Ramah Tamah Finalis FFMI 2019 di IIB Darmajaya, Rektor : Film Tepat untuk Edukasi

PENDIDIKAN

Bandar Lampung: lampungvisual.com-
Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya mendukung sineas muda Indonesia dalam berkarya.
Hal ini terungkap dalam ramah tamah ke-20 finalis Festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMI) 2019 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) di Gedung Alfian Husin, Lantai III Kamis, (19/7/2019).
Rektor IIB Darmajaya, Ir. Firmansyah YA, M.B.A., M.Sc., mengucapkan terima kasih atas kedatangan 20 finalis FFMI 2019 di kampus biru Darmajaya. “Terima kasih telah hadir di kampus biru Darmajaya. Saya selaku tuan rumah mengucapkan selamat datang di Provinsi Lampung di kampus biru IIB Darmajaya,” ucapnya.
Menurutnya, Darmajaya berusaha menjadi penyelenggara terbaik dan merupakan yang pertama menggelar FFMI 2019. “Dari 20 finalis Darmajaya tidak berhasil lolos tetapi kita ingin menjadi penyelenggara yang sukses dalam FFMI 2019 ini. Kedepan nanti semoga dapat lolos dan menjadi juara,” ungkapnya.
Firman biasa dia disapa mengatakan seluruh perwakilan dari perguruan tinggi di Indonesia dapat mengenal Provinsi Lampung. “Mudah-mudahan dapat memberikan kesan yang baik. Kedepan semoga kami juga dapat berkunjung ke tempat yang lain. Mudah-mudahan karya yang terbaik bisa menjadi pemenang,” tuturnya.
Dia menambahkan terhadap 20 finalis juga tidak hanya sampai dalam pengumuman pemenang tetapi dapat membentuk komunitas. “Kalau bisa nanti 20 besar bisa membentuk komunitas dan join production. Film pendek ini sangat tepat untuk mengedukasi karena sekarang untuk membaca sudah ditinggalkan tetapi dengan visual menjadi lebih memahami,” terangnya.
Benny Kadarhariarto juri nasional, mengatakan senang bisa bertemu mahasiswa dari seluruh Indonesia. “Film atau video itu sarana yang paling tepat menyampaikan sebuah pesan. Saya sampaikan kita buat film tapi tidak ada pesannya percuma,” ungkapnya.
Kedepannya, kata Benny, film akan besar sekarang anak muda sangat malas baca dan lebih melihat visual. “Kita belajar sosial media banyak sekali tersebar dan seperti kata Pak Rektor visual lebih cepat dalam memahami pesan yang ingin disampaikan,” tuturnya.
Juri lainnya, Aline Jusria menambahkan film juga menyampaikan pesan tapi jadi pengalaman hidup. “Saya selalu melihat film dan entah gimana caranya banyak nilai-nilai yang kita ambil dari film,” ucapnya.
Penyunting Gambar film Alexandria ini juga berpesan agar sineas muda Indonesia tidak perlu takut untuk menghasilkan sebuah karya. “Nggak usah takut kalah dan Nggak usah takut salah. Karena semua yang ada di sini pasti pernah salah dan kalah,” tandasnya.(*)

 882 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.