Kuliah Umum Pascasarjana IIB Darmajaya, Mahasiswa Harus Kreatif dan Inovatif

Kuliah Umum Pascasarjana IIB Darmajaya, Mahasiswa Harus Kreatif dan Inovatif
PENDIDIKAN

Bandar Lampung, (LV)
Saat ini, berbagai macam kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi. Hal itu dikatakan Dr. Andi Desfiandi, S.E., M.A, pada kuliah umum Program Studi Magister Manajemen, Pascasarjana Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, Sabtu (2/10/2021).

Kuliah umum bagi sekitar 50 mahasiswa dan mahasiswa baru pascasarjana itu melalui zoom dengan moderator Dr. Anggalia Wibasuri, S.Kom., M.M, juga menghadiri pembicara lainnya, yaitu Dr. Faurani Santi I. Singagerda, S.E., M.Sc.

Pada kesempatan itu, Andi Desfiandi juga mengatakan saat ini, secara global, salah satu ancaman era baru industrial digital adalah akan hilangnya 1 sampai 1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025. Hal itu karena tergantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis.

“Sehingga, berapa pun pemerintah dan dunia usaha menciptakan lapangan pekerjaan tidak akan mampu menampung tenaga kerja yang ada saat ini. Terlebih di era digital saat ini. Solusinya, bagaimana kita menciptakan lapangan pekerjaan dengan membuat inovasi baru menggunakan digital dan terus melakukan kreativitas,” kata Ketua Yayasan Alfian Husin itu.

Baca Juga:  Wisuda Bareng, ini Cerita Kakak Beradik Raih Cum Laude di IIB Darmajaya

Tantangan lainnya, kata dia, diestimasi bahwa di masa yang akan datang, 65% murid sekolah dasar di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada di hari ini. Namun demikian, era digitalisasi saat ini akan berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2,1 juga pekerja baru pada tahun 2025.

“Selain itu, terdapat potensi pengurangan emisi karbon sekira 26 miliar metrik ton dari tiga industri: elektronik (15,8 miliar), logistik (9,9 miliar) dan otomotif (540 miliar) dari tahun 2015-2025,” kata Andi Desfiandi.

Dia juga menjelaskan, ekonomi kreatif saat ini adalah bagaimana penciptaan nilai tambah berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia (orang kreatif) dan berbasis pemanfaatan ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi.

Baca Juga:  Jurusan Sosiologi FISIP Unila Helat Survei Preferensi & Persepsi Publik, Jaring Masukan Rencana Buka S2

Selain itu, industri kreatif saat ini haruslah menjadi sebuah industri yang menghasilkan output dari pemanfaatan kreativitas, keahlian, dan bakat individu untuk menciptakan nilai tambah, lapangan kerja, dan peningkatan kualitas hidup. “Dan, ekonomi kreatif sangat mungkin dilakukan oleh mahasiswa di tengah-tengah kesibukan perkuliahan,” kata dia.

Dalam kuliah umum dengan tema ‘Perkembangan Digitalpreneur dan Kreativepreneur Indonesia di Masa Pandemic’, pembicara lainnya, Dr. Faurani Santi I Singagerda mengatakan kreativitas terdiri dari 1% ‘Inspirasi’ dan 99% ‘Kerja Keras’.
Dia juga menjelaskan kreativitas merupakan fenomena, dimana seseorang (person) mengkomunikasikan sebuah konsep baru (produk) yang diperoleh dari sebuah proses mental dalam menghasilkan ide. “Hal itu merupakan upaya untuk memenuhi adanya kebutuhan akibat adanya tekanan ekologis dalam kehidupan manusia,” kata dia.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis IIB Darmajaya itu juga menjelaskan karakteristik orang kreatif saat ini adalah, adanya hasrat untuk mengubah hal-hal di sekelilingnya menjadi lebih baik. Selain itu, adanya kepekaan, yaitu sikap terbuka dan tanggap terhadap segala sesuatu.

Baca Juga:  Keren, Mahasiswi Manajemen ini Selesaikan Joint Research di UteM Malaysia

Kemudian, adanya minat untuk menggali lebih dalam dari yang terlihat di permukaan, adanya rasa ingin tahu yang tak pernah berhenti, mendalam dalam berpikir dan selalu optimis dengan memadukan antusiasme dan rasa percaya. “Dari semua itu tentunya kita juga harus memiliki kesabaran dalam memecahkan masalah yang ada dengan lebih telaten,” kata dia. (**)

 483 kali dilihat

Tagged