Kabar Gembira, Kabar Gembira! Hai Pebisnis Produk Olahan Kopi Lampung, Daftar Yuk!

Kabar Gembira, Kabar Gembira! Hai Pebisnis Produk Olahan Kopi Lampung, Daftar Yuk!
BANDAR LAMPUNG

BANDARLAMPUNG, (LV)
Hai kalian pebisnis, pemilik/pengelola usaha mandiri industri kecil menengah dan usaha kecil menengah (IKM-UKM) perkopian Bumi Ruwa Jurai! Jangan lewatin kesempatan emas ini.

Pagi-pagi ogah ambyar, scroll unggahan media sosial, pada Kamis 23 September 2021 pagi ini, pasang mata redaksi terpicing sontak berbinar, melalap habis warta anyar dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Lampung satu ini.

“Tabik pun. Sahabat IKM/UKM Lampung Berjaya. Salam Semangat. Dalam rangka peringatan Hari Kopi Internasional pada 1 Oktober 2021, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung bersama Komunitas IKM Kopi akan mengadakan kegiatan Kampanye Minum Kopi Lampung (Lampung Black Coffee Campaign),” ujar warta organisasi perangkat daerah Pemprov Lampung pimpinan Kadis Elvira Umihani ini.

Dari itu, dinas yang berkantor di Jl Cut Mutia Nomor 44 Kelurahan Gulak Galik, Kecamatan Telukbetung Utara, Bandarlampung tersebut meminta sejumlah data guna pembaruan basis data calon peserta kegiatan.

“Untuk itu kami perlu mendata IKM produk olahan kopi untuk ikut serta menampilkan produk dan membagikan minum kopi secara gratis kepada masyarakat Lampung pada acara tersebut,” sambung warta.

Adapun teknisnya, cukup isi formulir daring. “Silahkan mengisi formulir secara online melalui link https://bit.ly/formulirdaycoffee1. Jika link tidak bisa di klik otomatis, silakan ketik manual alamat link tersebut di Google. Demikian, terimakasih atas kerja samanya,” pungkas warta.

Untuk pengingat, persis setahun lalu, atau tepatnya Rabu 23 September 2020, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, dalam Webinar Solusi Penyerapan dan Pembiayaan Kopi ditengah Pandemi, saat kesempatan bicara menyebut kopi satu dari tiga komoditi produk unggulan Lampung, selain lada dan kakao.

Ujar gubernur, produksi kopi Lampung 2019 sebesar 110.291 ton –dengan 99,97 persen dari total produksi disumbang jenis Robusta, total luas lahan sebanyak 156.821 hektare. Lampung, provinsi penghasil kopi terbesar kedua di Indonesia.

“Kami akan mendorong agar para petani kopi menggunakan lahan pertanian, karena saat ini petani kopi sebagian besar berasal dari hutan, sebaran kopi Lampung sebagian besar terdapat di hutan. Sehingga belum sepenuhnya tersentuh teknologi,” beber dia.

Soal hilirisasi, orang nomor satu di Pemprov Lampung ini optimistis, dengan hilirisasi sektor pertanian ke lahan rakyat, kapasitas produksi lahan ditarget naik menjadi 4 ton per hektar dari 0,7 ton. “Kopi ditingkatkan dari 0,7 ton per hektar saat ini menjadi 4 ton per hektar di kawasan lahan rakyat, di mana teknologi untuk meningkatkan produktivitas bisa diterapkan,” tegas Arinal.

Baca Juga:  DPP BNM RI Melantik PAC KHUSUS RAHA BASA Badan Investigasi Kota Bandar Lampung

Tak sendiri, seperti disitat dan diakses ulang dari laman kementerian, hadir membersamai Arinal Djunaidi kesempatan itu, sahibul hajat Menteri Koperasi UKM Teten Masduki setala.

Kopi, sebut sang menteri, menjadi salah satu komoditi prioritas dalam pengembangan Koperasi dan UMKM, karena melibatkan banyak pelaku usaha mikro. Berdasar data Badan Pusat Statistik 2018, sebanyak 96,6 persen lahan kopi di Indonesia dikuasai oleh perkebunan rakyat (petani mikro dan kecil), 2,02 persen perkebunan swasta dan 1,86 persen oleh perkebunan besar milik negara.

