Penuhi Syarat Standarisasi CHSE Destinasi Pariwisata Indonesia, Tegal Mas Dianugerahi Piagam MASATA

PESAWARAN

PESAWARAN, LAMPUNG — Organisasi komunitas pelaku, pemerhati, pecinta pemajuan dunia pariwisata Indonesia, Masyarakat Sadar Wisata (MASATA), secara eksklusif memberikan piagam bergengsi kepada pengampu destinasi wisata Pulau Tegal Mas, Pesawaran, Lampung, Jum’at 9 Oktober 2020 lalu.

Piagam itu, yakni Piagam Apresiasi Pulau Tegal Mas Lampung Telah Memenuhi Persyaratan Standarisasi CHSE (Cleanliness, Healthty, Safety, and Environmental Sustainability) Destinasi Pariwisata Indonesia.

Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) MASATA Panca Rudolf Sarungu dan Sekretaris Jenderal Andi Azwan, didampingi sejumlah pengurus DPP menyerahkan piagam tersebut kepada Direktur Utama PT Tegal Mas Thomas, Rafsam Patria, mewakili Thomas Azis Riska, selaku pengelola destinasi.

Penyerahan sekaligus kunjung lapang berlangsung hangat di dermaga utama Pulau Tegal Mas, di bawah pandu ketat protokol kesehatan COVID-19, pukul 10.14 Waktu Indonesia Barat.

Begitu tiba turun kapal, rombongan MASATA takjub dengan terapan ketat protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian COVID-19 di sana. Pulau terpencil, notabene jauh dari mata dan jangkauan petugas.

Tanpa kecuali, rombongan dicek suhu tubuh, dipandu mencuci tangan plus penyanitasi, dan lalui bilik disinfeksi. Papan tulisan “Kawasan Wajib Masker” menghiasi tiap spot dan sudut lokasi.

Direktur Operasional Pulau Tegal Mas, Happy Yulizar, hangat menyampaikan ucapan selamat datang. Disusul kata sambutan dari Sekjen DPP MASATA Andi Azwan, mewakili ketumnya.

Andi mengungkapkan, pihaknya cukup tersanjung atas sambutan tuan rumah. “Pulau Tegal Mas ini sungguh karunia Tuhan yang luar biasa. Surga kecil, Maldives of Indonesia, from Lampung,” pujinya disahut aplaus yang hadir.

Menjelaskan maksud kedatangan, tak lupa Andi mensosialisasikan berikut hasil agenda diskusi fokus terpumpun/ Focus Group Discussion (FGD) Strategi Reaktivasi Pariwisata Nusantara di Provinsi Lampung, sehari sebelumnya, Kamis 8 Oktober 2020, di Hotel Bukit Randu, Bandarlampung.

Baca Juga:  Wagub Chusnunia Chalim Berharap Akreditasi Pelayanan Rumah Sakit Jiwa Daerah Lampung yang dilakukan KARS Hasilkan Pelayanan Kesehatan Jiwa

Gelaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bareng MASATA itu, membangunkan kembali optimisme elemen pemangku kepentingan sektor pariwisata regional se-Sumatera.

Yakni untuk tetap tangguh bertahan di tengah pandemi, bersama meyakini bahwa pemajuan pesat akan kembali dirasakan masyarakat pariwisata di Indonesia pascapandemi, disertai kata kunci proses pemajuannya: kolaborasi.

“Alhamdulillah kegiatan FGD yang dilaksanakan oleh Kemenparekraf dan MASATA berjalan dengan sukses. Demikian juga Kick Off Penerapan Protokol Pariwisata dan Sosialisasi Digitalisasi Pariwisata MASATA dan Telkom Indonesia, di Lembah Hijau Lampung, kemarin (Kamis),” ujarnya.

Pria berlatar 20-an tahun pengalaman profesional sejumlah perusahaan multinasional di Jakarta-Hongkong ini menambahkan, dengan tangan terbuka pihaknya mengajak Pulau Tegal Mas bersinergi berkolaborasi memajukan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Lampung, Sumatera dan Indonesia.

“MASATA siap mendukung dan bekerja sama, kami juga siap mempromosikan tempat yang indah ini melalui semua media sosial MASATA,” janjinya.

Gayung bersambut. Dirut Tegal Mas, Rafsam Patria, semangat pidatonya berterima kasih atas penganugerahan piagam apresiasi, juga mengatakan itu jadi sebuah kebahagiaan, kebanggaan, kesan mendalam, pelecut semangat pihaknya untuk terus berbuat terbaik bagi pemajuan pariwisata di Lampung.

Paparannya, soal seluk beluk muasal berdirinya destinasi Tegal Mas, yang beroperasi sejak 2018 usai Thomas Azis Riska bersama warga setempat bahu-membahu dan jatuh bangun membangun pulau eksotis itu.

