BANDARLAMPUNG, (LV)-
Peluncuran raya atau Grand Opening Wearing KLAMBY Store Lampung, Jl Kartini Nomor 6, Kelurahan Palapa Kecamatan Enggal, Bandarlampung, sukses digelar Sabtu 27 Mei 2023 lalu.
Suasana serba putih luks nun sederhana terdekorasi apik segala sudut properti acara. MC Tata tak bergeming, berulang selipkan info promo khusus diskon gede hari grand opening. Dihadiri Muhammad Ridho Jufri, co-founder Wearing KLAMBY.
Selain tarub putih, empat karangan bunga ucapan selamat dan sukses berdiri tepi trotoar depan gerai. Selain La Sabelle Lampung, dan PT Bumi Durian Payung milik pasutri pebisnis Mohammad Irfandi Romas dan Vebby Dwi Amanda, dua lain dari Ketua TP PKK Lampung Riana Sari Arinal Djunaidi dan Walikota Bandarlampung Eva Dwiana.
Gerai Lampung bagian dari 25 gerai luring (offline store) Wearing KLAMBY di Indonesia, bagian strategi penetrasi pasar ke banyak kota yang secara statistik tercatat memiliki basis terbesar komunitas Wearing KLAMBY.
Sejak Nadine Gaus, founder jenama produk fesyen modest lokal tematik kaya eksplorasi unsur signature Nusantara ini memutuskan membuka gerai luring pertamanya demi menjawab permintaan dan mendekatkan diri ke pelanggan, di area 150 meter persegi Lantai 4 Blok A Plaza Indonesia, Menteng, Jakarta Pusat, 28 September 2021 silam.
Menyusul gerai kedua; Wearing KLAMBY Store Supermal Karawaci, Lt GF 37 A-B, Jl Boulevard Diponegoro, Kelapa Dua, Kota Tangerang, Banten, pada Desember 2021.
Berikut dua gerai hingga Oktober 2022 dan 20 gerai kurun November 2022 hingga gerai ke-25 Lampung ini.
Perinci, gerai Pondok Indah Mall (PIM) 3, Lt 2 Nomor 204-205, Jl Kartika Utama 1 Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Gerai Padang, Jl Juanda 27 Rimbo Kaluang, Padang Barat, Padang, Sumatera Barat.
Gerai Pekanbaru, Jl Arifin Ahmad 15-16 Ruko Platinum Business Centre Sidomulyo Timur, Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau. Gerai Palembang, Jl Sumpah Pemuda Blok I/13A, Lorok Pakjo, Ilir Barat 1, Palembang, Sumatera Selatan. Gerai Mataram, Mal Lombok Epicentrum Lt 1, Jl Sriwijaya 333, Mataram Nusa Tenggara Barat. Gerai Banjarmasin, Duta Mall Banjarmasin Lt 3 Nomor 3/H/00, Jl Ahmad Yani KM 2 Nomor 98 Kelurahan Melayu, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Gerai Jambi, Jl Kolonel Amir Hamzah 47-54 Kelurahan Selamat, Telanaipura, Jambi.
Gerai Aceh, Jl AMD Desa Batoh, Lueng Bata Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam. Gerai Pangkal Pinang, Jl Sudirman, Gedung Nasional, Taman Sari, Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung.
Gerai PIM 2, SOGO PIM 2 Area Ladies Wear, Jl Metro Pondok Indah Kav IV Pondok Pinang, Kebayoran Lama, dan gerai Kota Kasablanka, SOGO Kota Kasablanka Lt 2, Ladies Wear area Samaira, Jl Casablanca Raya Kav 88 Menteng Dalam, Tebet, dua di Jakarta Selatan.
Lalu, gera Mal Pakuwon, SOGO Lantai GF, Jl Mayjen Jonosewojo, Babatan, Wiyung, dan gerai Tunjungan Plaza, SOGO Ladies Wear Lt 2, Jl Embong Malang 1, 3, 5 RT/RW 8/10, Kedungdoro, Tegalsari, dua di Surabaya, Jawa Timur.
