Isi Waktu Istirahat, Satgas TMMD 110 Bojonegoro Ajari Badminton Anak Tambakrejo

Isi Waktu Istirahat, Satgas TMMD 110 Bojonegoro Ajari Badminton Anak Tambakrejo
JAWA TIMUR

Bojonegoro, –
Disela-sela kesibukan menjalani kegiatan TMMD ke-110 diwilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tepatnya di Desa ngrancang dan Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo, para prajurit TNI ini mengisi waktu istirahat dengan bercengkrama bersama anak-anak warga desa setempat sekaligus mengajari cara bermain badminton.

Kopda Imam mengatakan, berbagai upaya dilakukan oleh para Satgas TMMD supaya TNI selalu manunggal dengan rakyatnya.

“Kami selalu menyempatkan diri untuk bermain badminton bersama anak-anak,” ucapnya.

Dengan bermain badminton ini selain untuk berolahraga,juga sarana untuk mendekatkan jalinan silaturahmi kekeluargaan bersama warga Desa setempat.

“Warga senang dengan hadirnya TMMD di wilayahnya.Maka kami harus menunjukan semangat agar menular kepada warga,” pungkasnya.

Program TMMD merupakan operasi bakti TNI yang dilaksanakan secara terpadu dan lintas sektoral beserta instansi terkait dan komponen masyarakat. Guna membantu Pemerintah Kabupaten dalam percepatan pembangunan di daerah. (Pendim 0813)

99. Pengrajin Sangkar Ayam, Didatangi Satgas TMMD 110 Bojonegoro

Bojonegoro – Koptu Kasturi dan Kopda Adi dari tim satgas TMMD ke-110 Kodim 0813/Bojonegoro berkunjung ke kediaman bapak Yadi di Dusun Nglambangan Rt.003/Rw.001 Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro.

Bapak Yadi merupakan pengrajin sangkar ayam berumur 70 tahun. Meski sudah lanjut usia, namun beliau tetap semangat dan ulet dalam bekerja. Tak heran banyak dari warga sekitar yang mengagumi dan salut terhadap beliau, tak terkecuali Koptu Kasturi dan Kopda Adi.

Sudah sekiranya 10 tahun terakhir Bapak Yadi berprofesi sebagai pengrajin sangkar ayam, dalam sehari beliau biasanya dapat menyelesaikan 3 sangkar ayam. ketika pagi tiba, beliau membawaya ke pasar terdekat untuk dijual.

“Saya berangkat kepasar biasanya jam 7 dan pulang jam 10, kalau beruntung ya kadang bisa terjual sampai 3 sangkar. Kadang terjual 1 sampai 2 sangkar, tidak pasti lah. Tidak jarang juga saya kembali membawa pulang sangkarnya karena tidak ada pembeli,” tutur Bapak Yadi, Minggu (28/2/2021).

Koptu kasturi dan Kopda Adi juga turut membantu dalam proses pembuatan sangkar ayam tersebut. Dengan demikian, pengerjaan sangkar ayam dapat selesai lebih cepat. Kopda Adi sempat mengeluhkan akan sulitnya membuat sangkar tersebut, butuh kesabaran dan ketelitian untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

“Ternyata susah juga kalo tidak terbiasa, harus berhati-hati juga karena bisa saja melukai tangan,” pungkas Kopda Adi. (Pendim 0813)

Loading