BANDARLAMPUNG, (LV)
Lampung Dive Club (LDC), organisasi komunitas minat khusus pehobi, praktisi, profesional, dan enthusiast olahraga selam (diving), olahraga air yang identik dengan aktivitas menyelam di bawah permukaan air atau penjelajahan bawah laut baik dengan atau tanpa menggunakan peralatan selam untuk mencapai suatu tujuan tertentu, berbasis di Lampung, usai menggelembungkan spirit reorganisasi.
Ditandai terpilih aklamasinya calon tunggal, mantan Sekretaris LDC periode 2016-2022, Asep Muzaki Senafal, sebagai Ketua LDC 2022-2027 menggantikan ketua lama Arie Nanda Djausal, pada Musyawarah Kerja (Muker) II LDC yang dihelat sederhana di kediaman pribadi Arie Nanda Djausal di Bandarlampung, pada Senin (7/3/2022) malam yang lalu WIB.
Ricky Suntoro, panitia Muker II LDC, dalam siaran persnya yang diterima oleh kalangan wartawan di Bandarlampung, pada Selasa (8/3/2022) menjelaskan, usai ditetapkan, ketua terpilih segera menyusun struktur kepengurusan baru 2022-2027.
Terungkap, pagebluk juga turut berimbas pada roda organisasi LDC, yang dipaksa situasi sulit gelombang ketiga pandemi untuk pula melakukan “equalisasi” hingga berbuah pergeseran periodisasi pengurus.
“Kepengurusan sebelumnya 2016 sampai akhir 2021, diperpanjang tiga bulan karena adanya PPKM Level 3 Kota Bandarlampung beberapa waktu lalu. Jadi pengurus baru 2022-2027. Pembahasan kepengurusan baru, belum. Mungkin akan ada perubahan dewan kehormatan, dewan pembina, wakil ketua, sekretaris, bendahara, lain-lain,” info Ricky, yang juga pengurus BPP HIPMI ini.
Adapun, agenda sidang Muker II LDC itu, yakni penyerahan laporan tahunan Ketua LDC 2016-2022 kepada pimpinan sidang, penunjukan pimpinan, sekretaris, anggota sidang; pembahasan rancangan peraturan tatib sidang, dan pemilihan ketua baru.
Dalam pidato pisah sambut, Arie Nanda Djausal saat itu menjabarkan arahan dan pesan estafet, agar sang penerus terus meningkatkan antusiasme masyarakat atas dunia selam, melalui program pendidikan dan pelatihan maupun metode lain seperti pengenalan via pemanfaatan konten kreatif edukatif media sosial. Arie, mencontohkan inisiasinya memproduksi film miniseri di akun ofisial Youtube Lampung Dive Club.
Adapun Zaki, sapaan Asep Muzaki Senafal, saat pidato perdana ketua terpilih, kontan siaga “sirip selam”-nya. Bukan sirip selam sungguhan atau ‘fin’ alias kaki katak, salah satu peralatan khusus bagi para diver atau penyelam, namun visinya menakhodai LDC hingga warsa 2027 mendatang.
“Saya akan membawa Lampung Dive Club ini menjadi pusat informasi, pelatihan, dan pembinaan kegiatan selam baik amatir dan profesional di Lampung, serta berperan aktif dalam proses pembangunan daerah Provinsi Lampung,” tekad pebisnis kuliner, industrialis F&B sukses ini, mengurai visinya.
Untuk itu, pria supel berdarah Batanghari Sembilan kelahiran Baturaja, Sumatera Selatan ini menguncikan enam misi.
Meliputi, pendataan penyelam, kegiatan penyelaman yang bersifat rekreasi dan profesional, pendidikan dan pelatihan selam berbagai tingkat kemahiran dan spesifikasi keahlian; penyediaan informasi, peralatan, dan tenaga pendamping hingga mampu mengikuti perkembangan teknologi selam, penyediaan tenaga penyelam profesional yang berkualifikasi tinggi dan memajukan olahraga bawah air ini untuk kepentingan olahraga, rekreasi, search and rescue/SAR; serta pelestarian lingkungan bawah laut dan pesisir perairannya.
