Gunawan Agung Kuncoro, SH: BUMTi Itu Strategi Usaha Bukan Bangkrut

Gunawan Agung Kuncoro, SH (dok-Foto: Basri)
TULANG BAWANG

Tulang Bawang Barat, (LV)-Pengembangan ayam kampung terpadu secara besar-besaran yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan usaha yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Tiyuh Mandiri Bersama mendapat dukungan semua pihak. Meski usaha tersebut sempat menuai pro kontra akibat tidak berproduksi alis off untuk sementara waktu, hal ini merupakan strategi perusahaan.

Maka harapan masyarakat usaha ini harus dijalankan agar penyertaan modal yang bersumber dari masing-masing tiyuh dapat berjalan maksimal dan tepat sasaran.

“Menghentikan kegiatan produksi untuk sementara waktu merupakan kewenangan pengelola operasional, karena strategi usaha memang harus dilakukan agar perusahaan tidak bangkrut. Perusahaan yang bergerak dalam bidang peternakan terutama unggas sangat berbeda dengan perusahaan otomotif atau perakitan komputer, karena selain rentan penyakit, kebersihan kandang juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan ayam.

Maka usaha ternak terutama ayam harus jeli.  Selain itu, pentingnya menganalisa perkembangan penyakit unggas, mensterilkan kandang juga mengukur ketersediaan bibit ayam (DOC), harus dilakukan. maka off nya BUMTi tersebut setelah saya tanya kepada pengelola ternyata hal ini merupakan strategi perusahaan untuk mengantisipasi gagal program dan bukan berarti bangkrut.

Baca Juga:  Lima Pelaku Ditangkap Polisi Dalam Kasus Curas Rumah di Penawar Jaya

Demikian diungkapkan anggota Komisi B DPRD kabupaten Tulang Bawang Barat Gunawan Agung Kuncoro, SH kepada lampungvisual.com, Rabu (16-08-2017).

“Sepanjang pengelola BUMTi Mandiri Bersama mengelola usaha yang sumber dananya berasal dari penyertaan modal tiyuh sesuai dengan marketing plan perusahaan, saya optimis usaha ini akan maju pesat. Masalah terjadi pro kontra dari pihak yang tidak memahami manajemen perusahaan itu wajar saja, dan jika terdapat informasi miring perlu diluruskan,” ujar politisi NasDem Tubaba ini.

Saat ditanya tanggapannya terkait penyertaan modal yang berasal dari tiyuh yang dipercayakan kepada BUMTi Mandiri Bersama, dirinya dengan tegas menjawab, bahwa yang bertanggungjawab terkait dana tersebut adalah para kepalo tiyuh.” Jadi perlu saya luruskan penanggung jawab atau pengguna anggaran alokasi dana desa (ADD) maupun dana desa (DD) adalah kepalo tiyuh, termasuk menununjuk pengelola BUMTi Bersama, karena usaha itu mutlak milik tiyuh, dan selaku anggota DPRD saya dukung penuh program ini,” pungkasnya.

Baca Juga:  Polsek Banjar Agung Identifikasi Penyebab Kebakaran Mobil Minibus

Selain itu, dirinya meminta kepada semua pihak agar tidak mudah berspekulasi dalam menggiring opini publik terkait perkembangan Badan Usah Milik Tiyuh (BUMTi) yang bergerak dalam usaha ayam Mano Q Unggul asli Tubaba tersebut. Terlebih komentar terlalu jauh mengorek isi perut BUMTi Mandiri Bersama tersebut, karena siapapun tidak memiliki kewenangan ikut campur dalam pengeloaan usaha tersebut, terkecuali pengelola, pemilik modal dan pengawas BUMTi.

Namun lanjut dia, jika terdapat indikasi pailit atau perusahaan dianggap bangkrut maka akuntan publik atau auditor yang berhak melakukan audit pada perusahaan tersebut sehat atau mengalami pailit, dan pengelola juga harus transparan terhadap publik.

Iwan sapaan akrab wakil rakyat ini berharap, ayam kampung yang dikembangkan BUMTi dan telah mendapat lisensi dari Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Kementerian Pertanian, harus tetap dijalankan jangan sampai gagal.

Baca Juga:  Dua Bendera Untuk Kapolsek di Wilayah Polres Tulang Bawang

Karena pengembangan budidaya ayam kampung skala besar ini merupakan inovasi baru yang diharapkan menjadi produk unggulan daerah dan menginspirasi daerah lainnya. Pengembangan ayam kampung terpadu secara besar-besaran harus dijalankan sesuai dengan mekanisme perusahaan yakni Badan Usaha Milik Tiyuh Mandiri Bersama.

“Melalui BUMTi Mandiri Bersama ini diharapkan dapat membantu perubahan percepatan pembangunan perekonomian masyarakat dan dapat menumbuhkembangkan ayam kampung asli di Tubaba, dengan target  ternak ayam kampung Tubaba dapat mencapai 1 juta ekor per tahun,” pungkasnya.

Laporan: Jamaludin

Editor   : Basri Subur

 880 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.