Solidaritas Perempuan Sebay Lampung Gelar Training Pemetaan Risiko Bencana

Solidaritas Perempuan Sebay Lampung Gelar Training Pemetaan Risiko Bencana
BANDAR LAMPUNG

Bandar Lampung, (LV) –
Provinsi Lampung sebagai wilayah dengan kerentanan bencana geologi maupun bencana hidrometereologi yang tinggi, baik karena faktor alami, masifnya kerusakan ekologi, maupun perubahan iklim.

Tingginya potensi bencana perlu diimbangi dengan kesiapan masyarakat menghadapi bencana, dengan tujuan mengurangi jumlah korban jiwa maupun dampak lanjutan bencana.

Oleh karena itu, Solidaritas Perempuan Sebay Lampung menggelar Training Pemetaan Risiko Bencana dan Workshop Membangun Sistem Mitigasi dan Adaptasi Bencana Bagi Perempuan komunitas di Lampung pada 27 hingga 30 Januari 2022.

Ketua Badan Eksekutif Komunitas Sebay Lampung, Armayanti Sanusi, kamis (3 Februari 2022) mengatakan, kegiatan diikuti oleh 20 perempuan komunitas dari empat wilayah di Lampung, yakni Sidodadi, Padang Cermin, Cungkeng, dan Sukaraja serta difasilitasi oleh Mukri Friatna yang merupakan praktisi kebencanaan yang berpengalaman di bidangnya.

“Empat wilayah yang dipilih ini memiliki potensi bencana yang tinggi sebab letak geografisnya yang berada di antara laut dan daratan dengan kontur berbukit di sekitar Sesar Semangko, Gunung Krakatau, dan lempeng Megathrust.” Kata Arma.

Baca Juga:  Dandim 0410/ KBL Beri Penghargaan Lampung Visual

Selain itu Arma menambahkan, wilayah-wilayah ini juga mengalami banjir rob dengan frekuensi serta tingkat keparahan yang terus memburuk dari sebelumnya serta banjir bandang dan longsor akibat perubahan iklim.

“Melalui kegiatan ini diharapkan perempuan dapat memahami potensi bencana di wilayahnya dan mempelopori gerakan pengurangan resiko bencana di komunitasnya masing-masing. Di samping itu, perempuan sebagai kelompok rentan juga diharapkan dapat bertahan dalam situasi bencana dengan memahami penanganan bencana yang tepat sesuai kebutuhannya.” Imbuh Arma.

Lebih lanjut Arma mengatakan, ketidakseimbangan peran gender dalam keluarga dan masyarakat menjadikan pengetahuan perempuan terbatas untuk mengakses informasi terutama terkait bencana.

“Kondisi terbatasnya informasi bagi perempuan itulah, pada akhirnya memperburuk situasi bagi mereka saat terjadi bencana.” Ujar Arma.

Baca Juga:  Diguyur Hujan Tak Surutkan Semangat Yutuber

Pada penanganan bencana, Solidaritas Perempuan menemukan fakta, perempuan lebih rentan mengalami dampak khusus yang tidak dirasakan entitas masyarakat lainnya; seperti penyakit-penyakit yang menyerang organ reproduksi perempuan, kekerasan seksual, hingga kemiskinan yang menyebabkan perempuan terjebak dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), prostitusi, dsb.

“Oleh sebab itu, selain mendorong pemerintah untuk menyiapkan kebijakan dan sistem penanggulangan bencana yang memperhatikan kebutuhan khusus perempuan, Solidaritas Perempuan Sebay Lampung juga merasa penting untuk memperkuat kapasitas perempuan yang berangkat dari pengalaman dan pengetahuannya agar mampu secara mandiri melakukan mitigasi dan adaptasi sebagai upaya mengurangi dampak bencana.” Imbuh Arma.

Diketahui, dalam kegiatan yang dilaksanakan selama empat hari tersebut, diberikan materi tentang konsep dasar bencana, manajemen bencana, melakukan pemetaan ancaman bencana, hingga belajar mengolah data menjadi satu dokumen peta ancaman risiko bencana.

Baca Juga:  Danlanal Menjadi lnspektur Upacara Renungan Suci Dalam Rangka Peringatan HUT ke-77 RI

Selain itu para peserta juga diajak untuk menggali pengetahuan lokal sebagai upaya mitigasi bencana melalui simulasi lapangan serta strategi adaptasi bencana yang efektif.

“Solidaritas Perempuan Sebay Lampung juga berharap agar hal serupa dapat dilakukan secara lebih luas oleh pemerintah dengan melibatkan perempuan dan kelompok rentan lainnya agar terbangun masyarakat siaga bencana di provinsi Lampung.” Tutup Armayanti Sanusi. (Poy)

 684 kali dilihat