Tak Seindah Hasil Kekayaan Lautnya, Inilah Keadaan Pasar Gudang Lelang

Tak Seindah Hasil Kekayaan Lautnya, Inilah Keadaan Pasar Gudang Lelang
OPINI DAN PUISI

Lampung Visual (LV) – Pasar Gudang Lelang, yang terletak di Kota Bandar Lampung merupakan salah satu pasar yang dikunjungi oleh banyak orang. Tidak hanya penduduk lokal, pengunjung pun datang dari luar kota, bahkan beberapa pesohor terkenal, media, sampai Presiden Indonesia, Joko Widodo menyambangi Pasar Gudang Lelang untuk melihat kegiatan yang ada di pasar tersebut.

Menurut pengunjung yang datang dari luar kota, Pasar Gudang Lelang terkenal dengan surganya hasil laut yang segar-segar dengan berbagai macam jenis ikan, cumi, udang, kepiting, dan lain sebagainya. Tak heran bila pasar Gudang Lelang menjadi pusat pasar terbesar yang ada di Kota Bandar Lampung.

“Saya suka sekali belanja di Pasar Gudang Lelang ini, karena keluarga saya menyukai seafood, maka Pasar Gudang Lelang ini tempat paling tepat untuk mencari ikan-ikan dan cumi yang segar.” tutur Ibu Rusnaili yang tinggal di Kota Palembang saat sedang berbelanja di tempat pelelangan ikan.

Menurut ibu dua anak ini, ia senang berbelanja di Pasar Gudang Lelang karena ikan-ikan yang dijual sangat segar. “Saya lebih suka belanja ikan atau seafood lainnya di sore hari. Pada saat pelelangan ikan dimulai, ikannya segar-segar.” ujar salah satu pengunjung, Ibu Ina saat ditanyai ketika sedang berbelanja, Sabtu (18/3/2023).

Menurut pengakuan Ibu Ina, ikan-ikan yang disajikan saat pelelangan merupakan ikan-ikan segar yang baru dibawa turun oleh nelayan-nelayan yang pulang dari laut. Pilihannya pun sangat beragam, mulai dari harga terendah sampai tertinggi sekalipun.

Baca Juga:  Indahnya Berbagi, Bahagianya Berkurban (1)

Kegiatan di Pasar Gudang Lelang ini dimulai dari dini hari sampai dengan sore hari. Di Pagi hari, kegiatan jual beli barang dari kebutuhan primer sampai dengan sekunder dapat dilakukan sampai dengan pukul 12 siang. Setelahnya, kegiatan perdagangan dimulai kembali pada pukul 4 sore sampai dengan senja hari. Di waktu itu, pengunjung yang datang biasanya mengincar lelangan ikan yang dilakukan di Ujung Bom.

Tak ayal, padatnya pengunjung serta pedagang menyebabkan pencemaran lingkungan yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan ekosistem. Mengapa? Perlu diketahui bahwa jalan untuk menuju masuk ke Pasar Gudang Lelang hanya tersedia dalam satu jalan, yaitu disepanjang jalan Ikan Bawal, Teluk Betung, Bandar Lampung. Namun, lahan parkir yang tersedia untuk para pengunjung sangat sempit dan tidak tertata dengan baik sehingga menyebabkan macet dan polusi bagi pengunjung yang ingin masuk. Apalagi di hari-hari besar, kemacetan yang terjadi disepanjang jalan ikan bawal menuju Pasar Gudang Lelang tidak dapat terelakan lagi.

Selain itu, terdapat tempat pembuangan sampah di sudut depan pasar yang sangat mengganggu suasana pengunjung yang hendak masuk. Saat ditelusuri, sampah-sampah tersebut berasal dari para pedagang yang berjualan di sekitar pasar. Tak hanya itu, masyarakat yang tinggal dipemukiman pun turut membuang sampah di bak sampah tersebut sehingga sepanjang hari tumpukan dan bau sampah mengganggu aktivitas lalu lintas jalanan.

Baca Juga:  Screenshot Sematan Mihsan Me edukasi Renungan di malam Minggu

Ketika ditelusuri lebih lanjut sampai di Ujung Bom, yakni dermaga tempat para nelayan melakukan kegiatan mulai dari mayang (mencari ikan di laut) sampai dengan melakukan pelelangan ikan, disepanjang pinggiran laut tempat kapal-kapal nelayan didaratkan terdapat tumpukan sampah-sampah plastik yang mencemari perairan laut.

Apabila dilihat dari sisi ekologi, adanya sampah-sampah yang dibuang ditempat yang tidak seharusnya dapat merusak ekosistem laut. Sampah-sampah tersebut dapat mempengaruhi perkembangan terumbu karang. Sampah di lautan mampu menghalangi sinar matahari masuk ke dalam lautan karena terumbu karang membutuhkan cahaya untuk berfotosintesis.

Dengan kata lain, kehadiran sampah bisa mengganggu perkembangan biota laut. Ketika terumbu karang terpengaruh otomatis akan berdampak terhadap perkembangan ikan-ikan terumbu. Nah, ikan-ikan terumbu yang terdampak akan berpengaruh terhadap ikan besar. Artinya itu akan juga berpengaruh terhadap tangkapan para nelayan.

Berdasarkan ilmu Green Accounting, masalah terkait dengan pencemaran lingkungan dapat diatasi dengan menerapkan biaya perlindungan sebagai bentuk penanggulangan dari pencemaran yang terjadi. Biaya perlindungan merupakan biaya-biaya yang dianggap sebagai perlindungan dan pemulihan lingkungan akibat dari aktivitas ekonomi yang dilakukan.

Menurut Sistem Kerangka Akuntansi Nasional (national account), ada empat aspek pencemaran yang dapat diukur yaitu keluaran pelaku pencemaran, kerusakan pencemaran, biaya pengendalian pencemaran, dan manfaatnya (benefit).

Baca Juga:  SEPUCUK SURAT

Dari masalah lingkungan yang terjadi, pelaku pencemaran sangat dimungkinkan dari penduduk sekitar, serta para pedagang, yang mengakibatkan kerusakan pencemaran air akibat sampah yang menimbun.

Selain itu, beberapa masalah lingkungan yang terjadi di Pasar Gudang Lelang antara lain, lahan parkir yang tidak memadai dan bak sampah yang mengganggu jalannya aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, perlunya dibentuk biaya pengendalian pencemaran untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan Pasar Gudang Lelang, Kota Bandar Lampung.

Selain itu, perlu dibentuk lahan parkir khusus untuk kendaraan beroda dua maupun beroda empat agar tidak mengganggu kelancaran lalu lintas jalanan dan meminimalisir kemacetan dan polusi yang terjadi.

Dengan keadaan itu timbullah harapan kedepan, dengan pemerintah dapat menyusun kebijakan, merealisasikan, dan mengedukasikan kepada penduduk sekitar tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Penulis: Liza Aulia Putri Sandea, Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

 720 kali dilihat

Tagged