Lampung Tengah, lampungvisual.com-
Program one zone one product yang digulirkan Bupati Lampung Tengah DR. Ir. Mustafa terbukti memotivasi para petani untuk mengembangkan banyak varietas tanaman.
Tak hanya terpaku menanam singkong, jagung dan ubi kayu, petani Lampung Tengah kini mulai melirik komoditas tanaman lainnya untuk dikembangkan, seperti bawang merah, jengkol, pisang rajabulu, kencur, cabai, dan komoditas lainnya.
Di Kampung Astomulyo Kecamatan Punggur, petani fokus menanam nanas batu. Selain mudah, nilai jual nanas batu dengan varietas queen ini juga sangat menjanjikan. Di atas lahan seluas 1 hektare, para petani di kampung ini bisa meraup pendapatan hingga Rp 60 juta selama tiga kali panen.
Tingginya potensi budidaya nanas batu, Bupati Mustafa mencanangkan kecamatan Punggur sebagai sentra penghasil nanas batu. Ia meminta agar petani-petani di kecamatan lain tidak menanam nanas batu. Hal ini sesuai dengan konsep one zone one product.
Menurutnya masing-masing daerah harus punya komoditas unggulan yang berbeda-beda untuk dikembangkan. Dengan itu, tidak ada lonjakan produksi, sehingga stabilitas harga pertanian dapat lebih terjaga.
“Seputih Agung dikenal dengan komoditas kencurnya. Gunung Batin dengan pisang rajabulu, Kotagajah dikenal dengan bawang merah. Kalau bicara nanas, orang taunya Punggur. Saya minta kecamatan lain tidak ikut-ikutan menanam nanas, sehingga harga nanas di Punggur bisa tetap stabil,” ucap Mustafa saat panen raya nanas di Kampung Astomulyo, Kamis, 19/10/2017.
Guna memaksimalkan potensi nanas batu, Mustafa menegaskan, Pemkab Lampung Tengah siap mendukung petani-petani nanas di Punggur. Pemkab akan melakukan pengembangan dalam hal pemasaran. “Dengan progres yang pertama ini, kita akan kembangkan dan perkenalkan nanas ini keluar daerah,”ujarnya.
Sementara Plt Kepala Dinas Pertanian Rusmadi menambahkan, budidaya nanas batu dikembangkan sendiri oleh petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani. Terkait pemasaran, kata dia, lebih banyak dipasarkan di luar Lampung. “Ini murni dikelola oleh Gapoktan, untuk pemasarannya, dijual keluar Lampung,” ungkapnya.
Menurut Ketua Paguyuban Gapoktan Kecamatan Punggur Paryono mengatakan, buah nanas di Kecamatan Punggur menjadi penyangga buah segar Sembilan kota besar di Indonesia. “Kita harus bangga, karna Punggur ini menjadi penyangga buah segar di Indonesia,” ucapnya.
Paryono mengatakan, saat ini luas lahan buah nanas di Punggur mencapai 390 hektare. Nanas-nanas ini lanjutnya dipasarkan di Jakarta. Dalam pendistribusiannya, petani bisa smengirim sebanyak 15 ribu buah nanas setiap hari.
Ia menjelaskan, satu hektar bisa menghasilakan keuntungan sebesar Rp 50-60 juta. Untuk satu hektar di tanam sebanyak 40 ribu batang nanas. “Dalam sekali tanam, petani bisa memanen sebanyak tiga kali panen selama tiga tahun,” ujarnya.
Laporan: Iswan