BANDAR LAMPUNG, (LV)-
Pemerintah Provinsi Lampung mendukung konsep masjid sebagai pusat pemberdayaan umat untuk memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat.
Hal itu disampaikan Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung M. Firsada saat menerima kunjungan pengurus Yayasan Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) di Ruang Rapat Sakai Sambayan, Kompleks Kantor Gubernur, Bandarlampung, Jumat (13/6/2025).
Dalam kesempatan tersebut, pengurus MRBJ memaparkan model pengelolaan masjid modern yang telah diterapkan di Masjid Raya Bintaro Jaya, termasuk berbagai program pemberdayaan umat berbasis sosial dan ekonomi.
Program-program tersebut meliputi penyaluran zakat, layanan kesehatan, pinjaman bergulir tanpa bunga bagi pelaku UMKM, pelatihan keterampilan, serta pengelolaan unit usaha produktif berbasis masjid.
Model ini tidak hanya berfokus pada pemberian bantuan, tetapi juga diarahkan untuk membangun kemandirian ekonomi berbasis komunitas.
Firsada menyambut positif gagasan tersebut dan menilai bahwa konsep masjid sebagai pusat pemberdayaan umat sangat relevan dengan arah kebijakan Pemprov Lampung dalam memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi masyarakat.
Ia menyampaikan bahwa masjid memiliki peran strategis yang tidak hanya terbatas sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat aktivitas sosial dan ekonomi umat.
Firsada mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung sangat terbuka untuk menjalin kolaborasi serta mendukung replikasi model serupa di masjid-masjid utama di wilayah Provinsi Lampung.
Ia juga menyatakan bahwa pemerintah akan mendorong koordinasi lebih lanjut melalui organisasi perangkat daerah terkait untuk menjajaki peluang kerja sama, khususnya dalam penguatan kelembagaan zakat, infak, sedekah dan wakaf (Ziswaf), pelatihan manajemen masjid, serta pengembangan unit usaha berbasis komunitas.
Melalui inisiatif ini, Pemerintah Provinsi Lampung menegaskan komitmennya untuk mengakselerasi peran masjid tidak hanya sebagai pusat ibadah, tetapi juga sebagai motor penggerak pemberdayaan umat demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Pengurus Yayasan Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) memaparkan bahwa MRBJ juha memiliki program Qardh al-Hasan atau pinjaman tanpa bunga yang telah berjalan selama lima tahun, dimana berhasil membina 1.700 kepala keluarga (KK) mustahik dengan total dana bergulir hampir Rp7,5 miliar.
Program pinjaman tanpa bunga ini awalnya hanya menjangkau 18 KK. Namun berkat konsistensi dan sistem pengelolaan berbasis data, jumlah penerima manfaat terus bertambah.
Pinjaman yang diberikan berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp3 juta per pelaku usaha kecil, dengan tingkat pengembalian yang nyaris sempurna.
Para mustahik yang diberdayakan tersebar di 43 RT di tiga kecamatan, terutama di wilayah kantong kemiskinan yang berada di belakang kawasan perumahan menengah atas.
Jika satu KK terdiri dari lima orang, diperkirakan lebih dari 8.000 jiwa telah terbantu secara ekonomi dan terbebas dari jeratan pinjaman online (pinjol).
Setiap pekan, para penerima pinjaman membayar angsuran secara disiplin. Bahkan, mereka turut berkontribusi untuk operasional masjid melalui infak sukarela yang terkumpul hingga Rp250 juta dalam lima tahun terakhir.
Selain pemberdayaan ekonomi, pengurus yayasan menyampaikan bahwa MRBJ juga membentuk Badan Usaha Milik Masjid (BUMM) yang sepenuhnya dikelola untuk mendukung kegiatan masjid.
Hal ini membuat masjid tidak lagi bergantung pada kotak amal dimana ekosistem yang dibangun mencakup berbagai unit usaha, mulai dari UMKM binaan hingga kerja sama dengan pondok pesantren.
Menurut pihak pengurus, semua inisiatif ini bukan sekadar konsep, tetapi program nyata yang bersifat otonom dan berkelanjutan. MRBJ kini menjadi contoh masjid yang mampu mandiri secara ekonomi sekaligus menjadi pusat pemberdayaan umat.(Adpim)