Harga Singkong Di Lamteng, Belum Bisa Memakmurkan Petani.

LAMPUNG TENGAH

Lampung Tengah-
Petani Singkong di Kabupaten Lampung Tengah, Belum mampu tersenyum manis. Pasalnya, Semakin hari semakin menurun harga jual.

Seakan gayung bersambut, dengan adanya Covid 19 yang melanda dunia mampu meluluhlantakkan semua lini. Tidak hanya dari segi kesehatan tapi berdampak juga pada sektor pertanian di Lampung Tengah, Khususnya petani singkong.

Tinggi biaya produksi tidak seimbang dengan harga jual singkong membuat semakin panjang penderitaan petani di Kabupaten Beguwai Jejamo Wawai. Apalagi Lampung tengah mayoritas petaninya menanam singkong.

Seperti diakui Budi Petani singkong di Kampung Negara Aji Tua, Kecamatan Anak Tuha, Saat ini Rp 980 per Kg, Singkong terbilang murah ditambah potongan rafaksi mencapai 30 persen. Jelas tidak seimbang dengan modal yang dikeluarkan.

Baca Juga:  Mustafa: Adat dan Budaya Sebagai Warisan Leluhur Harus Dijaga

“Harga Rp 980 dan potongannya di pabrik 26 sampai 30 persen. Mana bisa makmur kami petani, Rugi sih enggak tapi tipis hasilnya, tidak sesuai sama modal. Modal 1 hektarnya mencapai 7 juta kalau mau maksimal bisa lebih,”jelas Budi.

Budi berharap pemerintah turun tangan menyikapi murah dan tinggi potongan rafaksi. Karena komoditi singkong ini menjadi tumpuan petani di Lamteng, Seharusnya Pemkab lebih peka akan keluhan masyarakat.

“Harapan saya sih… sebagai petani singkong harga dinaikkan, potongan dikecilkan, Karena 8 bulan kami harus menunggu panen singkong. Apalagi semua kebutuhan sehari-hari serba mahal,”pungkas nya.

Baca Juga:  Wakil Bupati Lamteng  meminta Disdikbud punya 1 Program Kerja

Terpisah, Santoso pengelola lapak menjelaskan, Semenjak adanya Covid 19 harga singkong memang tidak stabil. Penerimaan barang di lapak terbilang menurun mencapai 5 persen.

“Petani enggan menjual singkongnya, Karena harga tidak stabil. Bulan kemarin kita beli singkong di harga Rp 1020, sempat turun Rp 100, Karena barang mulai sepi sekarang naik lagi. Kalau kami menyesuaikan dengan harga pabrik, “ucapnya.

Terkait potongan yang diterapkan lapak singkong, Santoso mengaku sesuai dengan jenis singkong yang diserahkan petani. Seperti singkong Kasesa potongannya 26, Thailand 30, Dan Saudi 35 persen.

“Potongan sesuai pabrik mas, Salah satu penyebab turunnya harga singkong saat ini dari informasi yang saya dapatkan karena Covid 29 ini. Karena stok aci di pabrik juga menumpuk, impor aci menurun sampai 80 persen. Jadi untuk menaikkan harga singkong belum memungkinkan. Kalau saya jelas senang kalau harga singkong mahal, karena sangat menjanjikan keuntungan, “tutup Santoso. (iswan)

 540 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.