Gerai Deli Park Medan, SOGO Ladies Wear Lt UG, Jl Putri Hijau 1 Kesawan, OPQ Medan, Sumatera Utara. Gerai Paris Van Java, SOGO Ladies Wear Area RL, Jl Sukajadi 131-139 Cipedes, Sukajadi, Bandung, Jawa Barat. Gerai Big Mall Samarinda, SOGO Lt 1, Jl Untung Suropati 8 Karang Asam Ulu, Sungai Kunjang, Samarinda Kalimantan Timur.
Dua di Jakarta Pusat, gerai Seibu, Grand Indonesia West Mall Seibu level UG Ladies Wear, Jl MH Thamrin 1 Kebon Melati, Menteng. Gerai Plaza Senayan, Metro Senayan Area Ladies Premium, Jl Asia Afrika 8 RW 3 Gelora, Tanah Abang.
Dua di Jakarta Selatan, gerai Galeries Lafayette Pacific Place Lt 2, Jl Sudirman Kav 52-53 Nomor 5 Senayan Kebayoran Baru. Gerai Metro PIM 1, Metro PIM 1 Ladies Wear Area Pop Up, Jl Metro Pondok Indah Kav IV Pondok Pinang, Kebayoran Lama.
Serta, dua di Jawa Barat, gerai Margo City Depok, Lt Dasar Ladies Wear depan pintu masuk, Jl Margonda Raya 35 Kota Depok. Dan, gerai Resinda Park Karawang, Metro Area Ladies Wear GF, Jl Resinda Raya 2 Purwadana, Karawang Barat, Karawang.
Semuanya dimulai pada 2013
Fashion is Nadine’s passion. Masuk bangku kuliah, anak Tangsel, Tangerang Selatan, bernama akte Nadine Kusuma Permatasari Cikita Gaus ini, dua status: mahasiswi Prodi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta angkatan 2010, anak kos sekaligus.
Gairah rancang mode di hati perlahan ia titi. Merangkak dari nol, ia menyelia senggang dengan kursus jahit. Setahun kuliah, bak disambar petir, tetiba ia harus dengar kabar pahit. Sang ayah di-PHK minus pesangon, ekonomi keluarganya terancam pailit.
Sadar terjepit, dara Tangsel 18 tahun ini putar otak, ogah berlama terlilit sulit. Hati menjerit, doa melangit buah ikhtiar, pintu rezeki makhluk Allah ini pun berderit.
Runut dikisahkan kembali oleh wartawan Tempo Riri Rahayu pada 3 Oktober 2022, ide kreatif Nadine lahir membukit. “Dari uang saku tersisa Rp400 ribu, sebanyak Rp200 ribu Nadine gunakan untuk belanja “awul-awul”, baju bekas layak pakai dari luar negeri di berbagai lokasi di Yogya,” tulis Riri mengisahkan, dikutip.
Sesampainya di indekos, baju bekas itu ia cuci air hangat, direndam dengan pewangi, dijemur kering disetrika, dan ia berswafoto kenakan baju bekas itu. Ia mengunggahnya di media sosial Facebook dan Blackberry Messenger (BBM). Pembeli berdatangan. Plus endorse gratis mulut ke mulut.
Berangkat dari “gudang” pengalaman sejak hari pertama merintis bisnisnyi 2011 silam: berjualan baju bekas alias preloved hasil hunting di pasar thrifting sekitaran Yogya, dengan cara digambar, difoto ulang untuk bahan promosi, dikemas rapi, dipasarkan secara daring dan terfokus melalui media sosial, kala itu ngetop online shop (olshop).
Menggembirakannya, konsumen Nadine menyambut hangat ide kreatif sang kreatif. Laris manis tanjung kimpul, berbekal hasil penjualan olshop, dukungan pelanggan, dan atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dengan didorong keinginan kuat yang luhur, naluri dan indera bisnis Nadine mendorong ia bergegas naik tapak, mendirikan merek dagang sendiri, Wearing KLAMBY, 2013.
Skripsi kelar lulus kuliah 2014, Nadine fokus. Bersistem prapesan (pre-order), 2-4 pekan ia habiskan untuk memproduksi pesanan. Pun terbantu terapan DP separuh harga.
2015, prapesan ia ganti ready stock order. Omsetnyi pun kian moncer.
