
Sebagian mereka, sebanyak 22 pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) pengisi total stan UMKM yang disediakan panitia dibawah pandu protokol kesehatan 5M cegah kendali COVID-19, sejenak bak beroleh suasana hati layaknya sebelum pandemi ada.
Suasana dimana pameran, eksibisi, apa pun namanya, masih menjadi sarana efektif, wah, gebyar semebyar untuk perkara promosi produk unggulan UMKM. Dari yang pemula –baru pertama, coba-coba dalih peruntungan lalu ikut, misal, atau dari mereka yang skala usahanya masih ultramikro atau minimikro.
Sampai, yang sudah sukses naik kelas ke tapak “go digital” –terbaru, Menkop UKM Teten Masduki saat peluncuran raya aplikasi Nasari Digital secara daring di Jakarta, pada 2 Oktober 2021 merilis jumlah UMKM yang sudah onboarding dalam ekosistem digital mencapai 15,9 juta (24,9 persen dari total 65 juta unit UMKM Indonesia saat ini) atau yang sedikitnya telah mampu sandang status eksportir, hingga mereka yang ulah gigih promosi, sadar pentingnya tiada hari tanpa promosi, renyah dijuluki “penghuni tetap” stan pameran UMKM kapan dimanapun.
Seperti diwartakan sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) RI, Dr Sandiaga Salahuddin Uno, sukses menyita perhatian.
Dia jadi magnet utama publik UMKM dan ekonomi kreatif Lampung, yang membanjiri MBK, mal ternama yang buka operasional sejak 12 Juli 2014 silam, kelolaan korporat retail sukses Lampung milik peniti karir bisnis dari zaman buka warung kelontongan dekade 80-an, Aloysius Bunawan.
Penyelia pengingat, agar pembaca tak lupa, jenama Mall Boemi Kedaton berasal dari gubernur Lampung kala itu, yang kini tengah emban tugas negara sebagai Dubes LBBP RI untuk Republik Kroasia, Sjachroedin ZP.
Dua pejabat Kemenparekraf/Baparekraf: Direktur Kuliner Kriya Desain dan Fesyen, Yuke Sri Rahayu; Direktur Akses Pembiayaan, Hanifah Makarim, mendampingi Sandiaga.
Berikut, Puteri Indonesia 2019, Frederika Alexis Cull; jelita aktivis sosial, anak tunggal produk amalgamasi Inggris-Indonesia: ayah berwarganegara Australia keturunan Inggris, Roy Alexis Cull dan ibu kelahiran Lampung, Yuliar Markonah Peers; yang turut tampil menemani Sandiaga di panggung, saat taja Creative Talkshow #1 bertemakan “Paket Lengkap Potensi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung”, berlangsung.
Hadir pula istri Sandiaga, Nur Asia Uno. Selain, menyimak pula paparan Sandiaga, anggota DPR/MPR dapil Lampung I F-PKB duduk Komisi X DPR, Dr M Khadafi; anggota DPR/MPR dapil Lampung II Fraksi Gerindra duduk Komisi IV DPR, Dwita Ria Gunadi; anggota DPD/MPR dapil Lampung, Abdul Hakim; Walikota Bandarlampung, Eva Dwiana; Walikota Metro, dr Qomaru Zaman; Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto; Wakil Bupati Pringsewu Dr Fauzi; Plt Kabid Pemberdayaan Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung, dan hadirin.
Dalam paparannya, Sandiaga meminta dan mendorong segenap pelaku ekonomi kreatif khususnya UMKM di Lampung: agar “jangan berhenti berinovasi” untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah.
“Kewirausahaan dilandaskan atas tiga orientasi utama, pertama adalah inovasi. Karenanya jangan berhenti lakukan inovasi, ciptakan produk baru yang lebih baik sampai minat masyarakat terus meningkat,” kata dia.
Injeksi dia, pelaku ekonomi kreatif harus dapat memaksimalkan potensi dari minat masyarakat yang saat ini mulai banyak bergerak lakukan perjalanan wisata dibingkai protokol kesehatan ketat dan disiplin.
“Hari ini kita merasa bahagia karena Apresiasi Kreasi Indonesia edisi Lampung dihadirkan. Dan kita lihat 20 UMKM terbaik di sektor ekonomi kreatif kita tampilkan dan ini membuka lapangan kerja yang sangat besar, sangat luas. Kita harapkan Apresiasi Kreasi Indonesia menjadi momentum kebangkitan pariwisata dan ekonomi kreatif kita,” kata dia.
