Haru Genggam Tim Nusantara Sehat, Dilepas Pantun Celugam Bupati Lampung Barat

LAMPUNG BARAT

LIWA , (LV) — “Kebayan sikop pakai Celugam. Senyum sekilas menyambut tamu. Sekalung penghargaan kami titipkan. Tidak terbalas jasa baktimu”.

Empat bait enam belas kata pantun mula dialek khas di atas, menjadi pelepas sekaligus penghormatan khusus Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus, oleh-oleh batiniah bagi 17 tenaga kesehatan (nakes) peserta program Nusantara Sehat yang selesai bertugas di kabupaten setempat.

Seluruh yang hadir mendengar lantun pantun “bupati kopi” larut haru, pada seremoni pelepasan yang dihelat oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Barat, di Aula Kagungan kantor bupati, Liwa, Senin (28/9/2020).

Berpidato, Parosil Mabsus menyatakan pembangunan kesehatan hakikatnya upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen masyarakat. Bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

“Sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis,” ujarnya.

Prioritas ini, didasari permasalahan kesehatan yang mendesak. Seperti, angka kematian ibu dan bayi yang
masih tinggi, angka gizi buruk, dan angka harapan hidup yang sangat ditentukan kualitas tiga cakupan pelayanan primer, fisik (pembangunan infrastruktur), sarana (penambahan fasilitas), dan SDM (penguatan nakes).

Peserta program Nusantara Sehat ialah para profesional kesehatan, dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat/(nakesmas), tenaga kesehatan lingkungan (nakesling), tenaga ahli teknologi laboratorium medis (ATLM), tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian.

Mereka, profesional yang mampu beri layanan kesehatan baik. “Masyarakat Lampung Barat menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas pengabdian teman-teman semua di Bumi Skala Bekhak,” khaturnya.

Tiba ujung pidato, meluncurlah empat bait pantun yang antaranya menyebut Celugam, kain tradisional motif khas Skala Brak, Lampung Barat dan telah tersertifikasi HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), terakhir jadi ikon Lampung Craft 2020 bagian HUT ke-56 Lampung di Bandarlampung, Maret lalu itu.

Baca Juga:  Ops Zebra Krakatau 2020, Satlantas Polres Lambar Bagikan Masker

Adapun ke-17 nakes lepas tugas terdiri tiga tim, seluruhnya asal luar Lampung, mula tugas sejak Oktober 2018 hingga September 2020.

Puskesmas kategori sangat terpencil, yakni Puskesmas Bandar Negeri Suoh, Puskesmas Pagar Dewa, Puskesmas Sri Mulyo, tempat tugas mereka.

Segera kembali kedatangan pariban, kesempatan itu Kadiskes Lampung Barat, Paijo melaporkan bahwa dua tim Nusantara Sehat akan pula merapat ke Bumi Beguai Jejama Lampung Barat.

“Inshaallah Oktober ini Lampung Barat dipercaya kembali menerima dua Tim Nusantara Sehat, yang ditempatkan di Puskesmas Pagar Dewa, Puskesmas Sri Mulyo,” ujar Paijo.

Tujuh nakes (dokter umum, dokter gigi, farmasi, bidan, tenaga gizi, nakesling, ATLM) di Pagar Dewa. Delapan nakes (dokter umum, dokter gigi, farmasi, perawat, tenaga gizi, nakesmas, nakesling, ATLM) di Sri Mulyo.

Kesempatan yang sama, mendampingi bupati, Wakil Bupati Mad Hasnurin, sekda, asisten, staf ahli, kepala OPD, camat, dan para kepala Puskesmas.

Tim Nusantara Sehat dirancang untuk mendukung pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang diutamakan oleh pemerintah guna menciptakan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan.

Pengingat, program Nusantara Sehat, adalah upaya kesehatan terintegrasi mencakup aspek preventif, promotif, dan kuratif melalui penugasan khusus nakes berbasis tim dengan jumlah dan jenis tertentu.

Program ini guna meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan/Fasyankes di Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan (DTKP) serta Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK).

