
Pembelajaran daring menjadi tantangan yang baru bagi kita dimana untuk mendukung berjalan kegiatan para pengajar harus bisa dan mengenal aplikasi sebagai metode belajar.
“Contoh interaksi daring yang sering kita gunakan ialah WhatsApp grup, selain daring kita juga menggunakan metode tatap muka dengan persetujuan orang tua , menerapkan protokol kesehatan dimasa sekarang, pada intinya kami terus membangun komunikasi yang baik agar terjalin kerjasama pembelajaran “tambahnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, selain itu ada beberapa aplikasi software untuk mendukung para penyandang tunanetra.
“Pengguna android dapat menggunakan aplikasi Ayobaca.in, Tap Tapsee , Talk navigation girl , Lazarillo GPS for Blind serta Color Detektor for Blind (CODA) sedangkan untuk pengguna Laptop ada Job Accees Speech (JAWS) dan Non Visual Desktop Acces (NVDA)”jelasnya.
Sementara itu Sekretaris Umum Persatuan Tuna Netra Iyehezkiel Parudani mengingatkan untuk teman tunanetra agar menggunakan alat bantu dalam beraktivitas contohnya tongkat.
“Teman-teman disabilitas tidak boleh malu dan merasa gagah dengan tidak menggunakan tongkat, kalian harus bangga dengan identitas itu apabila kita tidak menggunakan alat bantu akan merepotkan dan membahayakan diri kita sendiri”tegasnya.
Diketahui acara yang digelar merupakan seri diskusi virtual dan akan dilanjutkan pada tanggal 4 September 2021 dengan tema “Mengenal Dompet Digital , Lokal Pasar dan Transaksi Digital, 11 September “Budaya Bermedia Digital Bagi Penyandang Disabilitas Sensorik komunikasi”, 18 September “Interaksi Bermakna di Ruang Digital” , 25 September “Interaksi Bermakna Memahami Aplikasi Percakapan dan Media Sosial.
Penulis : (YP)