Membaca Karya Bertemu langsung Sastrawan Lampung sambil Menghirup Kopi kental

HOME

Lampungvisual.com- Kemiling Bandar Lampung , Suasana riuh lalu lalang kendaraan, entah yang hampir lunas atau baru mulai cicilan kreditnya itu, tidak merusak fokusku membaca buku kisah lengkap Chairil Anwar tulisan Hasan Aspahani.”Silahkan pilih buku bacaannya, tapi tolong dikembalikan lagi ke tempatnya semula jika selesai. Jika belum selesai, silahkan ditandai dan datanglah kembali…” ujar Isbedy Stiawan ZS sembari mengutak-atik Gadgetnya.

Lamban Sastra yang juga sekaligus terangkum di area itu Seniman-seniman teater Potlot, memang seringkali dijadikan tempat berkumpul tidak hanya Seniman, tapi juga Para Tokoh Politik, Pejabat, Aktivis, Tokoh Adat, Mahasiswa hingga pelajar yang ingin (setidaknya) tahu literasi di Lampung.

Baca Juga:  6,6 Juta REC PLN Diserap 2 Industri Kimia di Jawa Timur

Berbagai karya sastra tersusun rapi di tempatnya. Sebut saja, sajak hingga antologi puisi, mulai dari yang Berapi-api hingga yang mendayu-dayu tersedia di Lamban Sastra yang berada di Pal-10 Kemiling-Kota Bandar Lampung ini.

Dan petang ini, Dunia Yang Tidak Pernah Menjadi Tua karya Syaiful Irba Tanpaka, Kini Aku Datang karya Isbedy Setiawan ZS dan Chairil karya Hasan Aspahani, menjadi pilihanku. Kunikmati sembari menghirup kopi yang berasal dari Gunung Pesagi – Lampung Barat.

Baca Juga:  PANSUS dan Pemkab. Lampura Minijua Lokasi Perkantoran Calon SBM

Dalam hati berujar, setidaknya kopi yang kuhirup ini, bukanlah kopi bermerek ** yang sempat menjadi headline koran Radar Lampung. Yang ditarik dari pasaran karena dianggap menipu pecinta kopi di lampung.

Yang menjadi masalahnya disini, ritme membaca dengan menghirup kopi terkadang tidak sesuai. Baru saja setengah halaman buku saya baca, tapi kopi sudah habis. Hehehe.. Mari kawan.. Ngupi pai.! (LV/Dra)

 673 kali dilihat

Tagged

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.