Bukan Bot Tapi “Borong goh”

Bukan Bot Tapi Borong goh
TULANG BAWANG BARAT

Tulang bawang barat, (LV)-
Kebisingan suara bisa menyebabkan ‘Salah dengar’ seperti perihal informasi yang beredar beberapa hari ini, terkait dengan sikap dan tindakan oknum kepalo tiyuh/ Desa Karta, kecamatan Tulang Bawang Udik, kabupaten Tulang Bawang Barat, provinsi lampung.

Dimana informasi yang dihimpun dari tempat kejadian. Seorang oknum kepalo tiyuh/ Desa Karta, mendatangi dan memberhentikan hiburan musik orgen tunggal yang pentas pada perayaan resepsi pernikahan Riski supriyadi (RS), tindakan dan lontaran kata-kata oknum kepalo tiyuh Ahmad Syatiri (AS) dinilai kurang pantas serta arogan.

Informasi yang berhasil dihimpun sebelumnya, “kepalo tiyuh mengatakan mau ditutup atau tidak musik orgen sambil mengancam akan magas (Nujah), bahasa ciri khas Lampung, dengan menunjukkan senjata Badik (pisau tua), ditambah lagi saat RS mengatakan kalau dirinya adalah Wartawan, Namun Oknum kepalo tiyuh menjawab wartawan Botoh (Alat vital laki-laki),”

Baca Juga:  Pemkab Tubaba Kendalikan Inflasi Melalui Operasi Pasar

Dari penelusuran lebih lanjut kebenaran Informasi yang dihimpun sebelumnya, dibantah Ahmad Syatiri (AS). Ahmad Syatiri mengakui memang benar mendatangi kediaman Riski supriyadi (RS) dan memberhentikan hiburan musik orgen tunggal,”tapi kata-kata Botoh, dan mengancam akan magas (Nujah) itu tidak benar,” ujar Ahmad Syatiri (AS). Selasa (14/03/2023).

Ahmad Syatiri menjelakan, pada waktu acara resepsi pernikahan Riski supriyadi minggu malam senin Tanggal 12/3/2023, pukul 21.13 wib. Dirinya hadir sebagai keluarga dari Riski Supriyadi status dirinya masih paman, dengan tujuan baik hanya mengingatkan kepada pemain musik orgen, dengan menunjuk ke arah panggung dan berbicara “wa dek dek dek tolong matikan orgennya, karena mengingat pada waktu itu sudah menunjukan pukul 21 lewat 13 menit, namun semakin kencang musiknya membuat pendengaran menjadi kurang jelas,”katanya.

Baca Juga:  Gunawan Agung Kuncoro, SH : Sapa Masyarakat Tumijajar Saat Reses

Lanjut Ahmad, Waktu dirinya berada di jalan sempat Riski Supriyadi menghampiri dan saat itu Riski mengatakan bahwa dirinya “wartawan” dan sudah punya ijin dari kecamatan. Ahmad syatiri menjawab kalau kamu wartawan dari media apa Borong goh (Sadarlah).

“Saya mengeluarkan kata- kata “wa dek dek dek” itu bukan kata- kata badik”, dan Borong goh, (Sadarlah) bukan Botoh (Alat vital laki- laki) mendengar bahasa itu aja saya geli, apa lagi mau mengucapkannya, saya ini udah tua masak mau mengeluarkan bahasa kotor kayak gitu, kerena musik masih belum berenti saya datanggi lagi dan saya mengatakan, matikan lagi musik itu nanti saya badik.” Terang AS.

Baca Juga:  Lagi Lagi Vaksinasi Berhadiah Minyak Goreng

Lebih lanjut AS memaparkan, kalau dirinya berupaya, di masa kepemimpinannya sebagai kepalo Tiyuh / Desa Karta dan bersama para Aparatur tiyuh yang ada di Tiyuhnya, hanya ingin berbuat baik dan berupaya menciptakan suasana desa yang tentram dan damai bagi warganya. (Wakyeng).

 1,703 kali dilihat