Geliat Komunitas “Giat Jumat Berbagi”, Semangat Sedekah Jemput Rida Ilahi

(Satu kegiatan mingguan komunitas "Giat Jum'at Berbagi", rutin dilakukan tiap Jum'at sejak Agustus 2019. Foto dibidik Jum'at (27/11/2020) di Rumah Sosial Ir H Abdul Malik MA, Waykandis, Tanjungsenang, Bandarlampung. | dok)
BANDAR LAMPUNGPROFIL & SOSOK

Bandar Lampung-
Bagi umat Islam, memedomani ajaran Allah SWT agar hambaNya menyisihkan sebagian harta miliknya dibagikan ke sesama yang membutuhkan, adalah utama.

Menggerakkan dan bersetia, istikamah menunaikan sunah infak dan sedekah -setelah kewajiban zakat, istimewa di mata Allah, selain utama. Saleh sosial.

Kendati hukumnya sunah, infak (dari ‘Anfaqa’, mengeluarkan sesuatu untuk kepentingan sesuatu), dan sedekah (dari ‘Shadaqoh’, sebuah pemberian untuk mencari rida Allah), keduanya setali tiga uang, sedemikian rupa mendarah daging dalam praktek.

Tak terkecuali negeri populasi muslim terbesar dunia, dimana ajaran agama telah dini menjelma jadi ‘the living law’ rerata muslim warganya, Indonesia.

Secara hukum negara, UU Pengelolaan Zakat menyebut, infak ialah harta yang dikeluarkan seseorang/badan usaha di luar zakat untuk kebermanfaatan umum.

Sedekah, sebut UU 23/2011 itu, yakni harta atau non harta yang dikeluarkan seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kebermanfaatan umum.

Dari itu, selain di akhirat kelak dijamin surgaNya Allah, pejuang penggemar infak dan sedekah, di dunia walaupun hanya sekali akan sungguh dikenang oleh penerimanya –usai sanak saudara yang fakir miskin dan gharim terutama, selain sebagai sosok dermawan, juga sebaik-baiknya warga negara.

Jika kita menolong sesama dengan memberinya donasi bendawi, uang tunai, nasi kotak, sembako, masker pelindung pernapasan standar medis cegah kendali pandemi COVID-49, sirtu material bedah rumah duafa, alat salat, itu sebaik-baiknya wujud amal infak.

Dan, jika amal bendawi tersebut kita genapi dengan penuh kasih sayang, nasihat dan saran, perbuatan ringan tangan lainnya selain pula permaafan, ucapan terima kasih, bahkan walaupun hanya sebatas salam sapa senyum, itu juga sesejati-sejatinya wujud sedekah.

Seperti sabda Rasulullah Muhammad SAW, sebagaimana Hadist Riwayat (HR) Tirmidzi, “senyummu terhadap wajah saudaramu adalah sedekah.”

Atau sabda Rasulullah Muhammad SAW lainnya, “kullu ma’rufin shodaqoh”, setiap kebaikan adalah sedekah, sebagaimana Hadist Riwayat Bukhari.

Keistimewaan keutamaan sedekah bagi umat muslim dan mukmin ahli sedekah, sedikitnya enam perkara.

Pertama, sesuai sabda Rasulullah SAW sebagaimana HR Tirmidzi, sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.

Kedua, sabda Rasulullah SAW dalam HR Bukhari, satu dari tujuh golongan manusia yang bakal dinaungi teduh dari panasnya Padang Mahsyar kelak: mereka yang selama di dunia gemar dengan ikhlas bersedekah.

Baca Juga:  PW NU Lampung akan bersinergi Dalam rangka pembentukan Garda Fatayat

Sabda Rasulullah SAW (HR Bukhari), “seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, ia menyembunyikan amalnya itu sehingga tangan kirinya tak mengetahui yang disedekahkan oleh tangan kanannya.”

Ketiga, firman Allah SWT dalam Quran Surat Al Hadid ayat 18: “Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (ganjarannya) kepada mereka, dan bagi mereka pahala yang banyak.”

Allah berjanji lipatgandakan pahala bagi orang yang bersedekah. Allah Sang Maha Hebat pun berjanji, harta orang yang rajin bersedekah takkan berkurang meski disedekahkan semua disisakan sedikit keperluan sehari-hari.

HR Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Harta tidak akan berkurang dengan bersedekah. Dan seorang hamba yang pemaaf pasti akan Allah tambahkan kebaikan baginya.”

Keempat, sesuai sabda Rasulullah SAW, para ahli sedekah disediakan pintu khusus di surga oleh Allah.

Sebagaimana HR Bukhari dan Muslim, sabda Rasulullah SAW, “Orang memberikan menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka ia akan dipanggil oleh salah satu dari pintu surga: “Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan”. Jika ia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan salat, ia akan dipanggil dari pintu salat, yang berasal dari kalangan mujahid, akan dipanggil dari pintu jihad, jika ia berasal dari golongan yang gemar bersedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”

Kelima, sesuai sabda Rasulullah SAW, sebagaimana diceriterakan kembali dalam Hadist Riwayat Ath Thabrani, “sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.”

Keenam, sesuai sabda Rasulullah SAW sebagaimana HR Bukhari dan Muslim. “Jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah thayyibah,” kata Rasulullah.

Kalimat thayyibah, merujuk 11 kalimat yang memiliki makna mensucikan dan mengagungkan nama (asma) Allah, bagi yang terbiasa melafadzkannya situasi apapun akan disayang Allah.

Kemuliaan sedekah dengan harta halal, penggugur dosa, pengundang pahala, penolak bala, dekat nikmat surga, jauh siksa neraka.

