Bandar Lampung, (LV) —
Hai hai hai, anak muda Indonesia! Tak terasa, lagi-lagi ini kali kedua bagi bangsa Indonesia merayakan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945 di hari yang juga libur nasional, Selasa (1/6/2021) ini, masih dalam suasana lara, situasi sulit pandemi corona.
Ini sudah perayaan tahun kelima. Presiden Joko Widodo atau Jokowi, menetapkan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945, berdasarkan Keppres 24/2016 tanggal 1 Juni 2016, yang dilakukan di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, tempat Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada 18-25 April 1955 dulu dihelat.
Kok bukan 22 Juni atau 18 Agustus? Benar, penetapan sejatinya hasil proses pergulatan perdebatan kebangsaan sejak lama. Pinjam istilah sejarawan Asvi Warman Adam, ini akhir titian 48 tahun penantian. Sehingga, demi melengkapi sejarah ketatanegaraan kita, Hari Lahir Pancasila 1 Juni, ditetapkan.
Pertimbangan Presiden? Pertama, sebagai dasar dan ideologi negara RI, maka asal usul Pancasila harus diketahui bangsa Indonesia dari waktu ke waktu, generasi ke generasi, sehingga kelestarian dan kelanggengannya senantiasa diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kedua, sejak lahir 1 Juni 1945, Pancasila berkembang hingga menghasilkan Piagam Jakarta 22 Juni 1945 oleh Panitia Sembilan, yang jadi rumusan final Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, 18 Agustus 1945. Dari situlah muasal tanggal yang per tahun kita peringati, melalui Keppres 18/2008 ditetapkan sebagai Hari Konstitusi.
Anak muda, saat H-1 Harlah Pancasila tiga tahun silam, redaksi pernah menghimpun pendapat singkat beberapa tokoh publik di Bumi Ruwa Jurai Lampung, dalam bentuk umpan kata, bertajuk Lima Kata tentang Pancasila, pada Kamis (31/5/2018). Pun setelah dicermati kini masih tetap relevan.
Disarikan kembali, tiga mantan, pertama mantan Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof Dr Hasriadi Mat Akin, kala itu menyebut lima kata itu, “Pancasila pusaka pemersatu bangsa Indonesia,” ujarnya.
Bersambung Klik Page Selanjutnya.