KENDAL (LV) – Robek-robeklah badan ku, potong-potonglah jasad ini, tetapi jiwaku dilindungi benteng merah putih, akan tetap hidup, tetap menuntut balas, siapapun lawan yang aku hadapi.Tempat saya yang terbaik adalah ditengah-tengah anak buah, saya akan meneruskan perjuangan pemerintah. TNI akan berjuang terus.
Demikian pesan Panglima besar Jendral Sudirman, seorang panglima yang pertama yang patut diteladani dan patut dicontoh dalam melaksanakan tugas sehari-hari serta dalam kepemimpinan.
Panglima yang selalu ingin dekat dengan prajurit dan panglima yang berani bersikap walaupun dengan satu paru-paru dia berjuang sendirian untuk menunjukkan bahwa Indonesia masih ada, masih memiliki kekuatan.
Di lokasi TMMD Reguler-109 Kodim 0715/Kendal yang berada di Desa Sendangkulon, Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal, ratusan prajurit TNI telah mengabdikan diri.
Orang nomor satu di jajaran Kodim Kendal, Letkol Inf Iman Widhiarto,S.T., tak pernah “lelah” ikut kerja di pengecoran jalan yang menjasi dalah satu sasaran fisik TMMD itu.
Bahkan, meski hari libur, di sela-sela kesibukannya, Dandim Iman selalu datang ke lokasi ikut mendorong angkong yang berisi adukan cor. Selain itu mengecek progres pengerjaan sasaran fisik sekaligus untuk memberi motivasi dan memacu semangat para anggota Satgas TMMD serta warga Desa Sendangkulon yang tengah bekerja.
Tampaknya tTak ingin hanya main perintah, orang nomor satu di jajaran Kodim Kendal itu juga ikut terjun ke lapangan.” Prajurit harus terus di motivasi dan sehinnga mereka akan kreatif juga produktif. Kualitas yang harus ada dalam diri pimpinan tidak cuma soal leadership dan respek, tapi juga bagaimana pemimpin me-maintainhubungan antar Prajurit,” tegas Letkol Inf Iman Widhiarto,S.T. yangDansatgas TMMD Reg ke 109 Kodim 0715/Kendal itu.
Menurutnya, dipercaya sebagai seorang Komandan dengan beberapa anak buah itu memang bukan pekerjaan mudah, salah satu kendala antara atasan dengan bawahan adalah komunikasi. Terkadang bawahan merasa tidak puas dengan kebijakan, kritikan atau evaluasi yang diberikan atasan.
”Untuk itu sebagai komandan saya harus membuka jalur komunikasi yang baik dengan prajurit,” jelas Dandim. Tidak egois dan merasa kalau sebagai atasan adalah yang paling benar dan pintar dalam segala hal.Membuka kesempatan bagi prajurit untuk memberikan ide atau melontarkan pendapat sehubungan dengan pekerjaan dil apangan. Jika ternyata ide atau saran mereka itu bisa mempermudah pekerjaan dan menghasilkan sesuatu yang baik untuk Satuan kenapa tidak.
Walaupun sebagai Komandan, saat ada kendala di lapangan di lokasi TMMD, Dandim Iman siap turun kelapangan. Dengan ikut membantu dan tidak segan melakukan apa yang sebenarnya tidak menjadi job, itu menunjukkan kita punya kualitas atasan.
Menurutnya, sebagai Komandan jangan segan apalagi gengsi. Dengan ikut bekerja bareng prajurit, itu juga menunjukan betapa pimpinan adalah bagian dari tim, bukan ‘tuan’ atau ‘raja’. (Pendim 0715/Kendal)