Sesuai passion, konsentrasi ia pada fesyen modest kualitas tinggi desain mewah (high quality and luxury design), premium harga terjangkau (premium with affordable price), produk khas yang terinspirasi budaya dan warisan Indonesia (signature products inspired by Indonesian cultures and heritages), tiga Brand Key Messages Wearing KLAMBY.
Sesuai passion pula, ia tak ragu membesut tagline filosofis Wearing KLAMBY, Modesty Reimagined, makna sederhananya, fesyen modest diterjemahkan holistik, tak cuma terkait busana muslim saja.
Diketahui, modest fashion sejatinya digerakkan oleh perempuan untuk perempuan. Perempuan mendefinisikan kembali apa arti cantik bagi mereka.
Disitat dari Harpers Bazaar Indonesia, lewat tagline Modesty Reimagined, Nadine punya impian untuk melepaskan modest wear dari konotasi yang kaku dan terbatas.
Atmosfer fesyen modest wear yang telah terbentuk lama, puritannya, kala itu acap dipandang sebatas busana rumahan belaka. Nadine tergerak ubah persepsi ini.
Itu kenapa Wearing KLAMBY ia suguhkan berupa rangkaian busana siluet santun berdefinisi universal yang dapat diterapkan para wanita, tak terbatas yang muslim atau berkerudung. Rangkaian siluet rileks tampil dalam format modern lewat potongan unik, implementasi corak, dan ragam warna.
Wearing KLAMBY juga sedia rangkaian sepatu, tas dan aksesori penunjang penampilan modis yang tetap santun. “Sekarang,” ujar Nadine kepada Hans Hambali dari Harper’s Bazaar Indonesia pada 17 September 2022, “modest wear sudah menjadi aliran lifestyle.”
Sadar peluang, antusiasme publik terhadap modest wear yang kian bergelora Nadine ambil-jadikan kesempatan menampilkan kekayaan budaya Indonesia lewat wadah tekstil. Sebagai misal, di tiap lansiran koleksi terbaru Wearing KLAMBY, ia usung macam-macam wastra unik khas Nusantara, ragam visual flora dari pelbagai pelosok Indonesia.
Secara linimasa, keterpilihan Wearing KLAMBY sebagai brand modest wear pertama Indonesia yang menampilkan koleksinya, saat itu koleksi khusus bertajuk The Tudor Rose terinspirasi wastra tenun bulu sutra Garut yang Nadine sebut punya keunikan tersendiri, di London Fashion Week 2022, jadi saksi tegap titian karir Nadine dan Wearing KLAMBY merintis lanskap fesyen skala dunia.
Pengingat, kala itu Nadine memboyong tiga selebritas beda latar: Raisa Andriana, Tantri Namirah, Patricia Gouw, sebagai KLAMBY muses, upayanyi perluas visibilitas modest wear sekaligus usung konsep diversitas di ranah santun. Terbang ke London.
Laiknya kisah sukses karir bisnis banyak pewirausaha luar sana, Nadine kurang lebih senada. Misal, ilustrasi tapak kedua leliku bisnisnyi kurun 2013, saat ia dan KLAMBY masih mengandalkan keuntungan penjualan sebagai basis kapital inti operasional usaha.
Kompas.id epik mengisahkan titik mula atau rallying point perkembangan bisnis Wearing KLAMBY, bersua momentum kala menerima pesanan dari pelanggan internasional asal dua negeri jiran, Malaysia dan Singapura.
Allah tidak tidur. Dari keuntungan pesanan itu, Nadine lalu memberanikan diri, tergerak lakukan kapitalisasi pengembangan skala bisnis Wearing KLAMBY lebih besar lagi.
Dengan tetap menjaga tapak dini olshop dan sistem prapesan rintisan tetap kokoh, Wearing KLAMBY mulai menggenjot volume produksi untuk menjawab penaikan trafik dan ledakan pesanan pelanggan.
Urung diketahui persisnya Nadine pertama kali meluncurkan situs Klamby.id sebagai platform digital e-dagang jenama bisnisnyi. Namun sebagaimana diceritakan Digital Marketing Manager Wearing KLAMBY Adwin Rahmanto, 27 Oktober 2022 lalu, diketahui pada tapak ini pun, Wearing KLAMBY justru semakin diserbu pelanggan.
