Keadaan Embung Desa Gilih Sukanegeri Membuat Warga Prihatin dan Khawatir

Keadaan Embung Desa Gilih Sukanegeri Membuat Warga Prihatin dan Khawatir
LAMPUNG UTARAPERISTIWA

Lampung Utara, (LV) –

Pembangunan embung di Desa Gilih Sukanegeri, Dusun Sukoharjo, Kecamatan Abung Selatan , Kabupaten Lampung Utara , menuai keluhan dari masyarakat setempat.

Beberapa masyarakat Desa Gilih Sukanegeri mengungkapkan embung yang pembangunannya selesai pada akhir tahun lalu dan menelan anggaran cukup banyak itu rawan ambrol.

“Itu yang menjadi kekhawatiran kami, sebab dapat dilihat sendiri keadaannya begini. Disisi timur-barat pintu air telah rusak, bahkan mengelupas hingga kelapisan tanah. Padahal sekarangkan masih bulan kemarau, bagaimana bila nanti masuk di musim penghujan, “kata Ijal, Warga Dusun Sukoharjo desa setempat yang menjadi tempat masuk pembangunan embung itu.

Kekhawatiran warga itu bukan tanpa alasan, sebab, dengan tidak adanya tanggul penahan serta pemasangan drainase yang benar dapat berpotensi merusak pembangunan yang mestinya itu dimanfaatkan masyarakat bagi peningkatan ekonominya tersebut. Namun sayangnya, hal itu sepertinya sulit terwujud dengan keadaan yang ada saat ini. Dimana kedua pintu air rusak berat bahkan tanah panahan air rawan longsor menyebabkan keprihatinan.

“Sangat disayangkan, kami sebagai warga merasa apa yang telah kami lakukan (hibah tanah) sia-sia. Apalagi uang digunakan ini berasal dari kita juga, kan miris melihatnya. Itu ada drainase dipasang satu disisi dimuka pintu air, lalu pintu airnya hanya menggunakan flat besi tipis sekitar 2-3 mm saja kalau dilihat spekkan jauh dari seharusnya 25 mm, “terangnya.

Baca Juga:  Polisi Selalu Ada Ditengah Tengah Masyarakat

Belum lagi, lanjutnya, bronjong batu penahan tanahnya hanya bagian bawah atau dasar sementara atas sampai tengah tak ada ada. “Kalau begini kan ada kekuatan bangunan ini, sebab ini diambil dari tanah galian dipadatkan yang berasal tanah disekitar. Hanya digilis beberapa kali saja, itu pun hasilnya seperti yang kita lihat tadi. Sebab, pekerja bilang tanahnya lengket, maklum musim penghujan, “tandasnya.

Lalu di kiri-kanan ada batu yang ditebar tanpa digilas kendaraan berat, lanjutnya. Sehingga menyulitkan pengendara, khususnya mereka melintas disana. Maklum saja itu kesehariannya itu adalah jalan penghubung menjangkau kebun milik warga, dan disaat bersamaan ada ibu-ibu melintas terjatuh karena jalan menanjak dan terjal harus dilalui.

“Kalau tidak hati-hati, ya seperti itu tadi. Kalau sebelumnya itu bisa dilalui dengan mudah, bahkan kendaraan roda empat saja bisa melaluinya. Kalau sekarang boro-boro, motor pun bisa jatuh karena saat dipertanyakan itu hanya pengalihan batu yang seharusnya dibronjong. Padahalkan seharus itu kewajiban pelaksana, bukan diambil dari batu yang seharusnya dipakai buat tanggul penahan tanah (bronjong), “ujarnya.

Baca Juga:  Safari Persiapan Pembentukan SSB All Star's Millenial Mendapat Respon Positif Ketua DPRD Lampura

Seperti dikatakan warga dan terekam dalam kamera tim (awak media), dapat dibenarkan embung yang dibangun diatas tanah berasal dari hibah warga, belum genap lima bulan pengerjaan keadaan telah rusak.

Tampak Keadaan Embung

Sementara, di sisi sebelah kanan pintu air ada drainase airnya sementara dikiri tak ada, belum lagi tak dilengkapi tanggul penahan tanah sehingga rawan longsong.

Tampak Keadaan Embung

Lalu di saluran air pembuangan kedua sisi Timur-Barat telah hancur, sehingga membuat warga resah sebab bangunan baru saja selesai namun manfaatnya tak dapat dirasakan.

Warga lainnya yang kebetulan melintas disana, Satimin, menuturkan prihatin dengan keadaan bangunan yang belum lama selesai di kerajaan tersebut. Selain mengalami kerusakan disana-sini juga sangat menyulitkan masyarakat melintas, pasalnya, batu ditebar tak dapat digunakan karena cukup menyulitkan tidak ada gilas dengan alat berat macam buldoser.

Baca Juga:  Dampak Pandemi Covid-19 Lampura, Tanaman Hias Menjadi Target Aksi Kejahatan

“Kami kecewa, dan berharap segera mendapatkan perhatian pemerintah. Sebab, cukup vital manfaatnya bagi warga, “keluhnya.

Kades, M Luky Yasin menambahkan bahwasanya pihaknya tidak mengetahui persis perihal pekerjaan embung di dusun Sukoharjo itu. Namun sepengetahuannya pekerjaan itu sempat dikeluhkan warga karena keadaannya demikian. Sehingga tak dapat berbuat banyak, dan berharap kepada pemerintah dapat memberikan perhatian sebab telah menjadi aspirasi masyarakatnya.

“Kalau sepengetahuan saya itu belum lama, dan itu pernah dikeluhkan masyarakat. Dan kami tak dapat berbuat banyak karena tidak mengetahui secara pasti, mudah-mudahan ada solusi bagi perbaikannya kedepan,”pungkasnya

(Adrian Volta)

 1,315 kali dilihat

Tagged