Minang Indah’ Mantapkan Langkah, Arungi Pandemi Terus Berekspansi

(Founder/CEO RM Minang Indah Grup, Junaedi, saat bersilaturahmi dengan Menteri Agama Fachrul Razi di Jakarta, beberapa bulan lalu. Satu payung, Junaedi, Kabid Pengembangan Usaha DPD PBL Lampung, ormas pimpinan Fachrul Razi | Foto: dokpri)
PROFIL & SOSOK

BANDARLAMPUNG-
Sama sekali bukan penyuka D’Masiv, namun spirit salah satu karya religiusnya, Jangan Menyerah, bak melingkupi nyala dan nyali pria petarung bisnis satu ini.

Founder/CEO Rumah Makan Minang Indah Grup Bandarlampung, Junaedi, terus menyita kesehariannya dengan curah penuh perhatian khusus pada upaya ekspansi bisnis kulinernya.

Pemilik 13 cabang rumah makan menu masakan Padang, milik sendiri maupun waralaba berpola bagi hasil syariah di Bandarlampung, dan Lampung Selatan ini terus sigap berderap langkah, meski sempat terengah digebuk pagebluk.

Terbaru, warga Desa Bumisari, Natar, Lampung Selatan ini membocorkan perkembangan terkini progres usaha yang dia rintis sejak 20 Februari 2009.

(Founder/CEO RM Minang Indah Grup, Junaedi, bersama sang istri tercinta, Asih Liawati, dalam satu kesempatan. | Foto: dokpri)

Ya, setelah di tanggal itu dia membuka cabang pertama RM Minang Indah, di Jl Raya Batupuru, Merak Batin, Natar, disusul runut sesuai waktu berdirinya, cabang kedua di Jl Raya Merak Batin, Muara Putih, Natar (samping RS Natar Medika), dan cabang ketiga, Jl Raden Gunawan (dekat BLPP Hajimena), yang masuk wilayah Lampung Selatan.

Lalu, cabang ke-4 Jl Pramuka Rajabasa (depan SMPN 2 Bandarlampung), kelima Jl Cik Ditiro Kemiling (depan U-turn jalur dua ruko baru), keenam di Jl Pagar Alam Kedaton (simpang empat lampu merah Gang PU).

Cabang ke-7, Jl Yos Sudarso (Kunyit) Telukbetung Selatan. Ke-8 di Jl Untung Suropati, Labuhanratu. Ke-9 di Jl Ratu Dibalau, Waykandis, Tanjungsenang. Cabang kesepuluh di Jl H Agus Salim, Kelapa Tiga, Tanjungkarang Barat.

Khusus cabang kesepuluh, adalah hasil kongsi sistem franchise dengan salah satu rekan bisnisnya, Ajie Munawar, pengusaha alkes pemilik Apotik Alifa, yang lokasinya di seberang RM, pas kiri traffic light simpang Agus Salim.

Senada cabang ke-11, di Jl Pagar Alam (Gang PU), seberang parkir belakang Universitas Teknokrat Indonesia, dekat Masjid Al Hikmah. Ini kongsi bisnisnya dengan Ahmad Junaidi Auly, politisi PKS anggota DPR/MPR. “Duo Jun”.

Cabang ke-12, Jl Soekarno-Hatta 109 (By Pass) samping Lampung Post, Rajabasa, mulai beroperasi pada 10 Juni 2020 lalu. Disusul cabang ke-13, beroperasi 15 Juli 2020, Jl Gajah Mada 49, Kotabaru, Tanjungkarang Timur.

Kini, jelang tutup tahun pandemi ini, pria 45 tahun anak ke-3 dari empat bersaudara, yang belakangan diketahui bukan berdarah Minang, namun asli kelahiran Banyumas, Jawa Tengah, Desember 1975 ini, mantap langkah.

Baca Juga:  Invitasi Catur Piala Ketua Asosiasi Profesi Satpam Indonesia Lampung Andri, Hari Ini

Menarget optimistis awal tahun depan, cabang ke-14 di bakal lokasi kompleks kios milik Baitul Jannah Islamic School Jl Pramuka Raya 43, Kemiling Permai, Kemiling, Bandarlampung bakal segera dia operasikan.

