Peringatan Wafat Isa Al-Masih, Umat Kristiani Melaksanakan Ibadah Jumat Agung di Rumah

TULANG BAWANG BARAT

Tulang Bawang Barat, lampung visual.com-
Umat Kristiani di Kecamatan Way Kenanga dan sekitarnya melaksanakan ibadah Jumat Agung dalam rangka memperingati Hari Wafat Isa Al-Masih di rumah masing-masing, Jum’at (10/04). Hal ini mengikuti anjuran pemerintah agar melakukan ibadah atau melakukan segala sesuatu di rumah. Kendati hanya di rumah, mereka tetap bersemangat beribadah melalui bahan renungan termasuk video yang diberikan oleh pendetanya masing-masing.

Ketua Majelis Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan (GKSBS) Way Kenanga, Penatua Susanto, mengatakan, banyak pelajaran yang bisa diambil dari peringatan hari Jumat Agung, seperti kerendahaan hati, mengasihi sesama manusia, menahan nafsu duniawi, dan lain sejenisnya.

“Perayaan Jumat Agung punya makna tersendiri bagi umat Kristiani. Momen Yesus menyerahkan nyawa kepada Bapa di surga sebagai bentuk pengorbanan dan belas kasihNya kepada umat manusia dilakukan sebagai penebusan dosa-dosa yang telah dilakukan seluruh umatNya. Hal tersebut menjadi cerminan akan pentingnya memiliki sifat penolong dan pemaaf,” jelasnya.

Baca Juga:  Baznas Tubaba Bagikan Program Beasiswa Pendidikan

Jemaat GKSBS Way Kenanga melaksanakan ibadah di rumah masing-masing dengan khidmat, selain melaksanakan renungan, mereka juga menaikkan doa syafaat bagi bangsa dan negara dan juga Pemerintahan Republik Indonesia, terkhusus juga berdoa agar virus Corona yang terjadi saat ini dapat segera berakhir dan menjadikan situasi normal kembali.

“Jemaat sudah rindu untuk beribadah bersama dan melayani bersama-sama di gereja,” ucap Penatua Susanto.

Baca Juga:  Lima Kebijakan Pemkab Tubaba di Putuskan Terkait APBD Tahun Anggaran 2022

Sementara itu, Pendeta Purnomo Sidi, S,Si selaku Pendeta GKSBS Way Kenanga mengatakan bahwa pengorbanan yang dilakukan oleh Kristus membuat jemaat harus belajar, merendahkan hati dan mau mengekang keinginan duniawi.

“Belajar dari situ dengan adanya sosial distancing, maka kita belajar untuk menyangkal dan membatasi keinginan kita yang biasanya berkumpul, hadir di pesta atau hajatan, bahkan ibadah untuk sementara kita tunda dahulu meski itu bukan hal mudah namun kita harus bijak menyangkal dan merendahkan hati untuk pemulihan,” demikian kata dia.

Beliau juga menambahkan adanya paramedis yang menjadi garda terdepan pejuang kesehatan rela mengorbankan dirinya untuk kesehatan masyarakat. Dengan peristiwa Jumaat Agung yang penuh misteri mengapa harus salib, maka pengorbanan Yesus ada rencana Indah untuk umat manusia, begitupun dengan adanya badai virus corona ini pasti Tuhan akan menyediakan rencana Indah untuk alam semesta.
Penulis: Kominfo Tubaba/ adri

 569 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.