Disitat diakses hari yang sama dari siaran pers kementerian, Sabtu (23/10/2021) lalu, Sandiaga menerangkan AKI 2021 adalah program pengembangan ekonomi kreatif melalui peningkatan kapasitas dan pameran bagi para pelaku ekonomi kreatif subsektor kuliner, kriya, fesyen, musik, film, animasi, aplikasi, dan permainan, yang secara estafet akan dihelat di 16 daerah di Indonesia.
Dari Lampung, 31 finalis pelaku ekonomi kreatif di kabupaten/kota, berkesempatan mengikuti bootcamp (program pelatihan terfokus pengembangan kewirausahaan, red) menghadirkan berbagai mentor terbaik yang memberikan beragam pelatihan terkait peningkatan kapasitas dan pengembangan usaha serta eksibisi produk.
“Melalui Apresiasi Kreasi Indonesia, kami berupaya mendorong UMKM kreatif di Indonesia untuk naik kelas. Momentum percepatan pertumbuhan ekonomi harus dimanfaatkan sebaik mungkin karena UMKM pilar kebangkitan ekonomi nasional,” ujar dia.
Sandiaga mempermaklumkan 2021 ini tahun kebangkitan. Di sektor ekonomi kreatif, ujar dia, UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development, Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan, red) telah menetapkan 2021 sebagai “The International Year of Creative Economy for Sustainable Development”.
Sehingga, dari itu diharapkan pemulihan pariwisata Tanah Air juga dapat berdampak yang luas dan beragam untuk membangun pondasi pariwisata di masa depan.
“Lampung dari segi geografis dekat dengan Jakarta, Bandarlampung bisa jadi pusat ekonomi kreatif dan saya lihat potensi, jika kita kemas dengan satu kebersamaan akan menghasilkan banyak terobosan baru dan membangkitkan peluang kita untuk bangkit pascapandemi,” garis bawah Sandiaga.
Terlebih, sisi menarik lain pidatonya, dalam waktu dekat akan dilakukan groundbreaking (peletakan batu pertama, red) megaproyek Bakauheni Harbour City di Lampung Selatan yang merupakan proyek strategis nasional sehingga diharapkan menjadi destinasi dan sentra ekonomi kreatif baru bagi wisatawan.
“Di dalamnya nanti juga akan ada creative hub. Kami akan mendukung secara totalitas dan kita akan buat travel pattern dan akan buat produk-produk ekonomi kreatif Lampung bisa di-showcase di Bakauheni Harbour City,” ucap Sandiaga, mantap jiwa.
Penyelia poin ini, mengelaborasi sejenak poin pidato sang menteri. Per transliterasi, “creative hub” yang entah kenapa berlaku gejala umum makin kesini justru banyak dimaknai secara salah kaprah untuk tidak menyebutnya gagal paham, dikutip dari artikel keren Michael Budiman Mulyadi dari Universitas Pelita Harapan (UPH) di laman The Conversation, edisi 1 Februari 2018, didefinisikan sebagai tempat penelitian dan pengembangan, belajar, dan membuat prototipe produk, berfokus pada penyediaan ruang bagi insan kreatif untuk berkarya dan berkegiatan.
Versi lain, British Council, mendefinisikan “creative hub” sebagai ruang fisik maupun virtual yang menggabungkan orang-orang dengan kewirausahaan di bidang industri kreatif maupun budaya.
Jadi, jangan dipersempit pemaknaannya menjadi hanya sekadar coffee shop yang telah diupgrade, ya, pembaca. Creative hub bukan melulu pembangunan infrastruktur fisik di suatu pusat kreatif semata.
Beralih ke “travel pattern”, meminjam diksi dari Direktur Pemasaran Pariwisata, Badan Otorita Borobudur, Agus Rochiyardi, dalam opininya: Travel Pattern, Pilihan Swasta dan Pertumbuhan Ekonomi (Harian Jogja, 8 April 2020), yakni suatu pola perjalanan yang dirancang, dibangun dan dikemas menjadi suatu komoditi yang layak untuk dinikmati.
Dijelaskan Agus, unsur-unsur yang harus diperhatikan mencakup informasi umum (geografi, iklim, bahasa, dan budaya lokal); informasi fasilitas umum (kantor polisi, bank, rumah sakit, kantor imigrasi, perbelanjaan; identifikasi atraksi wisata (alam, budaya dan buatan); identifikasi fasilitas akomodasi (klasifikasi hotel, kapasitas kamar, fasilitas dan pelayanan, kemudahan pencapaian lokasi); identifikasi fasilitas restoran (jam buka, menu, kemudahan pencapaian lokasi); serta sarana prasarana pendukung (moda transportasi, daya dukung jalan, airport dan pelabuhan).
