Dari sini pun kita sering menduga-duga, sebenarnya sebobrok apa kabar literasi para generasi muda. Padahal kalau urusan baca-membaca, generasi muda tidaklah semalas itu, dan Indonesia pun sebenarnya tidak kekurangan bahan-bahan literasi. Tapi memang tidak dapat dimungkiri bahwa tantangan di setiap era pun berbeda.
Termasuk pada dua tahun terakhir. Bumi Pertiwi sempat diguncang oleh wabah pandemi Covid-19 yang kemudian berefek besar terhadap eksistensi pendidikan dan segala bidang. Atas hal tersebut, seakan-akan pendidikan kita tampak semakin terpuruk.
Masalah- masalah seperti kesenjangan fasilitas pendidikan, rendahnya kompetensi guru, serta tingginya angka anak putus sekolah adalah luka yang nyata bagi cita-cita pendidikan Indonesia. Meski begitu, generasi muda Indonesia tidaklah selemah itu. Kita adalah bangsa yang kuat, bangsa yang pantang menyerah, dan bangsa yang terus ingin bertumbuh dan belajar.
Peran para generasi muda saat ini amatlah penting. Tidak hanya terbatas di dalam kelas, anak-anak bangsa sejatinya bisa berkontribusi lebih untuk mewujudkan kemerdekaan belajar.Dengan ilmunya, generasi muda bisa ikut berkontribusi di masyarakat.
Dengan keterampilannya, generasi muda bisa membuka lapangan pekerjaan, berbagi ilmu, serta ikut mengharumkan bangsa Indonesia dengan karya. Dalam menyambut momentum Hari Pendidikan Nasional tahun ini, kita sebagai anak-anak bangsa perlu meningkatkan kepercayaan diri, keberanian, jiwa nasionalisme, serta pantang untuk berpatah arang di segala keadaan.
Sebagaimana Ki Hajar Dewantara yang pernah berkata:
“Percaya, tegas, penuh ilmu hingga matang jiwanya, serta percaya diri, tidak mudah takut, tabah menghadapi rintangan apapun.”