“Dulunya pulau ini bisa dibilang pulau hantu, tak berpenghuni. Saat kami para warga sini, bertemu pak Thomas Riska selanjutnya terus berjuang bersama-sama hingga saat ini, saat itu kami menemukan selain lautan sampah juga ada mohon maaf, 86 mayat manusia saat pembersihan pulau dan wilayah sekeliling,” ungkap dia, bikin kaget juga tercengang yang mendengarnya.

Dia menambahkan, sebelum dikelola pihaknya, Pulau Tegal Mas juga dikenal sebagai penampung ‘setia’ sampah laut dan pesisir pantai Teluk Lampung.

Baca Juga:  Operasi Pasar Minyak Goreng Wagub Chusnunia

“Sampai sekarang masih pak. Disini ada siklus Januari-Februari, di bulan itu pulau ini kedatangan sampah berton-ton jumlahnya. Eksavator kami pun tak cukup imbangi volume sampah yang ada. Abis gimana, masih buruknya sistem penanganan sampah oleh pemda, tak heran warga di pesisir sana rata-rata buang sampah ya ke laut. Dari itu kami juga aktif bersama lakukan penyadaran,” Rafsam setengah curhat.

Sepanjang lima jam kunjung lapang, ramah tamah, salat Jumat, hingga usai jamuan makan siang, foto bersama, mendampingi, konsultan hukum Pulau Tegas Mas, Resmen Kadafi dan staf.

Sekadar informasi, apa CHSE dan Say CHSE, peran MASATA berkecimpung didalamnya, secara normatif CHSE ini Panduan Pelaksanaan Kesehatan, Kebersihan, dan Keselamatan untuk sektor Hotel, Restoran dan Bioskop.

Menparekraf/Kepala Baparekraf Wishnutama Kussubadio meluncurkan program tematik ini bareng program “Indonesia Care” atau I Do Care pada 11 Juli 2020 lalu, ditandai dengan pemutaran video “Indonesia Care” di Studio XXI Plaza Senayan, Jakarta.

MASATA menjadi salah satu mitra Kemenparekraf pada penyelenggaraan program, bersama pemangku industri pariwisata dan ekonomi kreatif lain.

Termasuk, penganugerahan piagam apresiasi ini, satu bentuk pemodelan kampanye edu-kreatif yang dihelat MASATA bekerja sama dengan GoTix.

Zaskia Gotik? Bukan. GoTix ini adalah platform ticketing LOKET serta bagian dari ekosistem Gojek, yang dihadirkan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses dan membeli ragam tiket even hiburan termasuk destinasi wisata dan atraksi.

Seperti dinukil dari keterangan Head of LOKET Tubagus Utama satu ketika,

Menyitat satu penjelasan Ketum DPP MASATA Panca Rudolf Sarungu, kampanye CHSE MASATA dan GoTix ini bagian kolaborasi partisipatif antar perusahaan super app dengan gerakan pariwisata berbasis komunitas untuk ikut mendorong gerak maju kehidupan perekonomian Indonesia namun tetap menjaga kenyamanan dan keamanan.

Baca Juga:  Kadis Dikbud Lampung Tinjau KBM Tatap Muka Langsung SMA dan SMK di Pesawaran

Praktik baik CHSE di Pulau Tegal Mas pun tak kurang turut diendus MASATA.

Secara manajemen, berkat kerja keras pengelola dan warga Tegal Mas sejak 2017-2018 hingga sebelum disergap pandemi, roda penghidupan ekonomi jejaring warga lintas profesi terkait pariwisata setempat diketahui relatif membaik signifikan. Pundi rupiah.

Dari para nelayan dan buruh nelayan, pemuda putus sekolah yang segera alih profesi jadi pemandu wisata, para pegiat lingkungan yang sukses buka usaha jasa mandiri segala sesuatu terkait snorkeling dan diving, kuliner, handycraft, dan banyak lagi.

Sebagian besar dari mereka sungguh amat sangat terpukul. Seperti kisah pengakuan dua pemuda tanggung, juru parkir dan penyewa perahu kawasan Pantai Mutun, salah satu akses dekat termudah menuju Tegal Mas.

Ditemui usai bus rombongan MASATA meninggalkan lokasi dan langsung bertolak ke Jakarta, bada salat Jum’at pekan lalu itu, mereka pun bercerita dahsyatnya imbas ekonomi pandemi sekonyong-konyong matikan urat nadi penghidupan dan kehidupan mereka.

“Semoga sebelum 2021 negara kita udah bebas lah ya Bang dari corona,” jawab sekenanya satu dari mereka, menolak disebutkan identitasnya, tetapi dari sorot matanya tersimpan harapan besar berakhirnya pandemi.

Sabar, tetap bertahan, perbanyak doa, tetap tangguh ya, anak muda! Teruslah penuh semangat menjadi bagian saksi hidup majunya pariwisata dan ekonomi kreatif bangsa tercinta. [red/Muzzamil]

 637 kali dilihat