Berangkat dari kegelisahannya mendapati rilis data jumlah wisatawan di dunia pada 2019 sebanyak 1,5 miliar pelancong, versi United Nation World Tourism Organization (UNWTO) di Madrid, Spanyol, 20 Januari 2020, dengan demikian simpul dia sekarang ini pariwisata merupakan “sunrise industri”, namun faktanya wisatawan manca (wisman) yang masuk ke Indonesia menurut BPS pada tahun yang sama di kisaran 16,3 juta jiwa, ini berarti relatif kecil sekali.
Dari itu, diluar upaya pemerintah membuat kebijakan untuk kemudahan wisman masuk ke Indonesia berupa bebas visa untuk 168 negara, kemudahan perizinan yacth dan cruise untuk embark dan disembark di beberapa pelabuhan, kemudahan investor berinvestasi dengan menderegulasi 90 persen bisnis pariwisata terkait kepemilikan saham dan kemudahan perizinan.
Yang sayangnya geliat pariwisata yang mulai terlihat itu harus rela terinterupsi, terganggu di akhir Januari 2020 setelah tiba COVID-19 yang mendunia sebagai pandemi global usai ditetapkan WHO pada 11 Maret 2020, dan tak urung memukul habis industri pariwisata, buah pembatasan ruang gerak manusia.
Saat itu, Agus menuang kegelisahan, sambil menanti COVID-19 reda, merekomendasikan antara lain pelaku wisata Indonesia harus lakukan sesuatu terutama pembenahan di lingkungan internal masing-masing, dapat berbentuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia, produk, dan lainnya.
Nah, salah satu yang perlu ditata ulang (Agus fokus menujukannya bagi kalangan pelaku jasa kepariwisataan bagian ujung tombak, yakni) agen travel, yaitu pembuatan Travel Pattern dimaksud.
Ia meliputi rute, sites dan wisatawan, format day-trip, resort trip, holiday-trip, roundtrip dan passing through. Pembuatan Travel Pattern, demikian Agus Rochiyardi menggarisbawahi, dapat meningkatkan lama tinggal wisatawan, “dan mendorong pemerataan pembangunan pariwisata di daerah,” sebutnya. Terima kasih pencerahannya, direktur Agus Rochiyardi!
Penyelia kembali, lama tinggal wisatawan, atau dalam istilah ilmu kepariwisataan, Length of Stay (LOS), merupakan lama tinggal wisatawan di suatu kawasan wisata. Lazimnya, angka resmi rerata masa lama tinggal wisman berdasar latar kebangsaan, bersumber dari data Passenger Exit Survey, Kemenparekraf (2000-2016), juga olah data dari Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM. Rumus kasarnya, semakin lama masa tinggal seseorang berpredikat pelancong di satu destinasi wisata, makin jamak afirmasi travel pattern didapatkan. Pun, pundi rupiah.
Itu dia. Kini kembali ke paparan Sandiaga. Demi gembira mendengar, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Dr Edarwan, berterima kasih atas dukungan Kemenparekraf/Baparekraf dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Lampung, termasuk dalam proyek strategis nasional Bakauheni Harbour City.
“Ground breaking pada 27 Oktober 2021 akan dimulai dengan pembangunan masjid, kedua adalah revitalisasi Menara Siger, dan ketiga adalah membangun gedung UMKM atau creative hub. Tentu kami berharap dukungan pak Menteri. Bahwa bangunan fisik akan dihadirkan, dan untuk konten di dalamnya menjadi harapan kita agar dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk memberikan dukungan,” kata Edarwan bak spontan pula melaporkan, pandai nian dia memaksimalkan kesempatan.
Mengapresiasi berikut berpantun ria pula, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Lampung, Riana Sari Arinal Djunaidi, menyebut kehadiran Menteri Sandiaga memberikan semangat pariwisata dan UMKM menuju Lampung Berjaya.
“UMKM, pariwisata, kuliner di daerah ini tak kalah dengan provinsi lain,” ujar Riana pada Sandiaga, saat acara. Riana yang anggun berbusana batik Siger khas Lampung, pun berpantun di ujung sambutan. “Satu titik/dua koma/Ibu Nur cantik/Pak Sandi yang punya,” mantapnyi dikontani riuh aplaus hadirin dan kata “Cakeeep!”, komentar spontan Sandiaga.
