Usai Bersua Gubernur, APINDO Sambangi PTPN VII, Sinergi Bangun Ekonomi Lampung

Usai Bersua Gubernur, APINDO Sambangi PTPN VII, Sinergi Bangun Ekonomi Lampung
Logo APINDO, BUMN Holding Perkebunan (atas). Ketua DPP APINDO Lampung, Ary Meizari Alfian (kiri) dan Direktur PTPN VII, Ryanto Wisnuardhy (kanan). | Kolase Collage Maker/Muzzamil/APINDO/PTPN VII
PROFIL & SOSOK

“Kita mencatat laba naik, tetapi kalau biaya produksi juga tinggi, ya itu belum memenuhi unsur operational excellence jadi financial excellence. Karena itu, selain menaikkan produksi dan lama, kita juga harus tekan biaya produksi,” imbuh dia, menekankan.

Meski demikian, dia menyatakan komoditas karet yang masih relatif stagnan kinerjanya harus tetap dipertahankan. “Fluktuasi harga kelapa sawit saat ini sedang naik, dan sangat terbuka juga terjadi pada karet,” prediksinya.

Matang pengalaman, Nurhidayat yang lahir di Pagaralam, Sumatera Selatan 28 Februari 1961, SD-SMA di Banyuwangi Jatim, sarjana S1 Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA), Institut Pertanian Bogor (kini IPB Institute) pada 1984, dan Magister Manajemen Agribisnis almamater yang sama (1995) itu tercatat menekuni karir profesional perkebunannya dan dimulai dengan bergabung di PTPN.

Jauh sebelum karirnya memuncak, lulus S1 dia meniti bekerja jadi Asisten Tanaman di PTP XXIII (Persero) pada 1985 di Bengkulu. Catatan, saat restrukturisasi 1996 PTP XXIII, PTP XXVI, PTP XXIX digabung jadi PTPN XII (Persero) wilayah kerja Jawa Timur.

Kurun 1996 hingga 2007 di PTPN XII ini, dia pernah memanajeri beberapa Unit Kebun, jua Kabag SPI. Ujian Tuhan datang: Nurhidayat diamanati jadi Direktur Produksi PTPN XII 2007-2009, naik Dirut PTPN XII 2009-2012. Di sela kesibukan, Nurhidayat juga tercatat Komisaris PT KPB Nusantara 2009-2014.

Penyegaran, dia kemudian pindah tugas jadi Direktur Perencanaan Pengembangan dan Pemasaran PTPN III (Persero) di Medan, 2012-2014. Dia juga jadi Komisaris Utama PTP Mitra Ogan, pada periode yang sama.

Komisaris Wiwin beri masukan berharga bagi Manajer Baasith ihwal kebun kelolaan. Kebun dengan luas relatif kecil harus jadi keunggulan kinerja dibanding kebun lain.

Kebun kecil ujarnyi, justru harus menjadi keunggulan komparatif. “Sebab, dengan jangkauan yang lebih dekat, semua dapat dikontrol dengan maksimal. Dan itu pasti akan lebih sehat. Salah satu cara, bisa dilakukan kompetisi di internal,” kata Wiwin.

Baca Juga:  Selamat Wisuda Ajeng dan Nova, Sarjana UBL Milenial Pejuang Bravo Lima

Chief Ryan menekankan komoditas karet harus terus berupaya maksimal menaikkan produksi dan kontribusi kepada manajemen. Sebab berdasar data prospek yang ada, ujar dia, masih ada “idle” kapasitas produksi yang bisa dimaksimalkan.

Masih ada potensi yang bisa dimaksimalkan, kata dia. “(komoditas) karet PTPN VII harus beri kontribusi lebih baik lagi. Sebab, dari komposisi umur tanaman yang sudah delapan tahun tidak ada replanting, kita butuh investasi besar untuk menjaga keseimbangan komposisi,” tegasnya.

Baasith sendiri, mengutarakan kinerja unit dipimpinnya naik signifikan berkat kebijakan Kantor Direksi PTPN VII yang diakui cukup maksimal. Dari berbagai aspek, terutama pemenuhan hak-hak normatif karyawan yang sudah lancar, peralatan kerja yang cukup, pun telah memulihkan spirit kerja karyawan.

“Saya atas nama seluruh karyawan Unit Waylima menyampaikan terima kasih kepada manajemen. Kebijakan yang menyentuh hak-hak karyawan menjadi kunci kami bergerak lebih semangat,” kata dia takzim.

Di Wayberulu, Nurhidayat mengulang balik paparannya saat di Waylima, soal agregasi operational excellence menjadi financial excellence. Saat inspeksi, di unit ini, seluruh Manajer Unit pengelola komoditas karet di PTPN VII Wilayah Lampung hadir.

Membersamai Manajer PTPN VII Unit Usaha Wayberulu, Sugeng Budi Prasongko, Manajer Unit Tulungbuyut Agus Faroni, Manajer Unit Bergen Ahmad Nurwibowo, dan Manajer Unit Kedaton Rusman Ali Yusuf.

