Hari Kopi Nasional: Petani Kopi Belum Sejahtera

NASIONAL

Jakarta, lampungvisual.com –
Hari Kopi Nasional pada 11 Maret 2020 ditandai dengan belum sejahteranya para petani kopi, khususnya petani kopi di Provinsi Lampung.

Hal tersebut diungkapkan oleh Mukhlis Basri anggota DPR-RI fraksi PDI-P, saat “Silaturahmi Penuh Hikmah” dalam rangka peringatan Hari Kopi Nasional, yang digelar auditorium Kementerian Pertanian RI, rabu (11/3/2020).

Hadir sebagai pembicara, Mukhlis Basri anak seorang petani kopi asal Lampung Barat tersebut, membahas tentang peningkatan kesejahteraan petani kopi di Indonesia khususnya petani kopi Lampung.

“Lampung merupakan penghasil kopi terbesar kedua di Indonesia dengan kontribusi sebesar 24,19 dari produktivitas kopi nasional, namun saat ini petani kopi belum sejahtera, akibat berbagai hal, diantaranya jumlah produktivitas yang masih sangat rendah, dimana petani kopi kita hanya menghasilkan 1-4 ton/hektar/tahun.” kata Mukhlis Basri.

Baca Juga:  Ciptakan Kenangan Dengan Masyarakat Dengan Senam Bersama

Menurut Mukhlis Basri yang juga Ketua Umum Dewan Kopi (Dekopi) Provinsi Lampung, apabila diasumsikan dengan harga jual Rp18.000/kg, maka hasil yang didapat petani masih sangat rendah dari kebutuhan hidup layak.

Dalam kegiatan yang dihadiri Menteri Pertanian Sahrul Yasin Limpo dan Ketua Umum Dekopi Pusat Anton Apriantono tersebut, Mukhlis Basri memaparkan solusi agar produksi petani kopi dapat meningkat.

“Bibit unggul merupakan solusi peningkatan produktivitas, dan dengan menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi, dapat dihasilkan bibit kopi unggul dari bahan lokal, tidak mesti impor.” Kata Mukhlis Basri.

Mukhlis Basri menambahkan, bahwa dibutuhkan bibit unggul yang mampu berproduksi di iklim hujan dan kemarau, karena saat ini mayoritas tanaman kopi produksinya meningkat hanya di musim kemarau, selain itu butuh juga penggantian pohon yang sudah tua karena produksi sudah kurang maksimal.

Baca Juga:  Aktifitas Masyarakat Meningkat di Bulan Suci Ramadhan, Piket Koramil 03/Serengan Aktif Patroli Malam

“Selain itu yang tidak kalah pentingnya, adalah pendampingan oleh petugas yang profesional, karena petani sangat butuh pendampingan dari PPL tentang bagaimana memilih bibit unggul, perawatan tanaman, dan membasmi hama yang banyak dikeluhkan oleh petani,” ujar Mukhlis yang terpilih sebagai Anggota DPR RI dari Dapil Lampung I.

Secara kualitas kopi robusta Lampung tidak kalah dengan kopi dari daerah lain, hal tersebut terbukti masuk 10 besar di ajang Indonesian speciality Coffee dengan Score Cupping 88,38, dan meraih Bronze Gourmet pada ajang penghargaan AVPA Gourmet Product Paris 2018 pada kategori roastery Di Lampung dengan sampel kopi robusta petani Lampung Barat.

Baca Juga:  Dukung KTT ASEAN Summit 2023, PLN Pastikan Keandalan Listrik di Labuan Bajo

“Secara kualitas dan rasa kopi robusta Lampung secara umum dan khususnya Lampung Barat tidak kalah dengan kopi dari daerah lain, dengan meraih predikat terbaik pada ajang tingkat internasional. Tetapi kenapa petani kopi kita belum sejahtera, itulah menjadi tugas pemerintah mencarikan solusi terbaik,” Pungkas Mukhlis dengan kalimat penutup “Ingat Kopi, Ingat Lampung Barat”.
Penulis: (OGM/Endra).

 3,670 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.