Akses jalan Provinsi antar Kabupaten di Lampura Lumpuh Total

LAMPUNG UTARAPERISTIWA

Lampung Utara, lampungvisual.com-
Akses jalan Provinsi penghubung antar Kabupaten di lampung utara lumpuh Total, Pasalnya mulai dari Kecamatan Abung Timur terdapat lima titik jalan diwilayah tersebut digenangi air akibat luapan aliran sungai Way Rarem.
Pantaun dilapangan, Selasa (6/3/18) setidaknya 5 desa tergenang luapan air bah aliran anak sungai Way Rarem. Yakni, Desa Banjaragung, Bumiagungmarga, Pungguklama, Gedungnyapah dan Penagan Ratu. Praktis jalan penghubung milik provinsi yang  menghubungkan desa-desa setempat ke arah Kabupaten Tulang Bawang Barat lumpuh total.
Salah satu Warga desa Banjar Agung Joni mengungkapkan bahwasanya Terdapat lima titik genangan air lebih dari 1 m menghadang pengendara melintas, seperti di satu titik di Desa Banjaragung dan 4 titik di Desa Bumi Agung Marga.
Selain melumpuhkan Akses jalan, Lanjutnya, Puluhan rumah dan ratusan hektar lahan pertanian sawah, singkong dan Jagung warga yang berada dipinggiran sungai itu tidak luput dari terpaan banjir. Dan hingga saat ini masyarakat pun masih bertahan di tempat pengungsian darurat dibuatnya sendiri, bahkan ada yang berada di areal perkebunan sawait milik warga yang dianggap lebih aman.
Sementara itu, Arif (40) warga desa Penagan Ratu mengatakan bencana banjir yang terjadi selain melumpuhkan akses jalan provinsi juga melumpuhkan sektor pertanian milik warga. Banyak warga merasakan kerugian hingga  ratusan juta rupiah akibat bencana ini. Kemungkinan Luapan air akan bertambah mengingat hujan deras yang akhir-akhir ini terus meningkat.
Hal itu juga dikatakan oleh Sekcam Abung Timur, Imron didampingi kasi BPBD, Imri  mengatakan Akses jalan saja sudah tidak dapat di lalui warga, dan mereka masih bertahan di tenda-tenda darurat dibuat secara swadaya. Kalau korban jiwa belum ada, namun kerugian warga telah banyak. Seperti rusaknya perabotan rumah tangga, kebun Singkong, sawah maupun Jagung yang siap panen yang gagal panen.
Menurut Imron, sampai dengan saat ini belum ada bantuan yang datang disana. Baik itu dari pemerintah daerah, ataupun pihak-pihak terkait untuk meringankan beban masyarakat. Padahal, surat pengajuan telah disampaikan sejak ada kejadian pertama, Jumat (2/3/2018), bahkan surat pengajuan itu dibuat dengan  ditandangani memakai materai.
“Kalau hari ini baru ada beberapa petugas yang datang yang membawa perahu karet, mereka sekedar berkoordinasi. Jadi untuk bantuan dari pihak Pemerintah Daerah belum ada, “terangnya. (Adrian folta)

 2,572 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.