Bandar Lampung, (LV) –
Provinsi Lampung sebagai salah satu sentra produksi sapi potong di Indonesia saat ini semakin berkembang. Hal tersebut ditandai dengan diberikannya sertifikasi kepada Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lampung, teruntuk 9 Ekor Bull jantan sebagai sumber benih berkualitas untuk meningkatkan potensi kebuntingan pada sapi betina melalui metode Inseminasi Buatan atau kawin suntik
Kepala Dinas Peternakan & Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Lampung, Ir. Lili Mawarti, M.Si, selasa (5/7) siang mengatakan, saat ini Balai Inseminasi Buatan Lampung telah memiliki 9 Bull yang memenuhi syarat dan telah bersertifikasi SNI yang diterbitkan oleh LSPro.
“Sudah diterbitkan melalui Surat Kesesuaian SNI Nomor 45023/LSPro-1-SNI-SB/VI/2022 Dan dikeluarkan oleh Manager Puncak Lembaga Sertifikasi Produk Benih & Bibit Ternak, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI.” Ujar Lili.
Sebelumnya, proses verifikasi yang dilakukan LSPro tersebut meliputi Sistem Manajemen Mutu yang ditinjau dari Sistem Manajemen Produksi, kesesuaian produksi menurut Pedoman Sertifikasi Produksi Benih & Bibit, serta Permentan 10/ PK.210/03/2016 tentang Penyediaan & Peredaran Semen Beku Ternak Ruminansia.
Ir. Lili Mawarti, M.Si menambahkan, dengan dikeluarkannya sertifikasi tersebut, artinya Provinsi Lampung melalui UPTD BIB Disnakkeswan Lampung, sudah bisa mendistribusikan benih sapi/ semen beku sapi secara luas untuk kemajuan Peternakan Lampung maupun skala Nasional.
Diketahui, Benih Sapi atau Semen Beku Sapi yang diproduksi oleh BIB Lampung yang berada di Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah tersebut, berasal dari Indukan Sapi Jantan (Bull) berkualitas Jenis Simmental 1 ekor, jenis Limousin 3 Ekor, Sapi Brahman 3 Ekor serta Sapi Bali 2 ekor.
Untuk jenis Limousin dari 3 ekor Bull mampu menghasilkan benih rata-rata 41 ribu benih per tahun, sementara jenis Simmental 6 ribu benih, kemudian jenis Brahman 3 ekor Bull mampu menghasilkan rata-rata 16 ribu benih serta jenis Sapi Bali 2 ekor Bull mampu produksi 8.500 benih rata-rata per tahun.
“Seperti biasa hasil produksi benih tersebut diutamakan untuk kebutuhan daerah kita dulu. Kelebihan produksi nantinya bisa di distribusikan ke daerah lain di luar Lampung yang membutuhkan. Tentu saja ini positif karena bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita juga.” Tutup Ir. Lili Mawarti, M.Si. (Endra)