optisien, perekam medis, perawat anestesi, penyuluh kesehatan, akupunktur terapi, ortotik prostetik, ahli fisika medik, paramedik transfusi darah, tenaga kesehatan masyarakat.

Membersamai mereka, garda terdepan penanganan pasien dari klaster orang dalam pemantauan (ODP), ODP isolasi mandiri, pasien terduga, pasien dalam pengawasan (PDP), dan PDP positif COVID-19, kegigihan upaya relawan swadiri semata demi memuliakan tugas kemanusiaan ini –meski hanya dengan berbagi sehelai masker kain kelak nanti akan dicatat oleh sejarah, sebagai bagian pertempuran semesta.

Mengingat ini, bukan bencana alam, semisal bencana tsunami yang bikin UNISDR menempatkan Indonesia jadi negara peringkat pertama di dunia pengampu potensi risiko ancaman bencana tsunami (paparannya atas penduduk/jumlah manusia yang ada di daerah yang mungkin kehilangan nyawa karena bencana hingga ditaksir sebanyak 5.402.239 orang) dari 265 negara yang disurvei badan PBB itu.

Mengingat pula, ini bukan bencana sosial, bencana yang diakibatkan oleh peristiwa/serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok/antarkomunitas masyarakat, dan teror.

Namun mengingat, ini bencana non alam, bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit, merujuk definisi dalam Undang-Undang (UU) Nomor 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, atau sahihnya ini pandemi global (global pandemic) tetapan WHO 11 Maret 2020, maka aksi peduli dan berbagi dari, oleh, dan untuk banyak orang, kian kemari kian tanpa sekat.

Meski secara mandatori sebagai hamba Allah, sebagai makhluk Tuhan, sejatinya kita disemangati Sang Ilahi untuk terus-menerus mempromosi kan kepedulian sosial dan mempraktikkan hakikat peletakan kemanusiaan di atas segalanya, ada tidak ada Corona, dalam situasi kahar seperti saat inilah, berbagi sebuah masker, masker kain, atau sekadar berkampanye ‘Ayo Pakai Masker’ di lingkungan Rukun Tetangga, akan dinotulensikan oleh busur waktu, sebagai sebaik-baiknya umat manusia, selemah-lemahnya iman.

Salam hormat, untuk kalian. Disamping tenaga medis, kalian juga pahlawan. Pahlawan kemanusiaan. Maaf untuk yang tak sempat disebut, amal ibadah kalian tetap tak kan tercerabut. Tabik. [red/Muzzamil]

 3,013 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.