Siapa Puspita Ayu Permatasari, Kandidat Doktor Kreator iWareBatik?

(Puspita Ayu Permatasari, PhD (Cand), mahasiswi S3 Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) untuk Warisan Budaya Tak Benda dan Pariwisata, Università della Svizzera Italiana (USI), Lugano, Swiss, asal Indonesia, pengampu iwarebatik.org, Koordinator Riset Teknologi Komunikasi iWareBatik untuk Batik Indonesia. | linkedin.com)
PROFIL & SOSOK

BANDARLAMPUNG-
Puspita Ayu Permatasari, Ph.D (Cand.), namanya. Sejak Oktober 2017, ia kini mahasiswi S3 Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) untuk Warisan Budaya Tak Benda dan Pariwisata (ICT for Intangible Cultural Heritage in Fashion and Tourism) Università della Svizzera Italiana (USI), Lugano, Swiss.

Bertepatan perayaan HUT ke-75 RI, Senin 17 Agustus 2020 lusa kemarin, selaku Koordinator Riset Teknologi Komunikasi iWareBatik, bareng timnya meluncurkan aplikasi digital batik itu dalam dua platform. Laman daring, dan gawai pintar.

(Tangkapan layar halaman pertama menu utama dashboard aplikasi digital batik iWareBatik karya Puspita Ayu Permatasari dkk. | iwarebatik.org)

Dosen Universitas Trisakti Jakarta sejak Maret 2017 ini, ialah President of Indonesian Student Association in Switzerland and Liechtenstein, paguyuban mahasiswa WNI di Swiss dan Liechtenstein, sejak Juli 2019.

Antusiasme pada pengembangan ekonomi kreatif, talenta fesyen digital dan jiwa cinta tanah air, membawa mahasiswi program beasiswa S3 dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan, yang fasih tiga bahasa asing ini –Mandarin, Inggris, dan Perancis, diluar bahasa ibu dan bahasa Indonesia tentunya ya, ke lini penjelajahan digital terbaiknya.

Baca Juga:  Mengenal Sosok Pemeran Dracula Film Wahana Rumah Hantu

Kefasihannya cas cis cus berbahasa Mandarin, jadi modal tersendiri peraih predikat cumlaude S1 Studi China Universitas Indonesia (UI) 2010 ini.

Berbahasa Perancis pun fasih, hingga tak sulit baginya, menamatkan S2-nya di program magister Management of Cultural/Natural Heritage and Tourism Université Paris 1 Panthéon-Sorbonne, Perancis, tepat masa, 2014-2016.

“She has strong professional,” bunyi penggalan komentar Attila Albert, sejawat terhubung Puspita di laman Linkedin, diakses Rabu (19/8/2020).

Balik ke iWareBatik, seperti keterangan pengenalannya di Google Play Store, diakses dari Bandarlampung, Rabu (19/8/2020), diklaim adalah aplikasi seluler panduan batik Indonesia serta seni busana dan pariwisata.

“iWareBatik adalah platform digital berupa website dan aplikasi seluler yang tersedia dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia,” keterangan itu.

Teknologi komunikasi digital tersebut, dirancang untuk menampilkan dan mengomunikasikan nilai-nilai budaya yang luar biasa dari tradisi batik yang dikukuhkan oleh UNESCO dalam Daftar Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi pada 2009.

Baca Juga:  Hanura Metro Menggebrak, Ajukan 25 Bacaleg 85% Perempuan, ke KPU Naik Becak

“Teknologi komunikasi iWareBatik ini didesain untuk membantu para pemangku kepentingan batik pada skala nasional maupun internasional untuk mengidentifikasi berbagai pola tekstil batik dari segi nilai-nilai filosofis di balik 124 motif batik, daerah asalnya dan informasi yang berguna tentang produsen batik lokal di 34 provinsi,” lanjut narasinya.

“I am aware of Batik”, ialah filosofi di balik nama iWareBatik. Kata Puspita, melalui aplikasi ini diharapkan orang-orang tidak hanya memakai batik (wear) tapi juga memahami (aware) makna batik yang sedang dipakai.

Sebagaimana motif batik mewakili budaya setiap daerah di Indonesia, situs dan aplikasi iWareBatik juga menampilkan informasi daerah pariwisata alam/budaya serta situs UNESCO yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.

Aplikasi dilengkapi fungsi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) untuk menerka motif Batik Indonesia, membantu pengguna menemukan makna dari batik yang dipakai.

Meskipun, saat ini aplikasi ini baru bisa mengidentifikasi beberapa motif batik, yaitu Merak, Kawung, Ampiek, Parang. Namun akan dikembangkan lebih lanjut di masa yang akan datang.

Baca Juga:  Halo Bupati Musa, OJK-APINDO Lampung Siapkan Dua Ribu Vaksin Lampung Tengah

Tujuan pengembangan iWareBatik? “Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pariwisata berkelanjutan dan pelestarian situs warisan budaya dan warisan budaya takbenda UNESCO di Indonesia,” sahih penjelasannya.

Diketahui, sukses luncur aplikasi buah kolaborasi jejaring Puspita dkk. Riset ini, terang ia, terwujud berkat dukungan dari beasiswa LPDP Indonesia, Laboratorium digital USI eLab, UNESCO Chair in ICT to develop and promote sustainable tourism in World Heritage Sites bertempat di USI, Swiss.

Juga, didukung dua jejaring kontributor konten ilmiah, Asosiasi Sobat Budaya, dan Bandung Fe Institute Indonesia.

Inovasi Puspita dkk disokong penuh Pemerintah Indonesia, melalui Duta Besar LBBP RI untuk Konfederasi Swiss, Muliaman D. Hadad. Dubes menyebut aplikasi ini sejalan dengan upaya peningkatan jumlah pelancong negeri berkode unik CH itu ke Tanah Air. [red/Muzzamil]

 3,006 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.