Selain bonus kaya, smart, cerdas, macho, juga ganteng, dasar sosok gaul, ada saja celotehan prokem kekinian yang Sandiaga Uno lontarkan, dan umumnya kontan bikin gerrr bagi mereka yang mendengarnya.
Ini lelagi terbukti pada Creative Talkshow dan Pameran AKI 2021 Sabtu pekan lalu itu. Gelaran dimana Sandiaga turut menyajikan minuman khas daerah Lampung tersebut, dia mengungkap simpul, dari beberapa kali kunjungannya, hasil kreasi produk daerah ini semakin maju.
“Dengan digitalisasi, saya yakin pemasaran hasil kreasi-kreasi tersebut akan semakin mudah,” bidiknya, setelahnya juga menyebut dua tantangan terkait sektor pariwisata saat pandemi COVID-19 ini.
Pertama, bagaimana mengatasi pandemi COVID-19. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut dia, memperoleh penghargaan sebagai tokoh pariwisata dunia atas keberhasilannya memenangkan Global Tourism Forum Award Tahun 2021.
“Presiden Jokowi tokoh yang betul-betul berjuang untuk mengendalikan COVID-19, mulai dari vaksinasi, tes tracing treatment, prokes yang terintegrasi Aplikasi Peduli Lindungi,” ungkap Sandi, memuji “bos”nya itu, mantan rival paslon era pilpres 2019 lalu.
Kedua, imbuhnya, bagaimana wisatawan Nusantara (wisnus) maupun wisatawan mancanegara, beralih dari “rohali” alias “rombongan hanya lihat-lihat” menjadi “rojali” alias “rombongan jadi beli”. Haha.
Wisatawan tak hanya lihat-lihat, pengalaman, dan kesan tapi to buy, beli (produk-produk unggulan) ekonomi kreatif, tandasnya lagi. “Makanya, kita hadirkan 20 produk ekonomi kreatif dari Lampung,” sorong dia.
Apa saja stan pemeriah acara hingga buat Menparekraf Sandiaga jadi ‘kesengsem’ dan seolah tak berhenti mengapresiasi kemajuan ekonomi kreatif di Provinsi Lampung itu?
Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Provinsi Lampung, juga Sabtu itu merincikan, stan peserta, antara lain stan makanan dan pakaian, Tapis Lampung dan batik Lampung. Seperti, stan fesyen (Batik Bukit Selero), kriya (Batik Siger), dan kuliner (Darsa Keripik Buah Lampung dan Rumba Coffee).
Arena pameran juga disemarakkan dengan performansi musik dari Tuan Muda Band, Anda&Brokenjeans, dan Tn. Robertus.
Sandiaga, mengitari lokasi meninjau stan pakaian, tak lupa cicipi menu kuliner stan seperti di stan es cendol pandan, kerupuk kemplang, serta stan kopi khas Lampung.
Nah, disinilah selimut keceriaan tersingkap. Langsung saja, Septika Sari Tjindarboemi, pemilik UMKM kuliner “Tjindar Sai Kuweh dan Mpek Doss”, yang beralamat di Jl Raden Patah Gg Haji Masnin 12 Kelurahan Kaliawi, Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung, misal.
Pengusaha perempuan yang karib disapa Bicik ini sungguh surprise. “Kemaren habis langsung diborong semua buat oleh-oleh mas Menteri Sandiaga Uno,” ungkapnyi via pesan singkat, Minggu malam (24/10/2021), usai penutupan.
Diintip di akun aplikasi media sosial berbagi foto Instagram miliknya, @tjindar_sai, Bicik ini produsen aneka varian makanan seperti legit, maksuba, bolu suri, kojo, serta empek-empek ikan dan empek-empek doss.
Terhubung Senin (25/10/2021) kala siang, “Kemaren, Alhamdulillah, legit Lampung diborong semua,” sahutnyi via pesan singkat, pukul 14.18 Waktu Indonesia Barat.
Agaknya patut dilihat sebagai bukan sesuatu kesan yang biasa saja, ditanya perasaannyi beroleh kejutan produk dijajakannyi akhirnya ludes diborong oleh sang menteri, “Rasanya seneng banget mas ga nyangka,” sahut Bicik sebelas menit berselang. “Semoga kedepan legit Lampung dapat mendunia,” sahutnyi lagi, satu menit kemudian.
“Legit Lampung”, jenama bagi kue lapis legit alias spekkoek, kue basah khas Lampung, berciri khas utama bumbu sangat harum, rasanya manis –amat manis, hidangan wajib acara resmi maupun hari raya keagamaan.