Dia menginfokan, kuat keinginannya cabang ini dapat dibuka berbarengan dengan rencana Sugirianto, pengampu Baitul Jannah, kebetulan juga Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Bandarlampung, untuk membuka Wakaf Mart, di lokasi yang sama.

Sugirianto, juga Ketua BWI Lampung yang dijabat oleh Rektor IIB Darmajaya Firmansyah Yunialfi Alfian, kebetulan sama-sama sahabat dekat Junaedi.

“Awal tahunlah Inshaallah,” ujar Junaedi coba memastikan, menjawab redaksi, disua kala rehat di cabang Cik Ditiro, pada Minggu (29/11/2020) siang.

Sebelumnya, ayah dari Lintang Aulia Nurmala Putri, dan Zulfikri Abdul Qodir itu membocorkan jibaku dirinya tengah dalam fase pembangunan fisik gedung di lokasi milik sendiri yang rencana per durasi bakal jadi cabang baru ke-15 RM Minang Indah. Luar biasa.

Mengincar lokasi tepi jalan nasional, di antara dua RM tenar bilangan Jl Lintas Sumatera, Desa Candimas, sebelum Bandara Internasional Raden Inten II Branti Raya, Natar. Dia memohon doa.

“Candimas. Iya, lumayan panjang 16 (meter) lebar ke belakang 26 meter. Iya tanah sendiri. Doain ya,” ucapnya, via pesan singkat, Sabtu (28/11/2020) tengah malam.

Tanpa bermaksud jumawa angkat talu, ditilik pintas lalu, efek berantai sosial ekonomi imbas buas situasi kahar pandemi COVID-19 yang menyerbu Indonesia saat ditemukenali kasus positif terkonfirmasi pertama 2 Maret 2020, disusul merangsek ke Lampung saat ditemukenali serupa 14 Maret 2020, bagi Junaedi seperti tak berlaku.

Namun dia mengaku, mula pandemi hadir, dia dan keluarga, mitra bisnis –rekan franchise maupun rantai pasok bahan baku, 150-an mitra karyawan yang gantungkan penghidupan dan jadi tanggungannya, semua sempat ketar-ketir.

Beragam spekulasi, keberlangsungan bisnisnya bakal hebat tergulung, tak ingin berlama-lama dia openi.

Naluri petarung bisnisnya –merintis karir dari nol usai lulus tahun 1991 dari SMP Negeri 1 Wangon, Jl Raya Utara 106 Mejingklak, Wangon, Banyumas, bekerja di RM Putra Minang, Jl Pluit Selatan Nomor 22 RT 01 RW 09, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, hingga tiba injakkan kaki kali pertama di Lampung 1998 silam, gonta-ganti majikan rumah makan hingga ambil langkah berani buka usaha sendiri 2009–, terasah uji.

Baca Juga:  Aktivis Prodem, Bekas Direktur LBH dan Ketua KPU Lampung Edwin Hanibal Berpulang

Bekerja baik, kombinasi khusyuk pinta doa malam dan kombinasi otak kiri otak kanannya, sukses membimbing upaya seriusnya berekspansi bisnis. Sederhana gak pake ribet, terukur, dan “everybody happy”. Semua senang.

Jadilah, beberapa cabang tengah hingga terakhir RM-nya merupakan pemodelan akuisisi bisnis usai pemilik awal atau pemilik lama mengangkat ‘bendera putih’ tanda menyerah.

Meski secara mandatori, usai kontan dipercaya beberapa kolega bisnis mengakuisisi usaha mereka yang diterpa ancaman pandemi, dan ada pula jauh sebelum pandemi melanda sepakat berkongsi dengannya meski urung –juga ulah pandemi. Imbas corona merenggut kedigdayaan, (dan sejatinya bukan hanya) mereka (saja). Nun kita semua. Astaghfirullah..

Hanya mengajukan satu syarat, secara full-management dibawah kendalinya usai akuisisi, di tangan dingin Junaedi, terbukti hingga saat ini –saat warta ini tiba di ruang baca anda, omset cabang RM pascaakuisisi terbilang moncer.