Situs klamby.id, kanal andalan pemasaran produk bermetode pembayaran transfer bank manual di tahap awal, perlahan dipaksa oleh bombardir pesanan untuk segera meluaskan kanal pembayaran.
Alhasil, kesegeraan transformasi metode transaksi pembayaran sejalan berlipat gandanya penaikan pesanan –buah dari kreativitas strategi pemasaran produk, mulai dapat teratasi kerepotannya saat manajemen (usai empat kali jalin kerja sama kemitraan pemangku layanan pembayaran digital dan baru tertangani paripurna kali kelima) bermitra dengan Midtrans, guna mempermudah transaksi pembayaran pembelian produk Wearing KLAMBY.
(sebagai disclaimer, sama sekali bukan pesan sponsor) Penelusuran, Midtrans ini penyedia layanan gerbang pembayaran (payment gateway) dari GoTo Financial, yang secara portofolio punya 25 layanan metode pembayaran dari GoPay, transfer bank, kartu debit/kredit, hingga e-wallet.
Pernah menjual 10 ribu produk dalam 30 menit, pernah 25 ribuan pelanggan tempo bersamaan mengakses situs KLAMBY, di antara latar Wearing KLAMBY kemudian memutuskan keterpilihan Midtrans dengan segenap keunggulan layanannya, untuk memproses dan memverifikasi transaksi pembayaran pelanggan secara otomatis.
”Kami sempat empat kali pindah platform e-commerce berbasis situs web untuk mengakomodasi tingkat trafik yang tinggi dan jumlah pesanan yang masuk. Selama itu Midtrans tetap jadi payment gateway kami, karena proses integrasinya mudah, lancar,” ulas dia, mengaku usai hand over proses transaksi dengan sistem usungan Midtrans, Wearing KLAMBY makin fokus kembangkan inovasi produk dan efisiensi pengelolaan transaksi, menjaga kepuasan pelanggan bertransaksi online, dan lega.
Balik sejenak ke momen pembukaan gerai luring pertama di Plaza Indonesia, kala itu Wearing KLAMBY Store mengusung konsep The New Luxury yang menawarkan luxury experience bagi pengunjung, mulai dari koleksi eksklusif Wearing KLAMBY Prive: diproduksi terbatas (limited edition), tidak restock, cuma tersedia di gerai itu, hingga luxury ambiance lazimnya gerai jenama fesyen dunia.
Kerennya lagi, di gerai ini Wearing KLAMBY juga menawarkan pengalaman pelanggan, kenakan langsung koleksi usai dibeli.
“Kami punya layanan Sterilizer, dimana produk yang telah dibeli akan dimasukkan dalam boks sterilisasi, sehingga produk bisa langsung dipakai saat itu juga,” ujar Nadine, pada soft opening H-1, di Plaza Indonesia, 27 September 2021.
Founder, desainer, merangkap Direktur Kreatif Wearing KLAMBY yang terus setia menghadirkan koleksi baju signature tema Indonesia ini menguak latar ide dibukanya gerai fisik pertama Wearing KLAMBY.
“Banyaknya permintaan pelanggan untuk membuka offline store. Bahkan komunitas Wearing KLAMBY terus bertambah setiap harinya. Mayoritas mereka minta kami buka offline store,” kuak Nadine, menyebut ide awal dibukanya, dari makin banyaknya followers Instagram @wearingklamby yang saat itu menembus 2,2 juta.
Co-founder Wearing KLAMBY, Muhammad Ridho Jufri, yang juga suami Nadine Gaus mengimbukan, selain itu Wearing KLAMBY Plaza Indonesia juga menerapkan konsep Affordable Luxury. Yakni, meski dihadirkan di pusat belanja premium macam Plaza Indonesia, harga koleksi Wearing KLAMBY tetap terjangkau, dengan kisaran banderol mulai Rp200 ribu hingga Rp3 juta.
