
Adapun BLT minyak goreng senilai Rp100 ribu per bulan yang diberikan sekaligus untuk tiga bulan (April, Mei, Juni), sehingga yang diterima KPM senilai Rp300 ribu. Bantuan tersebut masih ditambah dengan bansos sembako Rp200 ribu. Dengan demikian total uang bansos yang diterima sejumlah Rp500 ribu.
Terkait penyaluran BLT minyak goreng, Executive Vice President (EVP) Regional III Jawa Barat Pujiati B mengatakan untuk kelancaran dan mencegah penumpukan antrean dilakukan pembagian jadwal.
“Penyaluran di Jawa Barat dibagi menjadi KC dan KCO. Masing-masing dibentuk satgas dan jadwal penyaluran sesuai alokasi. Kami targetkan maksimal 10 hari penyaluran tuntas untuk 3,2 juta KPM,” kata Pujiati.
Guna mempercepat penyaluran BLT minyak goreng di Jawa Barat dipersiapkan 1.300 pegawai organik. Jumlah tersebut masih ditambah dengan mitra dari unsur masyarakat, kelurahan, TKSK, dan mahasiswa.
“Selain itu titik bayar diperbanyak agar tidak terjadi penumpukan antrean,” ucapnya.
Salah satu penerima BLT minyak goreng, yaitu Rohana mengatakan uang bansos yang diterimanya akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membayar listrik, membeli minyak, telur, dan beras.
“Saya senang terima bantuan. Terima kasih pemerintah dan PT Pos Indonesia, saya sangat terbantu dengan bantuan ini,” kata Rohana.
Begitu pun dengan KPM Siti Hadiyat. Uang bansos dipakai untuk membeli sembako dan persiapan Lebaran.
“Proses pencairan bansos gampang. Saya datang ke Kantor Pos bawa KK dan KTP. Kemudian setelah data diverifikasi, langsung dapat uang,” ucap Siti.
Tak hanya Rohana dan Siti, KPM penerima BLT minyak goreng Yeti Sumiyati, juga mengaku sangat bersyukur bisa menerima bansos.
“Uang bansos saya pakai untuk membeli sembako dan memenuhi kebutuhan hidup. Saya ucapkan terima kasih kepada pemerintah dan PT Pos Indonesia, saya terbantu dengan bantuan ini,” tutur Yeti. (YP/Lang)