Apalagi satu hadist meriwayatkan, di neraka Jahanam terdapat satu rumah, Baitul Huzni, yang disediakan khusus oleh Allah, bagi mereka yang semasa hidup di dunia gemar bersedekah, tapi berasal dari harta yang tidak halal.

Baca Juga:  Kodim 0410/KBL laksanakan Patroli dalam rangka Pengamanan kegiatan Kampanye

Bicara etika sedekah, melakukannya sembunyi-sembunyi lebih utama, usai dapati Persatuan Isteri Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (PI ISEI) Lampung pimpinan ekonom/akademisi Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Lampung (Unila) Marselina Djayasinga, yang hingga kini tak pernah absen galang salur donasi kemanusiaan mingguan tetapi jarang (semata tak ingin jumawa dengan rutin) mempublikasikannya.

Kali ini terjumpai satu lagi, sekumpulan para ibu muslimah, yang telah setahun ini tepatnya sejak Jum’at 23 Agustus 2019 saat pertama kali melancarkan aksi sosialnya, yang nyaris senada.

Menghindari kesan pamer atau riya, alih-alih cap atau stempel pansos atau panjat sosial, dan paling utama semata hanya mengharap mencari rida Allah, seperti halnya pribadi atau kelompok orang filantropis luar sana yang pernah maupun belum redaksi temukenali, mereka enggan mempublikasikannya.

Ada publikasi, dokumentasi setiap kali berkegiatan, namun hanya terbatas bagi internal komunitasnya. Lazimnya, sebatas bentuk tanggung jawab dan pelaporan keuangan guna transparansi pada anggota dan atau para donatur.

Barulah, pada gelaran donasinya yang kesekian, Jum’at (27/11/2020), para pejuang kemanusiaan ini pencari rida Allah, yang menamakan diri Komunitas “Giat Jum’at Berbagi” berkenan berbagi cuplik kedermawanan sosial mereka.

Olah data, seperti warta Amalia Fitriani, salah seorang peserta yang baru terjun bergabung pertama kali pada kegiatan terakhir Jum’at ini, komunitas salehah satu ini serba diam-diam.

Menghimpun donasi uang atau barang setiap hari, memparipurnakan proses perencanaan pelaksanaan evaluasi donasi, masuk didalamnya mengolah data donatur dan penerima, membuat skala prioritas target berikut waktu donasi dilandasi usulan dan surveilans, hingga laporan penggunaan keuangan.

Memedomani usang nun hebat bilang, kepercayaan, dari mulut ke mulut, dari mata ke hati, hari ke bulan, kian bulat kepal semangat mereka, usahakan tersalur pada yang berhak menerima, donasi bak tiada putus datangnya.

Semua kelar tanggap, tercentang biru, dilindungi dari enkripsi ke enkripsi, selesai cukup di grup WhatsApp.

Senada komunitas yang lain, para ibu asal dari jamaah pengajian atau wali santriwan/santriwati taman pengajian Quran beberapa masjid bilangan Kota Tapis Berseri Bandarlampung itu, tak punya dalih lain.

Mencari rida Allah mengarusutamakan menjanjikan keutamaannya, sehingga mereka pun turut memilih rajanya hari, Jum’at, tonggak hari utama donasi.

Baca Juga:  Kodim 0410/Kota Bandar Lampung Dalam Waktu Dekat Akan Menyelenggarakan (TMMD

Pekan ini, terdiri dari Yuli Yanti –yang dituakan, Hasuma Anita, Lisa Patrisia atau Icha, Anita Irayanti, Eva, Linda, Ning, dan Amalia Fitriani, bergawang protokol kesehatan 3M, bergerak ke empat titik.

Berkonvoi mobil beriringan, membawa ratusan paket sembako terdiri beras kemasan 5 kilo, 1 liter minyak sayur, mi instan dan saos botol. Lalu ada ratusan nasi kotak siap santap, dan Al Quran.

Mereka menyerahkannya berturut-turut ke “Rumah Sosial Ir H Abdul Malik MA”, lembaga kesejahteraan anak dan lansia di Jl Ratu Dibalau 68 Waykandis, Tanjungsenang, Bandarlampung.

“Dari sini ke Teluk,” pandu Amalia, via WhatsApp, Jum’at siang, mewarta titik lanjut di seputar Pasar Gudang Lelang, dan permukiman nelayan di Kelurahan Kangkung, Telukbetung Selatan.

Di pasar ikan laut itu, ada cerita lucu. Saat tengah membagi paket, mereka sempat dikira tim sukses calon walikota. Usai dengar penjelasan mereka, warga dan petugas pun lega. Sejumlah ibu warga Gudel, nama tenar kawasan, banjiri mereka terima kasih.

Titik ketiga, Rumah Quran Al-Kayyis di Perum Bumi Puspa Kencana, keempat, titik acak pembagian nasi kotak. Saat bersua abang becak mereka bagi, bersua gepeng, pemulung mereka beri.

Setahun aktivitas, pegiat dan donatur komunitas “Giat Jum’at Berbagi” yang berangkat dari beragam latar ekonomi itu, terpublikasi itupun terbatas, praktis cuma dari unggahan media sosial para pribadi dan lembaga penerima donasi.

Para penerima uluran cinta dan empati sosial mereka, berjelajah dari sekadar untai salam hormat dan terima kasih, hingga yang tulus mendoakan semoga Allah berlipat ganda membalas.

Bongkahan kebaikan demi kebaikan mereka tebar setahun belakangan, demikian membekas. Diam-diam, ‘sedekah diam-diam’ mereka setahun kebelakang, berbuah lahir para pemuja rahasia, yang amboi khusyuk masyuk doakan mereka, Allah suka, Allah cinta.

Allah tidak tidur. [red/Muzzamil]

 587 kali dilihat