Nadine, yang disebut oleh Tempo sebagai ‘pebisnis muda inspiratif’, contoh pebisnis muda yang jatuh-bangun mengembangkan usaha hingga sukses melalui masa krisis ini, melugaskan kehadiran gerai fisik pertama Wearing KLAMBY juga jadi upaya pihaknya mengubah persepsi, Wearing KLAMBY bukan cuma produk di online store semata, tapi sekaligus merupakan jenama lokal yang bisa bersaing dengan jenama fesyen global.
Ridho menimpali, hadirnya Wearing KLAMBY Store di Plaza Indonesia juga demi memberi kebanggaan bagi pelanggan jenama fesyen lokal. Wearing KLAMBY menarget membuka gerai di mal premium lainnya. Kini, tercapai.
Sadar gelombang, sadar cenayang situasi kahar pandemi COVID-19 gelombang kedua varian Delta masih gentayang membayang saat itu, selama pandemi: masa sulit mana, Wearing KLAMBY melingkupi keseluruhan operasional bisnisnya, jua dengan balutan kepatuhan disiplin dan ketat berdisiplin terhadap protokol kesehatan pemerintah, omset Wearing KLAMBY, tetap bertumbuh.
Mencuplik satu potret masa pandemi ini, tepatnya potret kesertaan kepedulian sosial yang memperkasa seantero negeri, seperti disarikan dari Marketing Director Wearing KLAMBY, Rizki Dwi Kusumo, dikutip, turut membuat gerakan sosial mendukung para tenaga kesehatan (nakes), garda terdepan penanganan medis bencana non alam itu, secara mental mau pun emosional, dengan membagikan 1.000 koleksi scarf terbaru Wearing KLAMBY luncuran 9 Agustus 2021 kepada nakes se-Indonesia terbanyak di Jabodetabek, apresiasi dan dukungan.
“Ini jadi priveliges bagi nakes,” kata Deka, sapaan Rizki Dwi Kusumo meneguhkan lantaran, aksi simpatik pembagian koleksi scarf terbaru Wearing KLAMBY saat itu digelar sebelum resmi diluncurkan.
‘Kurang Ajar’nya Plagiator Desain KLAMBY
Mengingat, koleksi Wearing KLAMBY yang serba limited edition, berbahan nyaman, motif out of the box, unik karkhas wastra, dan eksklusif nun affordable, sebab itu selalu ludes tak lama usai dan tak jarang dalam hitungan menit usai diluncurkan.
Lantaran itu, selain mengundang histeria pelanggan, tak ayal turut mengundang pula pihak tak bertanggung jawab yang ingin mengambil keuntungan lebih nun sayang dengan secara salah, culas bin curang, dengan menduplikasi motif rilisan Wearing KLAMBY. Alias, plagiator!
Bagian suka duka, dua tahun lalu, Nadine dan Ridho pada jumpa pers KLAMBY Annual Digital Show 5 Februari 2021 mengungkap pihaknya juga sempat turut jadi korban praktik sontek itu, ikut geram menemukenali peredaran produk koleksi Wearing KLAMBY versi KW yang dijual bebas dengan motif hampir sama dan harga jauh lebih murah.
Enggan larut emosi jiwa berkepanjangan, mereka merespons dengan mempertebal pengamanan fisik otentik dan pengamanan digital produk koleksi Wearing KLAMBY.
Wearing KLAMBY, yang selain merilis koleksi busana muslimah menampilkan keindahan Sulawesi saat Annual Digital Show 2021 itu, merilis motif rempah dan peta Indonesia, menyusul berjeda, koleksi busana luxury tema Pulau Selayar Sulawesi Agustus 2022, dan tema inspirasi tenun Sumatera busana Idul Fitri tahun ini Februari 2023 lalu, tak hilang akal.
Ridho, dikutip keterangannya 5 Februari 2021 itu, bilang jika sebelumnya, koleksi terbaru Wearing KLAMBY memang digarap bekerja sama dengan pihak pabrik.
Sehingga duga dia, file asli desain produk bisa saja bocor dan rentan disalahgunakan. Entah benar entah betul, sejak pihaknya mengerjakan sendiri penggarapan produksi tanpa bekerja sama dengan pihak pabrik, atau inhouse, kecurangan tadi melenyap.
