Seruput Kopi di Zurich Swiss, Peluang Manis Eksportir Lampung ditengah Krisis

KOPILOVERS -- Alista Oreo, seorang WNI bersuamikan warga Swiss, pemilik kedai Omnia Coffee, di Zurich, Swiss, di area barista kedai ritel kopi specialty Indonesia ini. WNI pebisnis di Swiss, setia menanti pemberlakuan perjanjian IE-CEPA yang telah diratifikasi Indonesia, disusul Swiss tahun ini. | Instagram/Omnia Coffee
PROFIL & SOSOK

Senada mayoritas negara, memberlakukan pembatasan sosial dan pengetatan aktivitas ekonomi warganya, Pemerintah Swiss baru 31 Mei 2021 mulai memperbolehkan bisnis rumah makan untuk buka operasi dengan dine-in (makan di tempat). Syaratnya, satu meja maksimal empat orang, dengan sistem penelusuran kontak data pengunjung.

Sebelumnya, sejak 19 April lalu bisnis rumah makan diizinkan buka sebatas take-away (dibawa pulang) atau makan di luar (outdoor) seperti di area teras restoran.

Terungkap, kedahsyatan imbas pandemi melanda setahun lebih ini juga dirasa cukup memukul sektor bisnis, termasuk bisnis rumah makan Indonesia di Swiss. Restoran Indonesia di Jenewa berjuang untuk tetap bertahan menghadapi ‘paceklik’ ini pula.

Pengusaha resto di Jenewa dikenal amat kompak, ingin maju bersama menghadapi tantangan situasi pandemi, aturan lockdown, serta protokol kesehatan ketat, seperti pembatasan jumlah tamu, aturan dine-in atau outdoor atau take-away atau delivery, kewajiban contact tracing, pembatasan fisik (physical distancing) dan standar higienitas bisnis kuliner di Swiss.

Bertemu Dubes, mereka curhat tantangan utama menjalankan bisnis kuliner di Swiss, utamanya kebutuhan dukungan logistik, seperti kemudahan pengiriman/pengadaan logistik (aneka bumbu dan santan kelapa dari Indonesia) berjadwal rutin dengan bea masuk atau ongkos kirim terjangkau. Berikut, kebutuhan sumberdaya chef profesional dan manajer restoran. Mereka berharap bantuan KBRI Bern mencarikan jalan keluarnya.

Lilih, pemilik Bali Palace Indonesia, restoran strategis pusat kuliner tengah kota Jenewa misalnya. Kisah Lilih, usai restorannyi buka lagi pascapelonggaran aturan pembatasan, pengunjungnyi pelan-pelan kembali datang.

Selain menyaji aneka kuliner khas Indonesia seperti bakso Malang, batagor, gado-gado, gudeg Yogya, mi ayam, nasi kuning, nasi uduk, rendang, siomai, dan soto Betawi, ada pula spot di pojok restoran, khusus untuk etalase displai dan ritel produk Indonesia.

Loading

Tagged