Di Wisata Bukit Pendape Ternyata Ada Pengrajin Aren

Di Wisata Bukit Pendape Ternyata Ada Pengrajin Aren
MUSI BANYUASIN (MUBA)

“Setelah dipotong lengannya, didiamkan minimal selama dua hari dan setelah itu diperiksa sebanyak apa sagunya. Dalam proses pengambilan air, petani aren akan menyanyikan sebuah lagu, yang disebut ‘ sebagai adat’,” tukasnya.

Kemudian jelasnya lagi, proses pemasangan tangga untuk naik ke atas pohon dilakukan saat mulai mengayun.

Pria yang sudah tahunan memproduksi gula manes aren itu turut menjelaskan, wadah untuk mengambil air aren menggunakan bambu. Namun, kata dia, juga bisa menggunakan jerigen.

Selain beberapa rangkaian proses tersebut, ia juga mengungkapkan bahwa ada beberapa pantangan yang tidak boleh dilanggar oleh petani aren.

“Ada pantangan juga bagi orang yang mengambil air enau atau aren tersebut yakni tidak boleh berbicara kotor (cabul) pada saat proses pengolahan air aren atau enaw ini,” tegasnya.

“Seorang petani aren juga tidak boleh pelit ketika orang lain meminta hasil sadapannya (airnya). Jika pantangan ini dilanggar maka, air enau akan cepat mengering,” timpalnya.

Usai mengambil air aren, dilakukan penyaringan, proses penyaringan ini ada dua jenis. Pertama, jika dagunya sedikit maka cukup menggunakan ijuk (lapisan pohon aren). Kedua, jika sagunya banyak maka menggunakan kain.

“Proses pemasakan pun dilakukan dalam wadah yang besar dengan menggunakan tungku tanah dan kayu bakar. Selama proses pemasakan adonan gula aren terus diaduk selama 3-3,5 jam. Sedangkan untuk membantu proses pengerasan gula menggunakan campuran getah kapuk. Setelah dicetak, gula biasanya hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk mengeras,” tukasnya lagi.

Loading

Tagged