Selain ia, yang juga tak dapat menutupi riang gembiranya, pengampu 11 stan UMKM lain yang rerata notabene juga adalah UMKM mitra binaan, jejaring, dan anggota Bidang UMKM-IKM Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Lampung, dari 22 stan peserta.
Seperti terafirmasi, Senin. Usai mengiyakan, CEO UMKM kuliner Dian Female, Tanjung Senang, Bandarlampung, Dian Pustika Syarifudin; Sekretaris Bidang Usaha Mikro Kecil Menengah-Industri Kecil Menengah (UMKM-IKM) Dewan Pimpinan Provinsi (DPP) APINDO Lampung ini merincikan.
“Iya benar. Ini daftarnya,” afirmasi Dian, via panggilan WhatsApp, sekira pukul 13.20 Waktu Indonesia Barat, di sela ia juga Bicik, tengah mengikuti Bimtek Pengemasan taja Disperindag Lampung, di Bandarlampung.
Selain Tjindar Sai bareng UMKM kuliner pizza mini dan bolen jenama “BolenMu” berbasis di Jl Mawar, Sinar Mulya, Desa Hajimena, Kecamatan Natar, Lampung Selatan milik Sefti Handayani, Omahe Nughe; lainnya, UMKM kriya ALYN Tapis, lokasi gerai di Jl Pagar Alam 23/171 (Gang PU) Kedaton, Bandarlampung, milik Novita Ria; dan kriya asal Desa Kurungan Nyawa, Gedong Tataan, Pesawaran, milik dosen kewirausahaan Universitas Muhammadiyah Pringsewu, Hidayatulloh; Andanan Batik Lampung.
Termasuk, Batik Siger by Una, di Jl Bayam 38 Kelurahan Beringinraya Kecamatan Kemiling Bandarlampung; milik maestro, desainer/mentor batik tulis Lampung, Laila Khusna.
Berikut, UMKM kuliner Blikopi, berbasis di Springhill Residence Amethys 5 Nomor 28, Kelurahan Kemiling Permai, Bandarlampung.
Sang pemilik melukiskan ekspresi bangga, di unggahan video singkat Instagramnya Senin, momen detik-detik saat Sandiaga sambangi stan, borong produk kopinya, Sabtu itu.
“A day in my life. Terima kasih AKI 2021. Mas Menteri Sandiaga Uno berkunjung ke booth Blikopi dan mengapresiasi serta membeli produk-produk Blikopi. Didampingi ibu Nur Asia. Dan ibu Riana Sari Arinal, yang turut memberi masukan untuk kemajuan produk lokal. Terima kasih untuk support-nya dan sudah menjadi ROJALI (Rombongan Jadi Beli),” caption unggahan Blikopi menggelitik.
Lainnya, Darsa Keripik Buah Lampung, Kaos Lampung, Rendang Ambo, Rumba Coffee, Selvy Collection, dan Srima Batik.
Stan UMKM non APINDO, ada Apollo Rocket, Barro, Cendol Pandan, House Tapis Citra (HTC), LittlemonQ, Puspa Bangsa, dan Unay.
Berkesempatan kunjungi stan di hari kedua Minggu (24/10/2021) dan berbelanja, Ketua DPP APINDO Lampung, Ary Meizari Alfian, mengapresiasi, sekaligus diapresiasi para pelaku UMKM masing-masing stan. “Salut dan luar biasa untuk teman-teman UMKM tadi ya, salam hormat dan tetap semangat ya,” singkat Ary.
Yang juga bangga disambangi menteri, diberi sertifikat bagian finalis AKI 2021, plus banjir pesanan, CEO Selvy Collection asal Lampung Selatan, produsen kerajinan bantal kursi sofa unik macam Bantal Sultan jua lainnya sesuai model pesanan, Silvy Agustine, mewakili, berterima kasih. “Terima kasih pak Ketua APINDO dan keluarga sudah mampir di stan Selvy Collection dan berbelanja,” khatur Silvy.
Di Instagram, Silvy juga bersyukur rangkaian acara AKI 2021 telah selesai berjalan lancar. “Terima kasih mas Menteri Sandiaga Uno untuk program-program yang luar biasa, (ketua Dekranasda Lampung) ibu Riana Sari Arinal serta jajaran. Terima kasih juga untuk tim AKI 2021, Bank Mandiri, LinkAja, untuk supportnya,” unggah Silvy Agustine, takzim. [red/Muzzamil/Diskominfotik Lampung/Kemenparekraf]