Hadir dalam Muker II LDC, Ketua Pengurus Daerah Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (Pengda POSSI) Lampung Sinek Kurniawan selaku Dewan Pembina LDC, dan Pandu Kesuma Dewangsa, kini Wakil Bupati Lampung Selatan, yang juga seorang diver berlisensi, selaku Dewan Kehormatan LDC.
Baik Sinek, instruktur latih selam ulet sejak puluhan tahun silam ini, maupun Pandu, mantan anggota DPRD Bandarlampung, sama kompak. Keduanya berharap, LDC dapat ambil bagian dalam proses kreatif pemajuan olahraga dan kepariwisataan daerah Provinsi Lampung kini dan kedepan.
Untuk informasi, sejak didirikan pada 2016, dibawah kepemimpinan Arie Nanda Djausal, LDC yang sehari-hari bermarkas di Jl KH Ahmad Dahlan Nomor 68, Telukbetung, Bandarlampung ini lumayan eksis di kancah perselaman Bumi Ruwa Jurai.
Untuk urusan sertifikasi penyelam misal, LDC kabarnya telah pula terakses sertifikat berlisensi dari Confederation Mondiale des Activities Subaquatiques (CMAS), atau The World Underwater Federation, organisasi payung internasional atas lebih dari 130 federasi selam negara-negara lima benua, yang telah menjangkar sejak didirikan pada Desember 1958.
Diantara sekian kiprah, hasil penelusuran, ada satu penggal kisah cukup menggugah, mengetuk hati sanubari betapa olahraga air di perairan dangkal maupun laut dalam dan luas, yang selain penantang adrenalin juga mampu merangsang hormon endorfin –hormon bahagia ini, konon juga diklaim termasuk olahraga ‘mahal’, tapi juga punya nadi sosial. Olahraga pemberdaya.
Menggenapi, tujuan tertentunya, selain guna kepentingan komersial, rekreasional, ilmiah, maupun pertahanan nasional. Entah sekadar snorkeling di zona dangkal, scuba diving atau free diving atau sport diving di area laut dalam hingga kedalaman tertentu, ataupun nitrox diving yang memungkinkan diver bisa bermanja ria dengan keindahan alam bahari bawah permukaan laut dalam, anugerah terindah Tuhan Allah Yang Maha Kaya, dalam durasi yang lebih panjang ulah diperkuat kadar campuran oksigen dan nitrogen dalam tabung yang lebih banyak.
Antonius Restu Anggono, seorang diver luar Lampung, pengelola GDivers Rashguard Yogyakarta, melalui bilik media sosialnya pada 3 Mei 2018 silam, mengunggah kisah sarat pesan kemanusiaan.
“Belajar dari Saiman. Awal perkenalan kami dari Jimmy (Lampung Dive Club). Jimmy dan teman-teman LDC selama ini giat melakukan penyelaman di Teluk Kiluan dan memfasilitasi program A1 (open water diver) untuk Saiman,” tulisnya empat tahun silam.
Siapa Saiman? “Saiman adalah nelayan kompresor dan juga pelaku wisata di Teluk Kiluan (masuk dalam wilayah Pekon Kiluan Negeri, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, Lampung, red),” terangnya.
Waktu itu, Antonius mengisahkan, lumba-lumba masih menjadi primadona wisata bagi penduduk yang tinggal di Teluk Kiluan.
“Saat ini (2018, red) lumba-lumba sudah semakin sulit ditemui. Wisatawan yang berkunjung ke Teluk Kiluan semakin turun. Padahal potensi Teluk Kiluan tidak hanya lumba-lumba, kegiatan penyelaman memiliki potensi yang besar,” tutur dia.
“Saiman adalah sosok yang mau belajar, belajar dunia yang baru, yakni dunia penyelaman. Peran Saiman saat ini sangat membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat di Teluk Kiluan bahwa laut di Teluk Kiluan sangat berpotensi dan harus dijaga,” kata Antonius.
“Terima kasih juga untuk teman-teman dari LDC, Arie Nanda Djausal, Jimmy Dewi Lampungdive, Bram, Feisal Riza, Tang Mush. Sukses untuk kita semua. #ayokelampung, #underwaterlampung,” pungkas Antonius, melengkapi unggahannya, foto Saiman dan foto sertifikat penyelam berlisensi POSSI.