“Petani kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta orang, urutan ketiga di dunia setelah Ethiopia dan Uganda,” papar Kang Teten, sapaannya, saat itu membeberkan pula keberdalaman dampak parah pandemi Covid-19 terhadap petani kopi, dimana meski produksi tinggi, nun terkendala akibat daya serap menurun.

“Ini dilatarbelakangi pemahaman, banyak komoditi pangan tak terserap, daya beli dan ekspor turun. Kami lihat salah satunya kopi, padahal produksi sedang baik. Nun karena hadapi pandemi, penyerapan terganggu,” ujar Teten, diangguki Direktur Utama Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir Koperasi dan UMKM (LPDB-KUMKM) Supomo, Plt. Gubernur Nangroe Aceh Darussalam, Nova Iriansyah, Atase Perdagangan KBRI Kairo Mesir, Imam Adi Purwanto, Direktur Bisnis Kecil, Ritel dan Menengah BRI, Priyastomo, dan pengurus koperasi dan pengusaha kopi se-Indonesia, rekan webinar Arinal lainnya.

KemenkopUKM, tegas Teten, sesuai dengan penugasan Presiden Joko Widodo (Jokowi), terus mendorong perkuatan kelembagaan dengan membentuk koperasi petani kopi. Hal itu jadi satu solusi atasi permasalahan petani kopi saat ini, di antaranya kesulitan menjual produk, hingga faktor pembiayaan.

“Saya dorong agar di setiap daerah petaninya tergabung koperasi. Saya ditugasi Presiden memperkuat koperasi pangan dan produksi, terutama sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan. Kopi, salah satu keunggulan domestik, kita perkuat kelembagaannya,” gugah Teten, menegaskan pula koperasi dengan perkuatan LPDB-KUMKM akan jadi off taker (pembeli barang) produk pertanian, sehingga akan terdapat perlindungan dari sisi pasar: produk akan dibeli oleh koperasi.

“Terjadi sekarang, petani kesulitan jual produk. Kami rancang kelembagaan, hingga penjualan produk dapat diintegrasi dengan koperasi, agar petani tak lagi alami kesulitan penjualan,” ujar dia lagi, menyebut pihaknya akan terus berkomunikasi ke Kementerian Pertanian terkait penyediaan bibit unggul, peningkatan penanaman, dan penyuluhan demi kesejahteraan petani. Kopi.

Baca Juga:  Pemprov Lampung Ikuti Acara Launching Pemberian Penghargaan Pengendalian Pandemi Covid-19 (PPKM Award)

Nah, pembaca, sementara itu, kita tarik lagi lebih silam ke belakang, 15 Desember 2016. Disitat dari laman resmi Pemprov Lampung, ekonom FE Unila Asrian Hendicaya saat itu kembali menginjeksi pentingnya reorientasi paradigma pelaku UMKM-IKM termasuk di sektor pertanian, untuk juga mulai fokus upaya pengolahan hasil produksinya, guna memberi nilai tambah ekonomi.

“Hasil UKM itu kan dominan primer, misal dia petani padi jualnya gabah, kalau dia petani kopi jual biji kopi, kalau petani singkong jual singkong mentah. Artinya agar nilai tambah ekonomi kita meningkat itu harus diolah, nah kebijakan pemerintah provinsi mendorong upaya untuk pengolahan produk,” ujar periset Pusiban Lampung ini, berharap pengolahan produk mentah berimbas muara peningkatan lapangan kerja lingkungan sekitar.

Hari ini, asa berwujud industri pengolahan dimaksud termasuk didalamnya di sektor perkopian Lampung, selain ada yang gugur ambruk digebluk pagebluk, tak sedikit pula yang bertahan, bangkit, menggeliat. Fakta jamak industrialisme kopi dunia.

Balik seputar warta kegiatan, ingat tahun lalu Pemprov Lampung melalui Disperindag juga menaja Festival Kopi Lampung 2020, yang dipusatkan di salah satu hotel berbintang di Bandarlampung, pada 4-5 November 2020.

