Kemudahannya, lanjut Bayu, dengan menyentuh panel gambar (monitor touchscreen) calon kepala desa. “Bedanya dari sistem e-voting lainnya di Indonesia pemilih menggunakan e-KTP yang digunakan sebagai login untuk menyalurkan aspirasinya. Prosesnya dimulai dari registrasi di bilik suara hingga melakukan pemilihan dengan waktu 1 menit selesai,” tuturnya.
Dosen Sistem Komputer ini merancang e-voting bersama kedua alumni hanya dalam waktu seminggu. “Kita gunakan RFID reader, perangkat sistem on-chip, dan server,” ucapnya.
Keunggulan lainnya, lanjut dia, sistem e-voting menghitung hasil perolehan suara dengan cepat, akurat dan efisien menggunakan perangkat elektronik yang terhubung dengan server. “Aplikasi e-voting ini termasuk dalam program smart village,” imbuhnya.
