Pesona Taman Budaya Gunung Sugih Lampung Tengah

(Photo: doc-Linda Septiana)
JAWA TENGAH

Lampung Tengah, lampungvisual.com
Gunung Sugih adalah sebuah pusat pemerintahan kabupaten Lampung tengah, yang memiliki taman budaya dengan lokasi yang sangat strategis yakni hanya berjarak 0,5 Km dari Ibukota kabupaten, dan berjarak 61 Km dari Ibukota provinsi. Lokasinya juga berada tepat di samping jalur Lintas Sumatera yang membuatnya jadi daya tarik pengguna jalan.

Khususnya bagi mereka yang baru pertama kalinya melintasi jalan Lintas Sumatera tentu jangan sampai lewatkan momen ini sebagai tanda pernah berkunjung ke Lampung Tengah.

Tujuan awal pembangunan taman budaya ini adalah untuk mempercantik Ibukota Lampung tengah, juga lokasinya yang berdekatan dengan pusat pemerintahan kabupaten Lampung tengah. Namun, karena berada di lokasi yang terbuka taman budaya ini menjadi sasaran para wisatawan untuk tujuan rekreasi, membuat vlog dan lain sebagainya.

Baca Juga:  Kapten Inf Sunardi : Maskerku Menyelamatkanmu Dan Maskermu Menyelamatkanku

Taman Budaya ini memiliki sebuah patung yang sangat menonjol dan menunjukan identitas kota sebagai daerah Lampung, yaitu tugu Kopiah Emas. Kopiah Emas sendiri merupakan penutup kepala bagi adat Lampung laki-laki.

Tugu kopiah emas ini sendiri memiliki tinggi 11 meter dengan diameter lingkarannya 3 meter.
Tugu kopiah emas ini di bangun di pinggir jalan lintas Sumatera berdampingan dengan tugu pengantin, yang menampilkan sepasang pengantin yang berdampingan dalam balutan pakaian adat Lampung. Yang menjadikan ciri khas adat lampung.

Baca Juga:  Berbagai Kegiatan Sosial Terus Dilakukan Satgas TMMD Jelang Berakhirnya TMMD

Monumen ini begitu mencolok di kota pusat pemerintahan kabupaten Lampung Tengah. Terlebih lagi dengan adanya rumah-rumah adat dan beberapa tugu lainnya seperti tugu pepadun, dan tugu canang.

Tugu pepadun sendiri lokasinya tak begitu jauh dari tugu pengantin dan tugu kopiah emas. Tugu pepadun terletak di pertengahan jalan. Tugu pepadun merupakan monumen berbentuk sepasang tangan penari berlapis perunggu, menopang singgasana pepadun yang di atasnya dilindungi tiga lapis payung dengan tifa warna berbeda. Putih (atas), kuning (tengah), merah (bawah). Yang dalam masyarakat pepadun dikatakan payung agung, yang tiga warna tersebut menggambarkan kedudukan raja pada adat pepadun.

Baca Juga:  Sering kali curi uang Korban, Pelaku Diringkus Unit Reskrim Polsek Abung Selatan

Penulis : Linda Septiana

 2,764 kali dilihat