Lampung Utara, Lampungvisual.com-
Menjelang bulan Suci Ramadhan di Kabupaten Lampung Utara jeruk asal medan, Sumatera Utara langka dipasaran, kalau pun ada harganya selangit. Hal itu dikeluhkan para pedagang buah yang berada di pasar Buah samping Ramayan Kotabumi, Rabu (25/4/2018).
“Kalau akhir-akhir ini memang di tempat kita masih sulit mendapatkannya. Padahal masyarakat menyukainya, dan dipasaran selalu habis dibeli, “kata Hari, salah seorang pedagang setempat.
Menurut Hari, kelangkaan terjadi disebabkan di daerah penghasil buah yang telah menjadi primadona itu belum memasuki puncak musimnya, seperti di daerah penghasilnya, Jambi. Sehingga kalau pun ada jumlahnya tidak banyak, sementara dalam perjalanan telah penuh dengan pesanan.
“Dari Jambi kesini saja, sudah melewati beberapa provinsi. Belum lagi pedagang buahnya, mereka mengambil juga dengan pemasok itu. Jadi sampai disini sedikit, bahkan tidak kebagian kita, “terangnya.
Senada dikatakan oleh pedagang lainnya, Bambang. Menurutnya, pasokan buah itu sangat terbatas di kabupaten tertua di Lampung itu. Sehingga perlu untuk disikapi daerah, khususnya pemerintah.
Dari beberapa kios disana tidak didapati para pedagang itu menjual jeruk medan. Tapi untuk buah-buahan yang lainnya masih cukup banyak.
“Kalau jeruk medan lagi kosong. Kita kan mendapat pasokan dari Jambi. Tapi akhir-akhir ini jeruk medan susah untuk kita dapatkan. Padahal minat pembeli nya banyak dibandingkan dengan buah-buahan yang lain,” kata Hari (30) Rabu (25/4/2018)
Menurutnya, kelangkaan jeruk medan itu terjadi karena belum masuk musim panen. Sehingga dimasa itu terkadang pedagang disini kesulitan untuk mendapatkan pasokan.
“Kalau saja disini ada yang mengembangkan tanaman unggulan ini, mungkin kami dapat terbantu. Apalagi nilai ekonomi tinggi. Dan untuk jeruk lokal, sekarang banyak bahkan berlebih karena memasuki musim panen, “terangnya.
Pemantauan dilapangan, harga jeruk Medan saat persediaan cukup mencapai Rp 35.000/kg, namun saat ini para pedagang tidak dapat memprediksi karena langka. Sementara lainnya masih stabil, seperti buah naga Rp 18.000/kg, melon hijau Rp 15.000/kg, apel merah Rp 35.000/kg. Bahkan untuk jeruk lokal harganya tidak sampai Rp 15.000/2kg, padahal saat kurang buahnya mencapai Rp 15.000/kg.
“Kalau kami masyarakat maunya sih ada buah unggulan dari tempat kita. Sebab, saat ini potensi buah-buahan masih belum di garap secara optimal, ” kata salah seorang pembeli disana ramsah.
(Andrian folta)
2,451 kali dilihat