Presentasi Sugeng mengungkap kinerja Unit Wayberulu terus memperbaiki kultur kerja kembali ke basic seiring perbaikan semua lini. “Alhamdulillah, semua indikator dalam sistem manajemen dan kinerja di Unit Wayberulu menunjukkan tren naik. Kami sedang internalisasikan nilai-nilai kompetitif dalam tagline AKHLAK sebagai budaya perusahaan BUMN. Kami yakin, tahun 2021 ini dapat mencatatkan laba lebih besar dan terus mempertahankan tren naik,” itu dia.

Saat di kebun sawit PTPN VII Unit Rejosari-Pematangkiwah keesokan harinya, Rabu, Nurhidayat, mengapresiasi kinerja unit yang dipimpin Manajer Unit, M Syafi’i Ritonga.

Baca Juga:  Selamat Jalan, Achmad Riza

Syafi’i, mengaku memulai memimpin unit, kondisi kebun kurang terawat. Didukung manajemen Kantor Direksi, menyediakan pendanaan cukup fasilitas memadai, dia dan tim jalankan program operational excellence.

“Dengan dukungan Kandir (Kantor Direksi), pendanaan, fasilitas, terlebih pemenuhan hak-hak karyawan, Alhamdulillah kinerja kami membaik. Hingga saat ini Unit Repa telah mencatatkan laba positif dan akan diupayakan optimalisasi peraihan hingga akhir tahun,” tekad Syafi’i.

Presentasi Syafi’i soal inovasi, misal satu prakarsa inovasi sederhana komoditas sawit dan dua di pabrik karet yang dilaporkan bisa menghemat biaya produksi sebesar lebih dari Rp143 juta, dinilai positif Nurhidayat.

Nurhidayat dan anggota rombongan skuad sama dengan kemarinnya, saat meninjau kebun kelapa sawit Unit Repa juga bersua para manajer Unit PTPN VII pengelola kebun dan pabrik kelapa sawit Wilayah Lampung. Yakni, Manajer Unit Bekri Supomo, Manajer Unit Padangratu Ilfendri didampingi staf.

Catatan khusus Nurhidayat bagi Unit Repa –telah berprakarsa inovasi meski formatnya sederhana: inovasi itu harus menginspirasi unit lain untuk melakukan hal yang sama.

“Saya sangat mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Pak Syafi’i dan tim di Unit Repa ini. Prakarsa sederhana, tetapi saya yakin lahir dari niat baik dan tulus untuk memperbaiki keadaan. Ini harus menginspirasi semua unit, bahwa dengan keterbatasan yang ada, kita masih bisa,” suntik dia lagi.

Adapun, sejumlah prakarsa sederhana yang disebut sebagai “inspirasi inovasi” yang dilakukan Unit Repa itu, antara lain, proses regrooving roller creeper (rekondisi silinder pada pabrik karet).

Selama 2021, Pabrik Karet SIR milik Unit Repa harus memperbaiki delapan unit dengan nilai Rp17 juta per unit. Dengan perbaikan dilakukan karyawan sendiri, hanya butuh biaya Rp7 juta per unit. Dengan demikian, hemat Rp85 juta selama 2021.

Ekspertasi inovasi seperti dilakukan Unit Repa ini diyakini Nurhidayat juga dimiliki Unit lain. Sebab, kata dia, latar pendidikan dan kompetensi yang didapat dari pengalaman dari karyawan PTPN VII sangat memadai.

Baca Juga:  Universitas Lampung Akan Nobati Doktor Kehormatan untuk Walikota Herman HN dan Etnomusikolog Australia Margaret Kartomi

“Saya sangat yakin, kita punya aset itu, baik soft skill maupun hard skill. Karyawan kita ini latar belakang pendidikannya bagus semua dan dilatih oleh pengalaman yang sangat baik. Demikian juga fasilitas di semua unit kita, sebenarnya sangat cukup. Tinggal niat baik dan mau tidaknya,” pancing dia.

Soal kinerja PTPN VII Unit Repa, Nurhidayat bilang ada potensi yang bisa dimaksimalkan ke depan. Tak ayal, dia juga mengapresiasi peningkatan produksi dan produktivitas yang dicapai di Unit di Lampung Selatan ini.

“Kita boleh bangga dengan pencapaian ini, tetapi jangan terlena. Kebetulan angka-angka yang ditampilkan ini didukung oleh atmosfer usaha yang kondusif. Ke depan, tantangan kita masih berat. Tolong tingkatkan terus utilitas aset, terutama pabrik agar lebih maksimal,” pesan Nurhidayat.

Seturut, apresiasi serupa dihadirkan Direktur PTPN VII Ryanto Wisnuardhy. Berkaca dari sukses inovasi Unit Repa, Chief Ryan minta semua unit memiliki workshop yang bisa memberi nilai tambah kepada unitnya. Sebab kreativitas karyawan harus diakomodasi, agar bisa meninggalkan legacy atau warisan nama baik di masing-masing unit kerjanya.

“Bengkel atau workshop di Pabrik Karet Repa harus jadi contoh, jadi role model. Ke depan, kita harus ciptakan workshop-workshop di semua unit. Ekspertasi yang dimiliki Unit Repa harus menjadi inkubator inovasi di PTPN VII, meskipun sederhana,” tutup dia. [red/Muzzamil]

 573 kali dilihat

Tagged