SMSI Lampung Peroleh Piagam dari Ketua Dewan Pers

BANDAR LAMPUNGNASIONAL

SERPONG, lamoungvisual.com-

SMSI Lampung menerima piagam penghargaan atas aktivitasnya dalam menumbuhkembangkan kemerdekaan pers dan SMSI di daerah dalam acara pembukaan Rapimnas SMSI 2018 yang digelar di Hotel Horison Grand Serpong, Banten, Rabu (19/12).

Penghargaan diserahkan oleh Ketua Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo kepada Wakabid Organisasi Adolf Ayatullah Indrajaya yang mewakili Ketua SMSI Lampung Donny Irawan.

Dalam keterangannya, Ketua Umum SMSI Auri Jaya memuji provinsi-provinsi yang memperoleh penghargaan.

“SMSI sedang berupaya supaya awal tahun ini resmi menjadi konstituen Dewan Pers, Provinsi-provinsi yang mendapat penghargaan merupakan provinsi yang berperan aktif dalam program-program SMSI dan kemerdekaan pers secara umum,” papar Auri.

Baca Juga:  Dukung Ajang Muli Makhanai, Harmonis  Apresiasi Hotel Horison Lampung

Provinsi yang memperoleh penghargaan antara lain; Lampung, Bangka-Belitung, Bengkulu, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Tenggara.

Dalam sesi Pemandangan Umum ketua-ketua SMSI se-Indonesia, SMSI Lampung menyampaikan poin-poin yang mendukung proses verifikasi SMSI sebagai konstituen Dewan Pers yang mengharapkan proses Uji Kompetensi Wartawan terutama yang terkait untuk wartawan media daring bisa memperoleh porsi yang spesifik karena saat ini pada praktiknya, proses uji kompetensi masih kental nuansa berorientasi kepada wartawan media cetak.

Baca Juga:  TMMD Akan Segera Berakhir, Sejumlah Warga Yang Ditempati Pasukan Mulai "Resah 

“Padahal, ada hal-hal khusus dan memiliki perbedaan yang cukup mendasar terkait kompetensi wartawan di media cetak dan wartawan di media dalam jaringan,” ujar Adolf.

Dalam sambutannya, Ketua Dewan Pers Stanley menegaskan masa depan pers ada pada media daring.

“Saat ini, beberapa media cetak raksasa, jaringan televisi dan media-media besar di dunia maupun di Indonesia sudah mengalihkan fokusnya kepada media online. Ruang redaksi sudah bertransformasi dari ruang kerja yang monoton menjadi lebih milenials. Suasananya seperti kedai-kedai kopi waralaba internasional. Masa depan pers itu ada di media online,” tegas Stanley. (*/rilis)

 1,177 kali dilihat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.