Cukup merepotkan masyarakat, dan sampai saat ini belum ada tempat mengungsi darurat disediakan pemerintah sehingga mengungsi ke warga lain atau sanak saudaranya.
Ketua RT 5/LK3, Kelurahan Kotaalam, Kecamatan Kotabumi Selatan, Nurasikin (62) mengatakan setidaknya ada 36 rumah yang tergenang aliran Way (sungai) Sesah. Kejadian telah berlangsung sejak pagi buta, atau sekitar subuh. Hingga petang ini kembali menaik debitnya mencapai 1,5 – 2m lebih.
“Kalau naik, sudah dari siang tadi sesudah zduhur. Kami dari subuh tadi telah siaga, mengingat curah hujan disertai angin cukup tinggi disekitar sini. Saya bersama warga berjaga-jaga, untuk mengantisipasi kejadi yang tidak diinginkan,”kata dia.
Menurutnya, naiknya debit air di sana telah terjadi sejak, Jumat (2/3/2018), namun surut. Oleh karena itu, ia bersama warganya berinisiatif memantau keadaan lingkungan dengan berjaga secara bergantian. Dan masalah bantuan, baik itu dari pemerintah maupun partisipasi masyarakat yang tidak terkena dampak banjit telah diterima.
“Tadi ada dari BPBD telah memberikan mi instan dan air mineral. Juga dari relawan dari Paslon no Urut 3 memberi nasi bungkus untuk sekedar meringankan beban masyarakat tertimpa musibah. Kita siap menerima bantuan dari siapa saja, karena sangat dibutuhkan masyarakat, “terangnya.
Sementara itu, Salah satu Warga Desa Bumi Agung, Arip mengatakan hampir puluhan hektar pertanian Jagung dan singkong milik warga disini terkena banjir sehingga membuat petani merugi sampai dengan ratusan juta rupiah. Kemudian, puluhan rumah warga juga terkena dampak Luapan Way batah hari akibat hujan deras. Akibatnya warga yang rumahnya nya terendam banjir harus mengungsi kerumah warga disekitar itu.
“Kami hanya berharap semoga air nya cepat surut dan kepada pemerintah bisa memperhatikan kami yang ada disini,” Ujarnya (Andrian folta)