Ketua Fraksi PKS DPR Kunjungi Korban Tsunami di Cinangka Banten

NASIONAL

SERANG, lampungvisual.com-

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengunjungi korban tsunami di Desa Karangsura dan Bulakan Kecamatan Cinangka Serang Banten (Sabtu, 29/12). Kedatangan Jazuli selain menyerahkan bantuan untuk korban tsunami juga untuk membersamai dan memotivasi relawan PKS untuk bencana tsunami Banten.

“Kedatangan saya untuk menyerahkan bantuan yang diperlukan oleh para korban berupa bahan makanan, obat-obatan, pakaian, selimut, tenda dan lain sebagainya. Dana bantuan bersumber dari sumbangan Anggota Fraksi PKS DPR. Saya pribadi sesuai janji menyerahkan seluruh gaji DPR bulan Desember untuk membantu korban tsunami. Semoga berkah dan bermanfaat meringankan korban,” kata Jazuli.

Anggota DPR Dapil Banten ini juga mengapresiasi kepedulian dan kerja keras para relawan bencana khususnya dari kader-kader PKS yang sejak hari pertama sudah mendirikan posko informasi, turut serta dalam proses evakuasi, serta aktif menerima dan menyalurkan bantuan untuk korban.

“Relawan bencana merupakan salah satu materi kaderisasi PKS. Sehingga setiap terjadi bencana dimana pun di wilayah Indonesia struktur dan kader PKS selalu tanggap dan siap sedia diterjunkan. Ini bentuk kepedulian dan khidmat kader-kader PKS kepada masyarakat dan hal ini sudah berlangsung lama dan telah menjadi tradisi di PKS,” tandas Jazuli.

Baca Juga:  Kedekatan TNI dan Rakyat Semakin Terasa dengan adanya TMMD 107

Tidak hanya dari Banten, relawan PKS tercatat datang dari Jawa Barat, DKI Jakarta, bahkan dari Jawa Tengah yang dikirim ke Banten untuk membantu Pemerintah dalam proses tanggap bencana hingga tahap rekonstruksi dan rehabilitasi.

“Kami selalu memastikan bahwa dalam bergerak, relawan PKS berkoordinasi dengan Pemerintah dan Pemda dalam hal ini Badan penanggulangan bencana. Hal ini agar bantuan baik dalam bentuk tenaga maupun barang bantuan dapat tersalurkan dengan baik, efektif dan efisien,” katanya.

Anggota Komisi I DPR ini mengapresiasi langkah cepat pemda kabupaten maupun provinsi Banten yang telah menetapkan status “darurat bencana”. Hal ini semata untuk memastikan totalitas penanganan bencana oleh seluruh instansi pemerintah dengan melibatkan seluruh elemen kebencanaan masyarakat.

“Kita apresiasi penetapan status darurat bencana pemkab dan pemprov Banten sampai tanggal 9 Januari. Dengan status ini semoga penanggulangan bencana berlangsung cepat dan efektif dengan dukungan penuh seluruh instansi Pemerintah termasuk pendanaannya. Yang paling penting penanganan korban dilaksanakan dengan baik. Fokus pada penyelamatan, penyembuhan, dan pemulihan korban, termasuk pemenuhan kebutuhan hidup berupa pangan, sandang, papan,” ungkap Jazuli.

Baca Juga:  Pasi Intel Kodim 0823, Ajak Jurnalis Pantau Kondisi TMMD 107

Terakhir, Jazuli Juwaini meminta pemerintah pusat melalui BNPB, BMKG, dan BPPT memastikan sistem peringatan dini (early warning system) bencana tsunami pesisir selat sunda telah aktif dan berfungsi. Ini penting karena salah satu masalah bencana yang terjadi kemarin adalah tidak berfungsinya alat sistem peringatan dini.

“Mengingat aktivitas Gunung Anak Krakatau yang terus aktif dan cuaca yang dinamis, Pemerintah harus memastikan alat early warning system berfungsi dan aktif. Termasuk memastikan kesiapan dukungan anggaran. Kita akui ada kegagapan informasi saat bencana kemarin. Tapi tidak perlu kita perpanjang lagi. Yang lalu kita evaluasi untuk kesiapsiagaan ke depan betapa pentingnya alat deteksi peringatan dini tsunami. Agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat potensi bencana yang terjadi,” kata Jazuli.

Menurut Ketua Fraksi PKS ini, kewaspadaan penting bukan saja supaya masyarakat siapa siaga dan tetap tenang, tapi juga untuk memastikan penyelamatan dapat dilakukan dengan baik sehingga korban jiwa dapat diminimalisir.

Baca Juga:  Semangat Satgas TMMD Reg.107 Tanpa Mengenal Lelah

Berdasarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten, paling tidak ada 14.587 orang yang harus mengungsi akibat tsunami tersebut. Data sementara, ada 526 unit rumah, 14 hotel, 60 warung kuliner bibir pantai, 215 gazebo, dan 44 unit perahu yang rusak. Sementara data korban jiwa terakhir berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) korban meninggal mencapai angka 429 orang dan lebih 1.500 orang luka-luka. Jumlah tersebut mencakup daerah Kabupaten Serang, Pandeglang, Lampung Selatan, Pesawaran, dan Tanggamus.

Sumber: Sumaterapost

Editor: Basri

 804 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.