RI-Tiongkok & UEA, Erick: Transformasi Industri Farmasi Dalam Negeri Tak Buat Kita Jadi Jago Kandang

(Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menlu Retno Marsudi dalam lawatan ke UEA, Timur Tengah, Sabtu (22/8/2020) lalu. | Kementerian BUMN)
PROFIL & SOSOK

BANDARLAMPUNG –
Usai berburu hingga proses kreatifnya berbuah mujarab, sinergi mutualis percepatan produksi vaksin COVID-19 melalui kerja sama Bio Farma dengan Sinovac Tiongkok, Pemerintah Indonesia terus menjelajah diplomasi ekonomi senada.

Kali ini dengan entitas korporat, sejawat BUMN industri farmasi Indonesia asal Teluk, raksasa ekonomi Timur Tengah, Uni Emirat Arab (UEA).

Dua warga kabinet, Menteri BUMN yang juga Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir, bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, berduet kaya upaya demi meretas jalan pemutusan klinis pandemi COVID-19 di Tanah Air.

Usai turut mendampingi menyaksikan penandatanganan dan pertukaran dokumen nota kesepahaman antara PT Bio Farma dan Sinovac Biotech Ltd, meliputi Preliminary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Product of Covid 19 Vaccine, kesepakatan komitmen ketersediaan bulk vaccine hingga 40 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021.

Dan, Memorandum of Understanding (MoU) komitmen prioritas kapasitas suplai bulk vaccine Sinovac setelah Maret 2021 hingga akhir 2021 kepada Bio Farma, di Tiongkok, pada Kamis (20/7/2020) pekan lalu, Erick-Retno kontan terbang bertandang ke ibu kota Abu Dhabi, UEA, Sabtu (22/8/2020).

Gak pake lama, anak baru gede bilang. Erick-Retno, gercep. Gerak cepat.
Tak jauh beda, keduanya menyaksikan pula penandatanganan dan pertukaran dokumen nota kesepahaman antara Kimia Farma-Indofarma, dengan Group 42 (G42) Health Care Holding AI Rsc Ltd, korporasi kongsi yang fokus lini teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), berbasis di Abu Dhabi.

MoU G42-Kimia Farma tentang kerja sama pengembangan produk vaksin, MoU G42-Indofarma tentang kerja sama kesehatan di bidang penelitian, pengembangan, produksi, dan distribusi teknologi berbasis laser dan kecerdasan buatan deteksi COVID-19.

G42 diketahui aktif dalam penelitian, pengembangan, distribusi aplikasi pengujian serta perawatan COVID-19.

Penjelasan Menlu Retno mengungkap, pada pertemuan hadir pula wakil dari Sinopharm, sejawat korporat farmasi Tiongkok yang juga mitra G42 dalam pengembangan vaksin COVID-19.

Baca Juga:  Berterima Kasih Kepala BNPB Berkunjung, BaraJP Harap Satgas COVID-19 Lampung Makin Solid

Mengutip siaran pers Kementerian BUMN, diakses Minggu (23/8/2020), atas hasil pembutiran sejumlah poin dalam nota kesepahaman, penerapan alat deteksi COVID-19 berbasis laser di Indonesia, kesepakatan kapasitas serta pengembangan produksi vaksin, farmasi, dan kerja sama luas di bidang layanan kesehatan termasuk riset dan distribusinya, dalam jumpa pers virtual langsung dari Abu Dhabi, Sabtu malam, Erick memuji kinerja Menlu Retno.

“Saya berterima kasih kepada Ibu Retno, Menlu kita atas kelancaran road show yang sudah berlangsung di dua negara,” ujar Erick.

Terutama, ungkap Erick, di UEA yang hasilnya sangat maksimal.

“Tak hanya di bidang kesehatan kita mencapai banyak kesepakatan, tapi juga di bidang pangan dan energi yang jadi prioritas kami dalam menghadapi perubahan yang disebabkan pandemi COVID-19 ini,” sebut dia.

Ihwal kerja sama dengan G42, Menteri BUMN ke-9 jebolan S-2 dari National University, California, AS (1993) ini bergegas men-drive Kimia Farma dan Indofarma yang akan berbagi tugas.

Menlu Retno senada. Ia membeberkan akan ada pembicaraan lanjutan terinci G42-Kimia Farma terkait komitmen itu.

Erick merinci, kerja sama G42-Kimia Farma akan terfokus pengembangan produk-produk vaksin, termasuk vaksin COVID-19, dan juga cakupan produk farmasi, layanan kesehatan, riset, pengembangan, dan uji klinis, produksi vaksin, pemasaran dan distribusi.

“Direncanakan pada kuartal III 2021, G42 akan mengirimkan 10 juta dosis vaksin COVID-19 yang kini tengah menjalani uji klinis tahap III di Abu Dhabi,” beber Erick mantap.

Sedang G42-Indofarma, kolaborasinya akan ditekankan pada pengadaan test kit intelligence dengan teknologi laser untuk membantu tracing (pelacakan) orang yang terpapar virus COVID-19.

