Platform Perawatan Komponen Pembangkit Listrik Karya Mahasiswa ITS

NASIONAL

Surabaya, lampungvisual.com-
Keberadaan pembangkit listrik (Power Plant) dalam suatu industri seringkali mengalami downtime akibat kerusakan komponen yang sulit diprediksi. Kerusakan ini menyebabkan alur produksi terhenti, yang berdampak menjadi kerugian bagi perusahaan maupun pelanggan. Menghadapi tantangan tersebut, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang platform bertajuk Integrasi Sistem Penentu Jadwal Komponen-Komponen pada Power Plant berbasis Internet of Thing (SIPEKO).
Adalah Ahmad Haniful Auli dan Ni Putu Indira Melila, dua mahasiswa asal Departemen Teknik Mesin ITS yang merancang inovasi digitalisasi industri tersebut. Platform digital yang mereka ciptakan ditujukan untuk memberi rekomendasi jadwal pemeliharaan serta perawatan suatu komponen dari pembangkit listrik secara otomatis dan realtime. “Banyak perusahaan pembangkit listrik di Indonesia yang masih menggunakan metode manual dalam menjadwalkan perawatan komponen-komponennya,” tutur pria yang akrab disapa Auli itu.
Auli melanjutkan, kerugian perusahaan dapat terjadi akibat kurangnya akurasi dalam menjadwalkan perawatan dan pemeliharaan komponen. “Dengan adanya SIPEKO ini, proses pemeliharaan dan perawatan komponen dapat dilakukan lebih cepat dan efisien karena berbasis digital,” ungkapnya.
SIPEKO sendiri bekerja berdasarkan input data berupa jumlah, waktu, dan jenis perbaikan yang pernah dilakukan pada suatu komponen sejak pertama kali dioperasikan. Adapun input data tersebut diklasifikasikan dalam corrective maintenance, routine maintenance, dan periodic maintenance. “Corrective artinya perawatan setelah kerusakan, routine artinya pemeliharan rutin, adapun periodic artinya perawatan berkala,” jelas mahasiswa asal Ponorogo ini.
Aulia menambahkan, input data yang diterima selanjutnya akan diolah oleh server menggunakan Weibull Distribution dan Least Square Regression untuk menghasilkan kondisi terkini dari suatu komponen. “Terdapat lima kategori untuk memetakan kondisi terkini komponen, diantaranya adalah utama, prima, aman, pengecekan, dan penggantian,” tuturnya.
Setelah mengetahui kondisi terkininya, platform ini dapat secara otomatis menjadwalkan waktu perbaikan selanjutnya untuk komponen tersebut. Dengan cara ini, suatu komponen dapat diperbaiki sedekat mungkin sebelum kerusakan yang diprediksi akan terjadi, sehingga efektif untuk menekan potensi downtime mesin.
Disamping itu, platform ini juga memungkinkan transparansi akses data antara operator dengan perusahaan. “Dengan adanya transparansi data, keamanan sistem lebih mudah dikontrol sehingga mampu mengurangi kemungkinan human error,” tuturnya.
Mahasiswa angkatan 2016 ini mengaku, Platform yang dirancangnya ini telah berhasil memenangkan juara kedua pada kompetisi bertajuk Rekinnovation 2018 for Campus yang diselenggarakan oleh PT Rekayasa Industri di Jakarta pada 19 Desember 2018. Meski demikian, Ia merasa platform rancangan timnya ini masih membutuhkan pengembangan fitur dan proses pengolahan data agar dapat meningkatkan akurasi output.
Terlepas dari pengembangan fitur tersebut, Ia dan tim optimis bahwa platform ini nantinya dapat diterapkan pada seluruh pembangkit listrik di Indonesia. “Karena setiap pembangkit listrik pasti membutuhkan sistem manajemen dan pemeliharaan komponen-komponennya, meskipun kondisi dan spesifikasinya dipastikan beragam,” pungkasnya. (Christian Saputro)
Sumber : SP
Editor    : GS

 679 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.