Festival berisi tangkai Kejuaraan Barista Lampung, Lomba Tata Hidang Makanan Berbahan Kopi, pameran produk UMKM-IKM Kopi Lampung itu, diabdikan sebagai bagian fasilitasi perbantuan Pemprov Lampung dalam membangkitkan kembali semangat industri kopi Lampung terimbas pandemi.

Simak saja harapan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lampung, Riana Sari Arinal, saat pembukaan festival.

Wanita anggun, hijabers jebolan FH Unila itu anggun pula pengharapan. “Melalui Festival Kopi Lampung 2020 ini, diawali Kejuaraan Barista dan Lomba Tata Hidang Makanan Berbahan Kopi ini, diharapkan akan mampu meningkatkan nilai tambah dan brand image (imaji jenama) kopi Robusta Lampung, serta meningkatkan pemasaran produk baik offline maupun online. Juga tumbuh inovasi-inovasi baru dalam mengembangkan olahan kopi di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga dapat meningkatkan konsumsi kopi per kapita dalam negeri,” ekspektasi Riana Sari.

Sebut Riana saat itu, dari Kejuaraan Barista misal, nantinya bisa hasilkan menu racikan minuman kopi berbahan baku khas Lampung hingga Lampung punya satu menu wajib minuman kopi Lampung yang disajikan oleh hotel dan coffee shop yang ada di sini. Pun, Lomba Tata Hidang Makanan Berbahan Kopi. Bisa memunculkan menu baru bahan dasar kopi dan kemudian dijadikan menu alternatif pilihan pengusaha kuliner Lampung.

Baca Juga:  Babinsa Koramil 410-02/TBS Masuk Dapur Warga, Mbah Pajri: Terimakasih Pak Babinsa

“Anak-anak ini memang kreatif, mereka anak muda yang akan menjadi penerus bangsa. Ajang seperti ini beri kesempatan mereka berinovasi, kreatif, bisa percaya diri, nantinya bisa mengembangkan usahanya sendiri,” ujar Riana, menujukannya pada para siswa-siswi SMK di Lampung, peserta tangkai even itu.

Diketahui, Pemprov Lampung juga berikan ruang usahawan muda dan IKM kopi, untuk memasarkan beragam produk andalan dan unggulannya di Galeri Dekranasda Lampung, Jl Ir Juanda, Pahoman, Bandarlampung, dan mempersiapkan ruang di rest area Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) bagi para pengusaha IKM-UMKM termasuk kopi.

Nah, soal besaran potensi, tumbuhkembang, serta capaian prestasi industri perkopian Lampung hari ini, banyak pihak menilai, terpenting, kesemuanya harus tetap terus senantiasa disyukuri. Petik dan ambil hikmah terbaik dari gelegar pandemi.

Bahwa pandemi ialah seseram-seramnya interupsi, banyak orang berkata bijak, saat yang sama hendaklah lekas pindah ikatan, dari itu segera kencangkan ikat pinggang, dan perlakukanlah pandemi selaku sebaik-baiknya mahaguru inovasi, bagi dua proses produksi dan distribusi, dan bukan lagi an sich sekadar eksperimentasi.

Pendek kata, bilamana secara sadar kita posisikan diri sebagai manajer risiko, maka bila pandemi ini tantangan, tugas sejarah kita pula merubahnya menjadi peluang. Kendala lapangan pebisnis kopi terbentang, dapat ditangkap sebagai peluang emas bagi yang jeli membidik potensi, bakal pundi uang sekaligus taja diri jadi bagian bentang solusi.

Dari itu, bukan semata sekadar merawat capaian hasil kini didapat, menjaga jejaring dan apatah demi itu-ini yang lain, bagi para pebisnis/pengusaha olahan kopi Lampung yang sadar jejaring sadar promosi, warta Disperindag ini patut disambut korespondensi.

Masih lapang waktu, sepekan kedepan. Salam coffepreneurs, salam kopilovers! [red/Muzzamil]

 614 kali dilihat

Tagged