SERA Institute Mengajak Semua Pihak Terus Bersinergi Selama Masa Pandemi

SERA Institute Mengajak Semua Pihak Terus Bersinergi Selama Masa Pandemi
JAKARTA

Jakarta, LV (SMSI) –
SERA Institute Mengajak Semua Pihak Terus Bersinergi Selama Masa Pandemi Sebuah agenda webinar dengan mengusung tema mengenai Ekowisata digelar Sinergi Nusantara (SERA) Institute bekerja sama dengan jaringan komunitas kreatif seperti, Gerakan Kei Cerdas (GKC), Komunitas Pecinta Literasi (Kapitalis) dan EpistemiC amp.

SERA Institute Mengajak Semua Pihak Terus Bersinergi Selama Masa Pandemi Webinar atau atau diskusi virtual yang digelar pada Jum’at 6 Agustus 2021 tersebut dilaksanakan secara serial dengan topik yang beragam. Memasuki seri kedua, SERA Institute mengangkat topik tentang Resiliensi Masyarakat Lokal Tantangan Bagi Ekowisata Berkelanjutan.

“Serial diskusi ini, selain sebagai upaya kecil kami membangun sinergi gagasan dan gerakan dengan semua pihak, dalam hal ini baik pemerintah maupun non-pemerintah, diskusi ini sekaligus sebagai ruang edukasi bagi masyarakat,” jelas Muhar Syahdi Difinubun, Direktur Eksekutif SERA Institute, saat dihubungi di sela-sela kesibukannya usai webinar, Sabtu (7/8/2021).

Baca Juga:  Gubernur Arinal Djunaidi Menerima Penghargaan Digital Government Award

Menurutnya, selama masa pandemi, apalagi pada saat PPKM ini, mestinya fokus pemerintah terhadap peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat tidak lantas mengabaikan fokus pemerintah yang lain untuk memenuhi kesejahteraan masyarakat.

Sementara satu dari sekian opsi yang ada untuk membantu memulihkan kebutuhan ekonomi masyarakat, justru berada di sektor pariwisata. Ia menambahkan, justru bermula dari aktivitas pariwisata, maka muncul kemudian gerakan yang berorientasi pada pelestarian atau konservasi lingkungan serta ketahanan budaya yang hidup di masyarakat.

Webinar Ekowisata seri 2 tersebut, menghadirkan dua narasumber dengan latar belakang serta kepakaran pada bidangnya masing-masing. Narasumber pertama adalah Maimuna Renhoran, SH, MH., akademisi Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant), yang juga eks aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Baca Juga:  Kisruh Kerja Sama Sawit dengan PTPN V Riau, Ketua Kopsa Makmur usai dari KSP Minta Dukungan SMSI

Ia lebih menyoroti mengenai aspek marine ecotourism (ekowisata bahari) sebagai tolok ukur pengembangan ekowisata berbasis masyarakat, terutama masyarakat kepulauan seperti di Kepulauan Kei, Maluku.

Sementara narasumber berikut adalah Ade Putri Paramadita, seorang penulis, food storyteller, influencer, traveller, designer. Melalui pengalamannya mengunjungi daerah tertentu, terutama di wilayah Timur Indonesia, Ade Putri Paramadita mengaku takjub pada salah satu objek wisata di Tanimbar Kei menjadi kesan tersendiri baginya.

Menurutnya, aksesibilitas adalah problem utama yang dihadapi masyarakat lokal seperti di Tanimbar Kei. Namun demikian, kerukunan yang terjalin di antara masyarakat di sana, justru menjadi modalitas sosial untuk terus bertahan melangsungkan penghidupan dari pemberian alam. Rata-rata bersumber dari laut.

Baca Juga:  Puan Naik Motor Listrik ke GBK

Diskusi dipimpin oleh Fahmi Fadirubun, seorang akademisi pendidikan lingkungan sekaligus doctor lulusan Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Diskusi virtual tersebut dihadiri para partisipan dari berbagai latar belakang profesi maupun wilayah di Indonesia.  (*Ari/Red)

Lampungvisual : Versi Mobile

 447 kali dilihat

Tagged