“Hal ini menunjukkan, transformasi pada industri farmasi dalam negeri tidak membuat kita jadi jago kandang. Kemampuan industri farmasi dalam negeri tak hanya mampu memenuhi kebutuhan nasional, tapi juga mampu menjadi partner yang baik dalam memperkuat produksi vaksin untuk pasar luar negeri,” lanjut Erick.

Baca Juga:  Diperlihatkan Langsung Kecanggihan IPv6 Oleh Kepala BNN, Ketua Pejuang Bravo Lima Lampung: BNN, Keren!

Imbuh Erick yang juga menekankan pentingnya tiga ketahanan, energi, pangan, dan kesehatan menghadapi perubahan global pasca COVID-19, kerjasama akan jalan jangka panjang.

G42, Kimia Farma, dan Indofarma akan menaja upaya penelitian bersama, alih teknologi, penggarapan pasar bersama vaksin untuk Timur Tengah dan Afrika.

Retno menambahkan, G42 merespons positif gagasan Indonesia dan segera utus delegasi melawat ke Indonesia. Wow, mattep nihan ya?

Vaksin Merah Putih

Masih terkait perang total melawan pandemi, beririsan, di dalam negeri, pengembangan vaksin Merah Putih oleh Lembaga Bio Molekuler Eijkman (LBME) Jakarta, lembaga penelitian biologi molekuler berstatus satuan kerja di bawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek), juga terus dilakukan, disesuaikan dengan kemampuan produksi dalam negeri.

Ini semata demi pemastian Indonesia bisa mandiri vaksin secara nasional.

Gigih terlibat dalam pengembangan vaksin COVID-19 dalam negeri bareng Bio Farma dan korporasi swasta Kalbe Farma, diketahui pula LBME telah merampungkan sekitar 20-an persen atau delapan dari 15 tahapan proses pengembangan, per Juli lalu.

Hal tersebut pernah disampaikan oleh anggota tim komunikasi (saat itu masih) Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dr Reisa Broto Asmoro, dikutip dari konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada 7 Juli 2020.

Meski vaksin Merah Putih dan vaksin Sinovac memiliki ciri pembeda utama terletak pada platform antar keduanya, progresnya diketahui seirama.

Untuk pengingat, mengutip penjelasan Direktur LBME, Prof Amin Soebandrio, dalam seminar daring (webinar) yang dihelat Society of Indonesian Science Journalist, pada 8 Agustus 2020 lalu, pengembangan vaksin Merah Putih dilakukan melalui metode rekombinan.

Dimana, hanya bagian-bagian tertentu dari virus yang dianggap penting, lalu diperbanyak dan dijadikan antigen. “Kalau Merah Putih adalah sub unitnya. Tidak seluruh virusnya,” jelas Amin.

Baca Juga:  Pekik "Hattrick!" Warnai Pengajuan Bacaleg PDI Perjuangan ke KPU Lampung

Per timeline, vaksin ini ditarget kelar uji coba pada hewan, akhir 2020. “Setelah uji hewan efektif, bibit vaksin nantinya akan diserahkan ke Bio Farma untuk diuji praklinis dan klinis,” ujarnya.

Sementara, vaksin asal Sinovac, terang Amin, pengembangannya dilakukan melalui metode inaktivasi. Atau dikenal dengan istilah inactivated vaccine.

Yakni, bentuk vaksin yang dilemahkan. Sehingga kelak tak lagi menyebabkan penyakit. Lazimnya vaksin bermetode inaktivasi, terdapat sejumlah dosis tertentu sebelum tubuh manusia dapat beroleh kekebalan atau imunitas yang diinginkan.

Nantinya, yang akan diberikan vaksin Sinovac adalah keseluruhan virusnya. Sinovac sendiri memakai satu virus, diperbanyak di laboratorium, kemudian dipisahkan, dilakukan inaktivasi, baru diformulasi agar aman bagi manusia.

Saat ini, publik masih terus bersiaga menanti sekaligus siaga berharap agar keseluruhan upaya “ligat” percepatan penanganan klinis COVID-19 tersebut benar-benar sesuai tenggat dan kaya manfaat.

Seperti yang disampaikan oleh salah satu rekan Erick masa sesama S2 di Amerika, kini Ketua DPD Pejuang Bravo Lima (PBL) Provinsi Lampung, Ary Meizari Alfian, Senin (24/8/2020) pagi.

“Apapun upaya terbaik kedua menteri, kami percayai adalah untuk kebaikan negeri. Kami juga turut mendoakan, bukan saja sekadar memantau. Kita wajib kawal, oke yach Bro?” tanggap Ary, dari Bandarlampung.

Kita doakan saja. Terus semangat, Prof Amin, Bu Retno, dan Pak Erick. Jangan kapok jangan lelah, teruslah bekerja-berkarya persembahkan kinerja terbaik bagi pulih-bangkit dan kejayaan negeri. 75 Tahun Indonesia Maju. Merdeka! [red/rls/Muzzamil]

 698 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.