Mengulang warta “resep” suksesnya mengakuisisi RM yang nyaris kolaps, dia berlaku adil dalam terapan pola bagi hasil syariah ampuannya, yang pemodelan akuisisi bisnis kondisional.

Melalui skema penyelamatan matang, Junaedi jadi juru selamat. Skema itu, seakar rotan dengan skema bisnis anutannya di beberapa cabang yang memang 100 persen aset miliknya.

Dengan bagi hasil berbasis syariah, dan satu syarat, urusan manajemen bisnis usaha pascaakuisisi mutlak jadi hak utuh Junaedi. Alhasil, no ribet brand Minang Indah paten jadi perekat.

“Ya, diakuisisi ya, ambil alih sistem pola bagi hasil syariah. Bagi hasil A’,” Junaedi membenarkan, Mei 2020 lalu.

Hasil laba bersih per bulan, adil dibagi terdiri dari 50 persen hak karyawan atau mitra kerja, sementara sisanya –tidak ikut ditulis, menjaga etika bisnis– ada persentase royalti Minang Indah, pemilik Minang Indah, dan mitra usaha yakni empunya tempat atau gedung.

“Adapun manajemen mutlak dipegang Minang Indah,” lugas dia, menegaskan pula yang jadi hak karyawan di masing-masing cabang adalah harga mati, dan sama sekali tak dapat diganggu gugat.

“Kalo karyawan mah, baik yang usaha bermitra, ataupun yang mutlak punya aku, ya tetap, 50 persen hak karyawan,” ucapnya mantap, saat itu.

Baca Juga:  Bidadari Berhati Emas Siap Mewujudkan Kota Bandar Lampung Sehat dan Bermartabat

Nah itu dia, sepinggan warta Junaedi, yang super ulet pula berjejaring sosial.

Berusaha jadi warga yang sadar sosial, di desa dia tinggal, dia aktif bendahara Rukun Kematian ‘Sadar’ Desa Bumisari Kecamatan Natar, Lampung Selatan.

Saat ini dia dikenal, selain Bendahara Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Himpunan Pengusaha Mikro dan Kecil Indonesia (Hipmikindo) Lampung 2019-2023 pimpinan Rosyid Effendi.

Dan, anggota komunitas pehobi Pajero One (P1) Indonesia Chapter ‘Krakatau’ Lampung. Dia juga jadi Ketua Bidang Pengembangan Usaha DPD Pejuang Bravo Lima (PBL) Lampung 2020-2025 pimpinan Ary Meizari Alfian.

Sebagai pamungkas, Junaedi yang masih mengunci rapat satu rencana lagi ekspansi bisnisnya mengamini anjuran salah satu kepala daerah di Lampung, masih sama, tak punya lagi kiat jitu dulangan sukses, kecuali “tiga jaga” dan satu kejar.

“Tiga jaga” itu, khusus RM Minang Indah, jaga kualitas masakan, jaga kebersihan rumah makan, dan jaga kualitas pelayanan.

Dan satu kejar, tidak lain berasal dari petuah bijak bekas majikannya –guru pertama, saat dia pertama bekerja di RM di Pluit, Jakarta Utara. “Petuah bos pertama kerja dulu di Jakarta. Kejar untuk sukses kita, sebelum usia memasuki angka 50 tahun,” Junaedi, diwawancara medio Mei 2020 lalu.

Jika kebetulan tersapa admin suara aplikasi peta digital, saat anda tengah melintas di lokasi dekat ke-13 cabang RM Minang Indah ini, tak ada salahnya, selain cicipi menu gadang masakan Padang racikan juru masak terbaik Junaedi, bisa berkesempatan menukil kata lain jurus suksesnya: berjibaku, bertahan, dan kini turut jadi salah satu yang berjaya di tengah pandemi.

“Kesempatan tidak datang dua kali.” Oke Uda Junaedi. Bara ko Uda, awak samo awak jan maha-maha bana, lamak bana randiangnyo, tambuah ciek yo? [red/Muzzamil]

 513 kali dilihat