Baca Juga:  Satu Tahun Terakhir, Rp.350 Juta Uang Negara Diselamatkan

Program ciamik luncuran Kementerian Kesehatan sebagai salah satu prioritas kunci sepanjang 2015-2020 ini, ditaja dalam upaya penguatan pelayanan kesehatan primer yang fokus pada upaya promotif dan preventif.

Bertujuan luhur, mewujudkan layanan kesehatan primer yang bisa dijangkau setiap anggota masyarakat, terutama mereka yang ada di wilayah-wilayah terpencil berbagai pelosok Nusantara. Untuk itulah, penguatan layanannya berbasis tim tenaga kesehatan.

Saat Penandatanganan Pernyataan Komitmen antara Menteri Kesehatan dengan 48 Bupati/Walikota Daerah Perbatasan, di Hotel Bidakara, Jakarta, 25 Maret 2015 silam, Menkes saat itu, Prof Dr dr Nila Farid Anfasa Moeloek bilang, intervensi berbasis tim pada fasyankes ini, “satu terobosan”.

Karena, tim-tim beranggota tenaga profesional kesehatan latar medis, dokter, perawat, bidan, nakesmas, nakesling, ATLM, tenaga gizi, tenaga kefarmasian, usia di bawah 30 tahun, ditugaskan langsung di area terpencil.
“Dimana, suatu sistem kegiatan bisnis akan dikembangkan di puskesmas terpencil,” terang Menkes Nila kala itu.

Relawan medis ini, seperti ditetapkan oleh Menkes atas persetujuan Menteri Keuangan, akan diberi gaji/insentif sebesar Rp4-8 juta perbulan perorang.

Peserta harus bersedia ditempatkan di fasyankes di DTPK serta DBK seluruh wilayah Indonesia selama dua tahun.

“Kami tentu menjamin keselamatannya selama tugas dan dukung program Nusantara Sehat ini. Selain melakukan pelatihan, kami juga akan menerbitkan izin praktek tim nakes ini,” imbuh ia.

Asal tahu, rekrutmennya pun selektif. Dilakukan secara daring dan direct assesment, seleksi calon berdasarkan resume, tes tertulis, wawancara tatap muka, tes psikologi, serta Focus Group Discussion/FGD untuk menilai individu dalam dinamika kelompok.

Yang lulus seleksi, diberi pelatihan dan pembekalan oleh Pusdiklat Aparatur Kemenkes, bekerja sama dengan Komando Utama TNI Angkatan Laut Armada Barat (Koarmabar), Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo atau RSCM, serta puskesmas.

Baca Juga:  Wangi Kopi Warnai Mutasi Pejabat Lambar

Kala itu, tim pertama Nusantara Sehat mulai bertugas 29 April 2015. Di 2015, lokusnya di puskesmas kecamatan perbatasan negara jiran baik darat/laut di 48 kabupaten/kota di 15 provinsi, DI Nangroe Aceh Darussalam, Sumut, Riau, Kepri, Bengkulu, NTT, Kalbar, Kaltim, Kaltara, Sulut, Sulteng, Maluku Utara, Maluku, Papua, dan Papua Barat.

Harapan pemerintah saat itu? “Kita berharap tantangan dihadapi Indonesia bisa diselesaikan di era pembangunan 2015 ini. Belum lagi tantangan di luar masalah kesehatan. Karena itu kita perlu beri perhatian kepada kesehatan, termasuk dengan mendukung program Nasional Sehat ini,” tutup Nila.

Dan menggenapi warta Lampung Barat kurang lengkap rasanya tanpa menera ulang program unggulan sang bupati.

Penggagas program vokasi industri Sekolah Kopi, dikenal “Bupati Kopi” ulah gigih menginternasionalisasikan kopi Lampung Barat (utamanya kopi Robusta) ini, selain penggerak nyata program literasi berupa pencanangan Kabupaten Lampung Barat sebagai kabupaten literasi untuk meningkatkan minat baca rakyatnya itu, juga dikenal dengan program beasiswa kedokteran untuk pelajar dari Lampung Barat yang diterima belajar di fakultas kedokteran di seluruh perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia. [red/rls/Muzzamil]

 992 kali dilihat