Lepas Siswa-siswi, Kepsek Haryono : Jaga Nama Baik Sekolah

LAMPUNG TENGAH

Lampung Tengah, lampungvisual.com-
Sukses melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Bulan lalu, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, lepas 179 siswa siswi yang telah usia mengikuti kegiatan tersebut, Kamis (02/05/19) lalu, di halaman sekolah setempat.
Terkias kalimat yang mengalir dari penyampaian Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Gunung Sugih. “Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, melangkah bersama menata masa depan”.
“Kalian sudah tiga tahun dididik dan dibina supaya menjadi orang yang berkarakter, baik dan berakhlak mulia. senantiasa harus menjalankan perintah agama setiap waktu. Berbuat baiklah kepada siapa saja karena itu adalah ibadah,”terang Haryono.
Mempunyai tujuan hidup kalian harus punya rencana menata masa depan ke jenjang pendidikan yang lebih lanjut,” Kalian harus mempunyai mimpi, Karena mimpi itu harus kalian lanjutkan untuk menggapai cita-cita,”pungkasnya.
Lebih lanjut, Haryono menegaskan, agar siswa siswi setempat yang sudah menimba ilmu dapat membaca potensi yang ada pada dirinya masing-masing,”
Jangan sampai tidak bisa, karena persaingan di dunia luar jelas akan menuntut kalian memberdayakan skil dan kemampuan. harapan saya jaga nama baik sekolah, terjun ke masyarakat membawa nama baik sekolah,”tandasnya.
Bagi siswa yang telah menunaikan kewajiban nya di sekolah, Haryono meminta supaya Siswa Siswi untuk mengambil ijazahnya.
“Kalau sudah selesai silahkan ambil ijazah nya kalau ada permasalahan masih bisa di bicarakan, tolong jangan tambah lagi ijazah yang ada. Karena saat ini sudah 480 belum di ambil dari 2008, ini terlalu berisiko bagi kami,”bebernya.
Di tempat yang sama Yusuf selaku ketua Komite mewakili orang tua wali murid berharap peran aktif, sangat berharap peran aktif orang tua. Karena dengan ada keterlibatan orang tua dalam hal Dana Komite dapat menyelesaikan gaji tenaga honorer yang saat ini belum terbayar selama 3 bulan.
“bahasa yang beredar sekarang kalau tidak uang tidak diambil, bukan seperti itu. Walau pihak sekolah sendiri terbebani biaya Honorer guru, penjaga sekolah dan yang lainnya. Semua 29 tenaga honorer yang belum menerima gaji,”tandas Yusuf Efendi.
Sebenar, Kata Yusuf, sampai 60 sampai 70 persen sudah terprogram untuk pembiayaan itu. Hanya saja yang mengambil ijazah kurang jelas, maklum orang tersebut tidak bisa mengambil kebijakan.
“Jadi yang ada bahasanya dengan saklek, kalau ada orang yang mengambil kalau tidak ada uang tidak bisa mengambil ijazah. Jadi saya langsung telpon pihak sekolah, itu salah. Padahal kita selalu membuka pintu lebar-lebar, silahkan ambil ijazahnya. Ini demi kebaikan kita bersama,”tutupnya.
Penulis: (Iswan)
Editor: Basri

 1,703 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.