Ketika Nakes Mulai Beralasan, Wanita Tua Itu Harus Jauh Untuk Berobat

Ketika Nakes Mulai Beralasan, Wanita Tua Itu Harus Jauh Untuk Berobat
PERISTIWAPROFIL & SOSOKWAY KANAN

Way Kanan (LV) –

Adzan subuh baru saja selesai berkumandang, diluar suara ayam jago bersahutan dengan gaya kokoknya. Sumarni segera bergegas kekamar mandi, untuk ambil wudhu. Badannya yang gontai karena sakit lambungnya, tak kuasa menahan laju jalannya.

Bruukkk, wanita paruh baya itu terjatuh saat kaki kirinya hendak melangkah masuk kamar mandi, kepalanya membentur bibir pintu, dan ambruk terkulai dilantai. Sontak membangunkan seisi rumah, Parno (40), menantu Sumarni segera berlari menuju sumber suara.

Wanita berumur 72 tahun, dengan rambut putih menghias kepalanya itu masih terdiam, terkulai lemah. Parno mengangkat mertuanya itu keruang tamu dan menidurkannya dibalai-balai tanpa kasur.

Darah segar mengucur dikepala bagian belakang milik wanita yang mengenakan baju dress biru itu. Yani (31), istri Parno tak tahan melihat ibu kandunganya terkulai, menangis sambil memeluk tubuh renta Sumarni.

Baca Juga:  Abdullah Candra Kurniawan Pimpin Karang taruna Way kanan periode 2021-2026

“Mbak tolong, bisa kerumah ga ya, ibu saya sakit, jatuh tadi. Kalau bisa minta diinfus apa diobati,” kata Parno menggunakan telepon genggamnya menghubungi bidan Kampung di salah satu kampung yang ada di Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Waykanan.

Tidak sesuai yang diharapkan, ibu bidan menolak secara halus, dengan alasan masih di tempat lain yang jangkauannya jauh. Dicoba menghubungi nakes yang lain, ternyata jawabanya sama kendati dengan alasan yang berbeda.

Hingga wanita yang sudah mulai renta denga guratan usia di wajahnya itu siuman, tak ada satupun nakes yang berhasil dihubungi dan menyatakan siap datang. Ada rasa ketakutan ketika hendak dibawa ke dokter setempat.

Swab, Rapid atau apalah namanya, menciutkan penderita berobat ke dokter. Rasa takut yang mendalam akan bertambah ketika dinyatakan reaktif. Hal tersebut membuat ketakutan tersendiri. Ternyata rasa takut bukan hanya dirasakan penderita sakit, tapi tampak nakes pun terlihat enggan dengan dugaan rasa takut itu.

Baca Juga:  Pesta Sabu, Oknum pegawai BRI dicyduk petugas

Dua hari berlalu, kondisi Sumarni belum menandakan sembuh, dan keluarga memutuskan untuk membawanya ke Bandarjaya.

Diseberang jalan Lintas Sumatera, sebuah plang besar terpampang dengan tulisan Dokter Dian. Puluhan pasien Nampak mengantri untuk berobat. Satu persatu dipanggil untuk masuk di cek oleh dokter. Tidak ada swab, hanya cek suhu tubuh, dengan bahasa sopannya, dokter tidak pernah menyatakan reaktif. Hanya saja disarankan untuk mengkonsumsi beberapa minuman horbal, selain obat yang diberikan oleh dokter Dian.

“Sumarni”, namanya dipanggil dan wanita tua itu didampingi anak sulungnya segera masuk ruangan praktik dokter Dian. Suhunya tinggi, kata dokter. “Nanti minum obat ini ya bu, Insha Allah cepat sembuh. Tiga hari kontrol kesini lagi,” ujarnya.

Baca Juga:  Pendapatan Naik 27 Milyar, Bayar Hutang Tetap Jadi Prioritas Pemkab

Tiga hari berselang, kondisi Sumarni membaik, dan tidak perlu kontrol ulang, hanya dilanjutkan dengan minum ramuan tradisional seperti yang disarankan dokter.

“Alhamdulillah Mertua saya sudah berangsur membaik setelah berobat dengan dokter diluar kota, meski jauh tak apalah yang penting bisa sembuj.” Ujar Parno.(R/Fikri)

 528 kali dilihat

Tagged