Melalui tangan Arie Nanda Djausal, LDC setidaknya telah membuktikan diri bukan sekadar klub penggila selam yang kadung dicap sebagai salah satu olahraga mahal, tetapi juga sekaligus sebagai klub olahraga pemberdaya yang punya citra positif asah kesalehan sosial. Saiman, saksinya.
Kini, penerus Arie, Zaki Senafal, culinary-sosiopreneur pengampu riwayat studi TK- SD Xaverius Way Halim Bandarlampung, SMP Al Kautsar Rajabasa Bandarlampung, SMA Negeri 10 Bandarlampung, S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta (2003-2010) dan S2 Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) ini.
Yang telah terasah ketangguhan talenta bisnisnya sejak di bangku kuliah –nyambi bekerja sebagai Chief Marketing Officer (CMO) pada PT Laksa Griya Panorama, Yogyakarta, tiga tahun sejak September 2008 hingga September 2011, diselanya pada Januari 2009 memberanikan diri merintis bisnis sendiri –dirikan sekaligus jadi CEO Senafal Indonesia hingga saat ini.
Dan sadar penuh arti penting berjejaring, aktif berkecimpung di sejumlah asosiasi profesi usaha-industri antara lain BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Lampung, Ketua Subbidang Ekonomi Kreatif Bidang UMKM-IKM Dewan Pengurus Provinsi (DPP) Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Lampung 2021-2026, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Lampung, memimpin komunitas filantrop dan darma sosial, Komunitas Tangan Di Atas (TDA) sejak Januari 2016.
Serta, baik sebagai pendiri, pemilik paten maupun sekaligus pemilik/pengelola usaha, dan franchiser, dari sejumlah jenama bisnis sebutlah Rumah Makan (RM) Ayam Geprek “Juara” Enggal Bandarlampung, RM Bebek Pak Ndut, Callzone Express, co-founder franchise bisnis minuman Yowis Kopi, dan satu lini bisnisnya yang lain, RM Alas Cobek, terpantau baru-baru ini buka cabang baru di Kota Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Demi menyebut, dua nama selebritas, Putri Indonesia 2015 Nadine Chandrawinata, dan artis cum politisi PDI Perjuangan Kirana Larasati, yang dikenal figur diver handal dan turut berkontribusi semakin melambungkan popularitas olahraga uji nyali ini di Tanah Air, Zaki Senafal, Vice Director pada PT Harapan Lampung Berjaya, Bandarlampung diriannya sejak Januari 2020 hingga kini tersebut, ditengara kuat bakal mempertebal citra itu.
Bila di tubuh militer, atau TNI Angkatan Laut dikenal motto khas Korps Kapal Selam RI yang dari jejak literaturnya terungkap resmi digunakan oleh korps ini sejak 16 Maret 1961 hingga saat ini usai diusulkan pertama kali oleh Komandan Sekolah Kapal Selam pertama tahun 1959, Laksamana Pertama (Purn) RP Poernomo, yakni “Wira Ananta Rudira”, yang berarti Tabah Sampai Akhir.
Sebagai pengingat belaka, bukan sebagai “tekanan hidrostatis”, pun hasil penelusuran berikut terdapat sebuah kutipan beragregat yang dituliskan oleh mantan host program acara televisi jelajah alam tematik Global TV, “Kaca Petualang”, Caesa Ramadhanis.
Dari ceceran unggahan media sosialnyi, satu yang curi perhatian, membersamai unggahan fotonyi tengah berada di dalam air lengkap dengan pakaian dan peralatan selam, tepat pada 26 Mei 2016 silam.
“Sedalam-dalamnya laut, telapak kakimu nggak akan lebih rendah dari dasar lautnya. Karena itu, kamu harus tau diri kamu bukan siapa-siapa,” demikian tulis magis Caesa Ramadhanis, gadis manis alumni Universitas Negeri Jakarta ini. Makjleb!
Zaki, gaskeun. Never dive alone! [red/Muzzamil]