Proyek embung di Desa Bumi Agung Marga Marga tuai protes dari warga

Proyek embung di Desa Bumi Agung Marga Marga tuai protes dari warga
LAMPUNG UTARA

Lampung Utara, lampungvisual.com

Pembangunan embung yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja (APBD) Lampung Utara (Lampura) tahun 2023, yang berada di Way (sungai) Tulung Senguh, Desa Bumi Agung Marga, Kecamatan Abung Timur, menuai protes dari pemilik tanah. Pasalnya, pekerjaan yang baru genap satu bulan selesai dikerjakan itu mengalami kerusakan cukup parah di sejumlah titik. Bahkan pintu penutup aliran air, tampak tidak berfungsi seperti apa adanya.

Sebab, saat diputar tuas-nya besi yang biasa naik – turun untuk membuka – tutup air tidak berjalan. Apalagi tanah yang pakai tak diketahui asal – usul kejelasannya, seperti hibah atau serah terima lainnya.

Sehingga mengundang tanda tanya, sebab diduga dilaksanakan tanpa menggunakan alas, atau hibah tanah yang jelas. Sebab, itu diperkuat pernyataan pemilik tanah, Ilias Usman, yang merupakan warga setempat.

Dia menyesalkan pekerjaan embung tersebut. Mulai dari segi kualitas bangunan saja, terkesan dikerjakan asal jadi. Sebab, baru genap satu bulan saja dikerjakan, telah mengalami keretakan dibeberapa titik bangunan yang cukup vital gunanya.

Baca Juga:  HGN dan HUT PGRI Empat Guru Berprestasi Umroh Gratis

“Apalagi, saat ini tengah masuk peralihan musim dari kemarau ke penghujan. Kalau air ini mengalir, dapat dipastikan pekerjaan embung itu jebol,” kata dia kepada awak media, Selasa, (19/12/2023).

“Saya pernah sesekali melihat waktu pekerjaan embung ini dilaksanakan, tepatnya 3 – 4 bulan lalu. Pada awalnya mereka memakai material dengan kualitas rendah. Seperti semen dengan harga terendah saat ini, dan pasir yang bercampur tanah,” terangnya.

Lalu, kata dia, menegur pekerja agar mau mengganti beberapa material dinilai kurang tersebut. Seperti semen merk Jakarta diganti dengan tiga roda, namun pasir masih menggunakan yang model lama.

Dijelaskannya dari awal sampai akhir pekerjaan ini tidak mengetahui secara pasti pihak rekanan maupun instansi menaunginya. Sebab, selama pembangunan dilaksanakan tidak pernah berkenalan, hanya datang dan mengobrol.

Baca Juga:  Kapolres dan Ketua Bhayangkari Cab. Lampung Utara Buka Bersama Dengan Anak Yatim

“Selain itu juga, ada pembangunan jembatan yang hanya dicor sebagiannya saja. Yakni di bagian tepat diatas aliran airnya saja, sedangkan sisanya hanya timbunan tanah. Jika dilalui kendaraan roda empat pasti jembatan ini bisa ambles, sehingga bisa membahayakan pengemudi untuk mengeluarkan hasil bumi,” bebernya.

Lalu, embung tersebut juga tidak ada asas manfaatnya bagi warga, sebab di daerah ini bukan area persawahan melainkan singkong dan karet.

“Saya selaku pemilik tanah merasa sangat kecewa dengan adanya pembangunan embung ini. kualitas bangunan dikerjakan asal asalan dan tidak ada manfaat sama sekali untuk kami, ” cetusnya.

Ia berharap kepada pemerintah daerah agar bisa turun ke lapangan melihat langsung kondisi bangunan yang baru beberapa bulan selesai dikerjakan oleh rekanan. Sebab, bangunan jauh dikatakan layak. Apabila sudah dialiri air secara praktis embung ini akan jebol.

Baca Juga:  167 KPM di Desa Gedung Ketapang Dapatkan Bantuan BLT DD

Sementara, Kades Bumi Agung Yunizar ketika dikonfirmasi mengenai pembangunan embung yang berada di wilayahnya, Ia menegaskan bahwa tidak mengetahui keberadaan pekerjaan embung tersebut dan rekanan yang mengerjakannya. Sebab, selama ini tidak ada rekanan yang berkoordinasi dengannya, kecuali rekanan yang mengerjakan pembangunan proyek Provinsi.

“Terus terang saya tidak tahu siapa rekanan yang mengerjakan proyek embung itu, dan juga tidak pernah ada yang berkoordinasi dengan saya selaku kepala desa kalau ada pembangunan embung,” Tegasnya. (Andrian Folta)