“Berkaca dari tahun lalu (2020, red) kita gak bisa pungkiri banyak KW beredar. Karena beberapa koleksi kami lempar, dikerjakan ke pabrik, kami diskusiin sama mereka. Sejak inhouse tahun ini, Alhamdulillah filenya lebih aman. Koleksi dari bulan Desember (2020) sampai hari ini KW-nya belum ada,” Ridho, masih geram saat itu.
Jurnalis Wolipop, bagian dari Detik, Gresnia Arela Febriani, pada Sabtu 6 Maret 2021
mereportase, Ridho menguak sebelumnya usai Wearing KLAMBY rilis keluaran teranyar, sekira 3-4 pekan berselang, versi KW-nya telah beredar luas di pasaran!
“Sekarang sudah nggak ada. Kalau ada KW-nya yang keluar itu terlihat sekali. Kalau dulu similarity-nya cukup tinggi. Kalau sekarang berusaha jiplak, digambar ulang jadi cukup terlihat kalau ini KW-nya KLAMBY,” lugas Ridho, menambahkan selain itu, 2021 lalu itu Wearing KLAMBY menambah plat logo di bagian ujung koleksinya, agar sulit ditiru.
“Ditambah plat gold yang jadi pembeda. Plat gold itu bahan sendok mengkilapnya akan tahan lama, takkan luntur. Mempersulit orang menduplikasi logo karena belinya harus partai banyak. Teman-teman yang beli produk KLAMBY takkan kecewa dengan beredarnya duplikat itu,” dia meyakinkan.
Nadine Gaus kini miliarder. Ini buah dari ia yang tahan bolak balik Tangsel-Yogya kala masih mahasiswi Akuntansi demi Wearing KLAMBY, sesuatu yang ia yakini.
Nadine kini inspirasi banyak orang alih-alih kaum Hawa. Capaian kisah sukses berbasis kecintaan ide dan praktik baik berbisnis yang adaptif ikuti gerak roda zaman, buat ia dan Wearing KLAMBY teguh.
Seperti jatuh bangun, jatuh lagi bangun lagi, bangkit berjuang menangis dan menang ala pebisnis pejuang lainnya. Nadine pun yang tengah dua bulan uber garap skripsi di 2014 pernah juga melego Suzuki Splash sekennyi bela-belain demi gaji 10 karyawan tetap terbayarkan. Nadine, sang peneduh. Peluh.
Tahun ini, tahun ia genap kepala tiga, luar biasanya, targetnya untuk dapat memenuhi permintaan pelanggan agar ada gerai luring Wearing KLAMBY di kota mereka, target mulus. Satu dua kendala tak jadi soal berat lagi untuknyi, bergegas ia tuntaskan, tanpa keluh, tanpa mengaduh.
Gerai ke-25, Wearing KLAMBY Store Lampung, Jl Kartini 6, Bandarlampung, per Sabtu 27 Mei 2023 dan seterusnya buka tiap hari 9 pagi hingga 8 malam. Sebelum kesana ada baiknya panteng Instagram @wearingklamby.lampung, atau sekalian Instagram @wearingklamby, @nadinegaus.
Dan setiba di sana, disambut si empunya gerai Vebby Dwi Amanda, puas manjakan mata lalap suasana dan segala pesona koleksi Wearing KLAMBY, tersenyumlah.
Kecintaan Nadine, selain kepada orang tua, Ridho Jufri sang misua, kepada keluarga, karyawan, kolega bisnis dan mitra kerja, adalah juga kepada tiap helai, setiap piece produk koleksi Wearing KLAMBY. Buah manis perjuangan per 12 tahun silam.
Allah tidak tidur. Nadine patut jadi potret pentingnya bersyukur dan memaknainya sekaligus, sembari tafakur. Dan Allah Maha Adil. Pencapaian Nadine, Wearing KLAMBY di titik ini, agaknya setimpal dengan torehan keringat terkucur.
Di sana, Wearing KLAMBY Store Lampung, sepamitnya berbelanja koleksi busana pria wanita favorit anda, di teras gerai hendak pulang, sekali lagi tersenyumlah. Tak rugi bila anda bisikkan: semangat, Nadine!
Bagaimana pembaca, akur? (red/Muzzamil)
338 kali dilihat